ITB, Kampus Teknik yang Melahirkan Tokoh Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah kampus idaman seluruh mahasiswa di Indonesia. Selain brand ITB yang reputasinya mendunia, ITB juga menjadi jaminan masa depan.

Tak sedikit tokoh-tokoh nasional yang lahir dari kampus yang beralamat di Jl Ganesha Bandung ini. Kampusnya yang rimbun dan terkesan klasik menjadi ITB favorit dan idola pelajar yang baru lulus sekolah menengah.

Institute Teknologi Bandung (ITB) adalah sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia. Sekolah ini sudah ada sejak zaman Belanda. Tak heran ITB memiliki banyak sejarah.

Di kampus ini, Presiden Indonesia pertama, Soekarno, meraih gelar insinyur dalam bidang Teknik Sipil. Kampus tertua di Indonesia ini lahir pada 3 Juli 1920. Awalnya bernama Technische Hoogeschool te Bandoeng disingkat TH te Bandoeng, TH Bandung, atau THS.

Dulunya pendirian sekolah ini untuk mengatasi kekurangan tenaga teknis yang di Tanah Air. Sementara mendatangkan tenaga teknik dari luar negeri membutuhkan biaya yang mahal. THS memiliki tiga bagian (afdeeling) yaitu Sipil (1920), Kimia (1940), Mesin dan Listrik (1941).

Namun fakultas Kimia serta Mesin dan Listrik belum sempat meluluskan seorang insinyur sebelum tutup pada 1941. Sekolah ini vakum setelah Belanda hengkang dari Indoensia saat Jepang mendarat.

Pada masa penjajahan Jepang, upaya untuk membuka kembali perkuliahan TH Bandung mendapat penolakan. Namun kegiatan penelitian di laboratorium-laboratorium yang ada di kampus TH Bandung masih boleh berlangsung. Komunitas laboratorium tersebut namanya Institute of Tropical Scientific Research (Lembaga Penelitian Ilmiah Tropis). Banyak staf akademik TH Bandung aktif di lembaga ini.

Pada 1 April 1944, THS buka kembali oleh Pemerintah Militer Jepang dengan nama Bandung Kogyo Daigaku.

Bandoeng Koogyo Daigaku (BKD) membuka tiga fakultas yaitu Teknik Sipil (Dobubuka), Teknik Kimia (Oyakagabuka), Listrik dan Mesin (Denki dan Kikaika). Lama studi untuk menjadi insinyur (kogakusi) adalah tiga tahun, mengikuti kurikulum sesuai Tokyo Kogyo Daigaku (Tokyo Institute of Technology) pada masa itu.

Kemudian, setelah Indonesia merdeka, namanya berubah lagi menjadi Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung. Di tahun 1946, STT Bandung pindah ke Yogyakarta dan menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebagai gantinya berdirilah Universiteit van Indonesie dengan Faculteit van Technische Wetenschap. Pendirinya NICA alias Pemerintahan Kolonial Belanda

Pengajar di kampus bentukan NICA, adalah para dosen yang bebas dari kamp interniran Jepang. Kemudian Faculteit van Technische Wetenschap berubah menjadi Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia, pada tanggal 2 Februari 1950.

Kemudian, dorongan gagasan dan keyakinan dan  semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan, Pemerintah Indonesia akhirnya meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung pada 2 Maret 1959.

ITB berada di peringkat 3 terbaik lembaga pemeringkatan Internasional QS atau Quacquarelli Symonds World University Ranking (WUR) 2022. Artinya, ITB adalah kampus berkualitas hingga menjadi pilihan calon mahasiswa.

Reporter: Fadila Aliah Hakim

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini