Jalur Kereta Api Pertama Kali Dibangun untuk Angkut Hasil Tanam Paksa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nederlansch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) perusahaan swasta yang mendapatkan konsesi dari pemerintah kolonial Belanda untuk membangun dan menjadi operator jalur kereta api pertama di Hindia Belanda.

Pembangunan jalur kereta api ini karena mandat dari Raja Belanda saat itu Willem I. Tujuannya menunjang aktivitas ekonomi dan keperluan militer Belanda di Indonesia.

Ide pembangunan jalur kereta api di Jawa bermula dari kebutuhan transportasi pengangkut hasil bumi yang bisa cepat dan efisien. Pada 1830-an, saat Tanam Paksa di Pulau Jawa, perkebunan tanaman komoditas ekspor seperti tebu, kopi, nila, dan tembakau sedang tumbuh pesat. Dalam dua dasawarsa sejak kebijakan Gubernur Jenderal van den Bosch, telah terjadi peningkatan ekspor hasil bumi Pulau Jawa yang tajam. Belanda untung besar.

Pembangunan jalur kereta ini berjalan sesuai dengan rencana. Pada 17 Juni 1864 Gubernur Jenderal Baron Sloet van den Beele meresmikan pembangunan jalur kereta api yang dari Desa Kemijen, Semarang, dan akan sampai Yogyakarta. Tiga tahun kemudian, tepat pada 10 Agustus 1867 jalur kereta api mulai beroperasi.

Ada beberapa stasiun kereta yang dibangun.  Yang terbesar adalah Stasiun Semarang, dan Stasiun Tanggung, Grobogan Jawa Tengah. Jalur rel memiliki panjang 25 kilometer dan lebar 1.435 milimeter. Jalur kereta ini melewati dua stasiun pemberhentian, yaitu Stasiun Brumbung dan Stasiun Alastua.

"<yoastmark

Jadwal pemberangkatan pertama dari Stasiun Semarang saat itu pada pukul 7 pagi dan tiba di Stasiun Tanggung sejam kemudian. Lalu sore harinya, kereta berangkat pada pukul 4 sore dari Stasiun Tanggung dan tiba pada pukul 5 sore di Stasiun Semarang. Harga tiket kereta bervariasi, yaitu mulai dari 0,45 gulden, 1,5 gulden, hingga 3 gulden. Kereta juga mengangkut hewan ternak, hasil bumi, bahkan gerobak.

Pembangunan Jalur Kereta

Delapan tahun kemudian Pemerintah Hindia mengembangkan pembangunan jalur kereta api negara, Staatssporwegen (SS). Seperti dikutip situs resmi KAI rute pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang.

Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api di Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922). Di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya studi kemungkinan pemasangan jalan rel dan belum sampai tahap pembangunan. Sampai akhir 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.

Sejak 1876, Hindia Belanda membangun bermacam-macam jaringan kereta api, dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Tanjung Perak, Surabaya. Semarang memang strategis saat itu, tapi tidak memiliki pelabuhan untuk barang sehingga barang dikirim ke Jakarta atau Surabaya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini