Jatuhnya Kabul Tidak Sama dengan Saigon

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Kenangan menyakitkan Amerika Serikat saat mereka kota Saigon jatuh dan kalah dari Vietnam pada perang yang terjadi di kawasan Asia Tenggara di tahun 70 an. Nah, kejadian yang sama terulang kembali saat Kabul, ibu kota Afghanistan harus jatuh ke tangan kelompok Taliban.

Saat Kabul jatuh 17 Agustus 2021 lalu, media sosial dibanjiri dengan foto-foto helikopter yang mengevakuasi orang-orang dari kedutaan Amerika di Kabul.

Mirip saat jatuhnya Saigon, Helikopter AS bolak balik mengangkut warga Amerika dari kantor Kedutaan Besarnya
Mirip saat jatuhnya Saigon, Helikopter AS bolak balik mengangkut warga Amerika dari kantor Kedutaan Besarnya

Foto ini mirip dengan peristiwa lainnya di masa silam.

"<yoastmark

Fotografer Hulbert van Es mengambil gambar yang sangat ikonik. Orang-orang berebut naik helikopter di atap gedung di Saigon, pada akhir Perang Vietnam.

Analis dan anggota parlemen AS – masing-masing dari Republik dan Demokrat – membandingkan runtuhnya Saigon dengan penguasaan Kabul oleh Taliban.

Keluar dari Saigon

Perang Vietnam merupakan konflik antara pemerintah komunis di Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Konflik berkepanjangan – berlangsung hampir 20 tahun – harus dibayar mahal oleh AS karena kalah.

Peristiwa runtuhnya Saigon pada 30 April 1975 menuju pada penguasaan ibu kota Vietnam Selatan oleh pasukan komunis Vietnam Utara. Mereka adalah Viet Cong. Perang ini terjadi akibat Perang Dingin AS dan Uni Sovyet. Vietnam Utara mendapat dukungan dari Uni Soviet serta sekutu komunis lainnya. Sementara Vietnam Selatan mendapat sokongan dari blok barat termasuk ratusan ribu tentata AS.

Pengambilan alih Saigon dalam waktu 2 tahun (1973-1975) oleh pasukan dari Utara dan Viet Cong berhasil. Kota ini kemudian menjadi Kota Ho Chi Minh (nama dari pemimpin komunis Vietnam Utara). Pada akhirnya, Perang Vietnam telah menjadi kebijakan yang semakin tidak populer di AS. Bukan hanya berbiaya miliaran dolar, tapi 58.000 nyawa pasukan AS dan Vietnam Utara tewas.

Runtuhnya Saigon merupakan pukulan bagi Amerika di panggung dunia. Dalam beberapa dekade sejak itu, istilah Sindrom Vietnam muncul – sebagai tanda protes pemilih di Amerika atas kebijakan pengerahan kekuatan militer di luar negeri.

Joe Bidden

Banyak anggota parlemen AS membandingkan insiden Saigon dan Kabul. ”Ini adalah Saigon-nya Joe Biden,” cuit Elise Stefanik, anggota DPR AS dari Partai Republik dalam akun twitternya. “Kegagalan di panggung internasional yang tak akan pernah terlupakan.”

Jenderal Mark Milley, Ketua Gabungan Kepala Staf militer AS, menolak perbandingan tersebut. ”Taliban bukanlah pasukan Vietnam Utara. Situasinya tidak seperti itu,” ujar Jenderal Mark Milley.

Runtuhnya Saigon terjadi dua tahun setelah pasukan AS hengkang dari Vietnam. Sementara itu, evakuasi AS dari Kabul terjadi di saat AS sudah bersiap untuk meninggalkan Afghanistan.

Peristiwa Saigon berdampak kepada kurang populernya Presiden AS saat itu Gerald Ford. Nah apakah Presiden AS Joe Bidden akan mengalami hal yang sama?

”Saya punya sedikit keraguan, bahwa ini akan berdampak terhadap Biden,” kata Christopher Phelps, seorang professor American Studies di University of Nottingham. “Selain masalah pandemi, keputusan Joe Bidden untuk fokus ke dalam negeri AS adalah langkah yang tepat,” katanya.

Reporter : Firda Padila

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini