Inilah Manusia Pertama yang Mengonsumsi Susu Hewan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Beberapa negara mulai memerah sapi atau kambing dengan alasan yang berbeda-beda. Namun tahukah alasan pertama kali manusia mengonsumsi susu hewan?

Pada abad-18, petani dan penggembala di Eropa Barat sudah mengonsumsi susu sapi. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan manusia zaman dulu yang mengonsumsi susu dari Auroch, spesies ternak liar yang pernah hidup di dekat Mediterania, sekitar 10 ribu tahun lalu. Auroch adalah nenek moyang sapi perah modern.

Auroch kemudian berkembang menjadi dua jenis. Yaitu ternak bungkuk Zebu (Bos Indicus) dan ternak dataran tinggi Eropa yang tak berpunuk (Bos Taurus). Beberapa ilmuwan percaya bahwa spesies ini tersebar di seluruh Eurasia. Sementara yang lain percaya bahwa masa penjinakkan Auroch juga terjadi di wilayah India dan Pakistan.

Auroch, nenek moyang sapi perah
Auroch, nenek moyang sapi perah

Dalam kurun waktu beribu-ribu tahun, spesies Auroch bermutasi seraya sistem penjinakkan ternak berkembang di seluruh dunia. Sedangkan Auroch murni tercatat punah tahun 1627 Masehi, ketika jenis terakhirnya musnah di Hutan Jaktorow, Polandia.

Sumeria

Pemerahan susu tercatat dalam sejarah terdapat di peradaban Sumeria. Meskipun ada bukti penjinakkan ternak di Mesopotamia pada awal 8.000 SM. Anehnya, pemerahan sapi tidak menjadi bagian utama peradaban Sumeria sampai kira-kira 3.000 SM.

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa Sumeria meminum susu sapi dan juga mengolah susu sapi menjadi keju dan mentega. Beberapa artefak menunjukkan ukiran bergambar susu yang ada di kuil Ninhursag di kota Sumeria, Tell al-Ubaid. Ukiran tersebut menggambarkan adegan yang menunjukkan aktivitas seperti memerah susu dan membuat mentega. Prakiraanya berasal dari paruh pertama milenium ketiga SM.

Mesir

Penelitian lain juga menyebut masa Mesir kuno, kisaran 3.000 SM. Sebagai awal manusia mengonsumsi susu. Di era itu, masyarakat Mesir kuno sudah memelihara sapi sebagai hewan suci. Orang-orang Mesir membawa sapi suci dan mempersembahkannya pada Isis, dewi pertanian.

Sapi juga menjadi dewi bernama Hathor, yang bertugas menjaga kesuburan tanah Mesir. Temuan lain menyebut, di India kisaran tahun 2.000 SM, juga mulai muncul ketergantungan pada sapi dan produk susu.

Ini karena peradaban Veda yang memerintah India Utara sekitar tahun 1.750 SM sampai sekitar 500 SM. Mereka menjalankan ajaran Weda dan menganggap sapi dianggap sebagai hewan suci. Namun masyarakat pun menjadikan susunya sebagai konsumsi.

Inggris

Penelitian paling mutakhir adalah bukti awal adanya sapi perah di Inggris Neolitik sekitar 4.000 SM. Lewat sejumlah kajian, para ilmuwan menemukan bahwa petani Neolitik di Inggris dan Eropa Utara, diduga jadi yang pertama kali memerah susu untuk konsumsi. Kalau hipotesis ini benar, sejarah asal muasal manusia mengonsumsi susu pun bergeser.

Inggris Neolitik bisa jadi adalah bangsa pertama yang mengonsumsi susu di tahun 4.000 SM. Jauh sebelum bangsa Eropa, Sumeria, Mesir Kuno, dan India. Kini susu menjadi minuman yang menyehatkan, bahkan dikonsumsi menjadi berbagai olahan. Susu bukan sebagai minuman lagi namun kita bisa mendapatkan vitamin dan nutrisi di dalamnya.

Namun saat zaman kolonial dulu, susu merupakan satu sajian yang sangat tidak akrab di lidah orang Indonesia. Mereka menganggap susu sebagai sajian yang menjijikkan dan tidak untuk dikonsumsi. Dulu orang Indonesia tidak mengonsumsi susu karena dianggap darah putih dari kerbau atau sapi. Susu dipandang sama dengan darah, atau nanah yang ada di dalam tubuh kerbau dan sapi.

Orang Indonesia dan masyarakat Asia Tenggara tidak memahami khasiat susu, sehingga mereka tidak tahu jika susu adalah salah satu minuman yang bisa dikonsumsi. Maka jumlah sapi perah di Hindia Belanda yang dapat menghasilkan susu dengan kualitas baik sangat rendah.

Reporter: Fadila Aliah Hakim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini