Inilah Kenapa Brad Pitt Jadi Aktor Unggulan Abad ke 21

Baca Juga

MATA INDONESIA, LOS ANGELES – Semua sepakat, Brad Pitt tampan. Ia juga jago berakting. Film-film yang ia perankan punya karakter dan kharisma.

Padahal dulu Brad Pitt saat muncul di Film Thelma and Louise, ia hanya aktor figuran saja. Namun banyak yang penasaran dengan kehadiran Brad Pitt di film tersebut. Baru saat ia menjadi aktor utama di A River Runs Through It (1992) namanya mulai terkenal.

Sejak itu karier Brad Pitt terus melejit. Sudah lebih dari 70 film besar ia bintangi sejak terjun di industri hiburan pada tahun 1987. Di antaranya adalah Fight Club (1999), Meet Joe Black (1998), Troy (2004), The Curious Case of Benjamin Button (2008) hingga Once Upon A Time…in Hollywood, dan Ad Astra.

Tak hanya itu saja. Mantan suami aktris Angelina Jolie dan Jennifer Aniston ini juga telah memproduseri lebih dari 30 film bersama Plan B Entertainment. 

Harta kekayaan Brad Pitt pun melonjak. Tahun 2016-2018 kekayaan ia mencapai 300 juta dolar AS. Ia tercatat dalam daftar aktor termahal versi Forbes.

Pitt memang dianugerahi banyak keberuntungan. Selain ganteng, aktor yang punya nama lengkap William Bradley Pitt, ini berasal dari keluarga menengah. Ayahnya, William Alvin punya perusahaan truk. Sedangkan ibunya, Jane Etta bekerja sebagai counsellor sekolah.

Pria yang lahir pada 18 Desember 1963 tak pernah hidup susah. Apalagi sejak sekolah ia sudah menunjukkan sejumlah bakatnya dalam berakting. Ia juga olahragawan. Bisa berenang, main tenis dan golf. Tak hanya itu ia juga jago debat. Pitt termasuk anak yang populer tidak hanya di sekolah tapi di teman-teman bergaulnya.

Sejak sekolah Pitt sudah tertarik dunia akting. Namun orangtuanya menyuruhnya untuk kuliah. Atas desakan orangtuanya pada 1982 ia mengambil kuliah jurusan Jurnalisme Periklanan di Universitas Missouri. Namun ia malah berhenti di tengah jalan persis saat dua minggu menjelang kelulusan.

Brad Pitt sadar. Ia lebih memilih menjadi aktor. Ia pindah ke Los Angeles. Ia belajar akting dan bekerja serabutan untuk bertahan hidup.

Merangkak dari Bawah

Ia memulai jadi figuran di sejumlah serial televisi dengan bayaran kecil. Aktor yang tingginya 180 cm ini mulai dilirik saat bermain dalam film Thelma and Louise (1991). Saat itu ia mendapat bayaran 6000 dolar.

Namanya makin terkenal setelah membintangi film Kalifornia (1993), setelah itu Legends of the Fall, Interview with the Vampire, serta A River Runs Through It di tahun 1994.

Akting dan penampilan Brad Pitt semakin mendapat sorotan setelah bermain dalam thriller movie berjudul Se7en dua tahun setelahnya. Dari film tersebut, ia mengantongi 4 juta Dollar AS (setara Rp59 miliar). Namanya pun kian meroket dengan jutaan penggemar.

Sejumlah majalah berlomba-lomba menjadikan wajah Brad Pitt sebagai cover. Ia pun menjelma menjadi sosok the hottest face of Hollywood. Di tahun 1990-an, ketampanan Brad Pitt menjadikannya sebagai Sexiest Man Alive.

Aktingnya yang memukau dalam Twelve Monkeys di tahun 1995 pun kian diperhitungkan. Berkat perannya dalam fantasy movie tersebut, Brad Pitt menyabet kemenangan dari Golden Globe Award. Namanya pun menjadi nominator dalam Academy Award.

Tahun 1997, Brad Pitt telah menapaki kemapanan finansial. Dari dua film Seven Years in Tibet dan Sleepers yang dibintanginya, ia mendapat fee 20 juta Dollar AS (Rp295 miliar).

Honor yang didapatkan terus bertambah tinggi dengan deretan film besar yang ia bintangi. Brad Ia kemudian bermain dalam berbagai box office seperti Meet Joe Black, Spy Game, Fight Club, Troy, hingga Mr. & Mrs. Smith yang menjadi ladang uang lebih besar lagi.

Pada tahun 2001, Brad Pitt tak hanya mengantongi 10 juta Dollar AS atas kemunculannya dalam Ocean’s Twelve. Ia juga mendapat sekian persen dari pendapatan akhir film tersebut. Di sepanjang kariernya, Brad Pitt terus bersinar dengan melakoni film-film besar. Salah satunya seperti Confessions of a Dangerous Mind (2003) dan Sinbad: Legend of the Seven Seas (2004).

Bakat aktingnya terus terasah dalam Babel (2006) serta Burn After Reading dan The Curious Case of Benjamin Button (2008). Berbagai peran yang beragam telah dijajalnya, terutama dalam film perang Inglourious Basterds (2009), menjadi dubber untuk Megamind, hingga yang bergenre drama impresionistis, The Tree of Life (2011).

Nama Brad Pitt dinominasikan menjadi The Best Actor dalam penghargaan Oscar berkat kepiawaiannya dalam film Moneyball di tahun 2011. Ia terus mengasah bakat aktingnya dengan membintangi Killing Them Softly (2012) hingga film bertema serangan zombie, World War Z di tahun 2013.

Brad terus menambah pundi-pundi uangnya dengan mendukung film 12 Years a Slave dan The Counselor (2013) hingga Fury (2014) serta By the Sea (2015). Ia melanjutkan kiprahnya dengan membintangi The Big Short (2015), War Machine (2017), serta Once Upon a Time … in Hollywood (2019).

Film yang dilakoninya bersama Leonardo DiCaprio tersebut lantas membuatnya berhasil memboyong Piala Oscar 2020. Ia mendapatkan penghargaan bergengsi Aktor Pendukung Terbaik berkat aktingnya memerankan tokoh Cliff Booth.

Jen dan Angie

Nyaris separuh dunia menyaksikan gaya pacaran hingga menikahnya Brad Pitt dengan aktris Jennifer Aniston. Sayangnya, pernikahan ini bubar karena Brad Pitt tergoda aktris seksi Angelina Jolie.

Sempat kumpul kebo selama bertahun-tahun, Brad kemudian menikahi Angelina Jolie di tahun 2014. Dua tahun kemudian mereka bercerai. Kebersamaan mereka diwarnai dengan kebahagiaan atas lahirnya tiga orang anak kandung.

Dari Jolie, Pitt menjadi ayah bagi putri tomboy mereka, Shiloh Nouvel Jolie-Pitt. Kebahagiaan keluarga mereka menjadi semakin seru setelah kembar Knox Léon serta Vivienne Marcheline hadir.

Sebelumnya, pasangan ini juga telah mengadopsi tiga orang anak lainnya selama kebersamaan mereka. Ketiga anak yang mereka angkat dari berbagai wilayah berbeda itu ialah Maddox Chivan, Pax Thien, serta Zahara Marley Jolie-Pitt.

Tak Pernah Pudar

Nama Brad Pitt menduduki peringkat kedua puluh dalam daftar Top 20 Aktor Paling Kaya Sedunia versi Wealthy Gorilla 2020. Ditulis dalam The Richest, kekayaan Brad Pitt tak hanya terkumpul dari profesinya sebagai aktor, tapi juga sepak terjangnya sebagai produser dan sejumlah iklan yang ia bintangi.

Salah satu film yang mengucurkan honor terbesar ialah World War Z, yakni 14 juta Dollar AS. Adapun iklan dengan fee termahal yang ia lakoni adalah Cadillac, yang telah membuatnya menghasilkan keuntungan sebesar 3 juta Dollar AS.

Sementara itu, rumah produksinya yang bernama Plan B Entertainment telah melahirkan sejumlah film keren seperti Kick Ass serta Eat Pray Love. Sepak terjangnya sebagai produser juga tak kalah menarik untuk disimak. Buktinya, segudang penghargaan telah ia dapatkan.

Di tahun 2011, ia meraih Movie of The Year Award dari American Film Institute. Pada tahun 2013, ia memenangkan penghargaan dari Producers Guild of America untuk kategori Outstanding Theatrical Motion Picture.

Memasuki tahun 2014, ia kembali mendapat dua penghargaan dari Producers Guild of America, yaitu Visionary Award dan Stanley Kramer Award. Adapun di tahun 2015), ia juga mendapat Movie of The Year Award dari American Film Institute.

Di film barunya, Bullet Train—film action ini memiliki latar di dalam kereta Jepang dimana ia adalah seorang pembunuh bayaran dengan misi mencuri koper berisi uang. Film ini dengan baik memperlihatkan sisi sengit Pitt yang disertai akting dramatis dengan bumbu-bumbu komedi.

Entah kenapa, akting Brad Pitt selalu pas. Baik saat jadi Cliff Booth yang terlihat jail di film dengan genre drama seperti ‘Once Upon a Time in… Hollywood (2019)’ atau saat jadi tentara Nazi di ‘Inglourious Basterds (2009)’. Film-film ini membuktikan kalau Pitt bisa berakting dengan keseimbangan skill yang baik antara dramatis dan humoris.

Tentu, menemukan ciri khas ini nggak sebentar. Ia memainkan berbagai peran yang memiliki karakter berbeda-beda. Dari pasien di rumah sakit jiwa di 12 Monkeys, sampai karakter dengan alter ego di Fight Club. Yang pasti, ia berhasil memainkan perannya dengan baik. Hal ini terbukti saat ia menerima Penghargaan Oscar dengan penampilannya di 12 Monkeys.

Banyak aktor lain yang membuat citra mereka setelah filmnya laris di bioskop. Kayak Tom Cruise dengan Mission Impossible-nya atau Matt Damon yang terkenal dengan perannya sebagai agen intelijen Jason Bourne. Tapi, Pitt nggak pernah berdiam dengan satu karakter. Ia bisa berperan sebagai apa saja sehingga sulit mempersonifikasikannya.

Tapi, aktingnya memang dipuji saat main jadi Raine di Inglourious Basterds dengan aksen dan senyuman sombongnya disana. Pitt cocok menjadi karakter yang cerdik dan dramatis.

Brad Pitt bisa banget menggunakan wajah tampannya untuk akting. Gayanya kalau di film mungkin terlihat agak cuek—di Bullet Train dia bahkan pakai topi yang aneh dan kacamata yang culun. Tapi komentar tentang penampilannya juga muncul di film yang mengantarkan penghargaan kepada sang aktor: Lost City.

Dialognya lucu dan dengan mudah, Pitt merebut perhatian penonton dengan penampilan cameonya. Pertanyaan Sandra Bullock kepadanya, “kenapa kamu tampan sekali?” . Pitt hanya menjawab ringan, “Ayahku dulu seorang peramal cuaca.” katanya. Jawaban ini nggak masuk akal tapi berhasil membuat tertawa yang menonton.

Ia menang Oscar dengan penampilannya di film tersebut. Aktingnya berkarisma dan bagus. Gaya karakternya easy-going dan menarik—sebagaimana ciri khas Brad Pitt.

Di film ‘Killing Them Softly’, Pitt muncul dengan rambut klimis. Ia tampil menjadi orang yang sadis. Karakternya dingin, beda dari biasanya dan penyampaiannya jauh lebih keras tanpa ada humor sama sekali.

Bullet Train mungkin nggak bisa jadi film yang menunjukkan ciri khas Pitt sih. Agaknya film ini terlalu bergaya kartun untuk bisa disebut sebagai film drama. Tapi, film ini mungkin nggak sempurna kalau bukan Brad Pitt yang memainkan perannya.

Strategi yang Cerdik

Belakangan ini, Brad Pitt banyak berperan dalam film-film perang. Dari Fury (2014), Allied (2016), sampai War Machine (2017). Agaknya Pitt sudah mencoba berbagai karakter yang berbeda dengan latar yang sama—perang dunia. Dari agen rahasia sampai komandan militer, ia sudah coba semua.

Salah satu penampilannya yang terkenal ada di film Mr. and Mrs. Smith (2005) bersama Angelina Jolie yang menjadi pasangannya. Kemudian By the Sea (2015), film yang produser, penulis dan sutradaranya adalah Jolie.

Agaknya panjang masalah pernikahan mereka. Dari perceraian sampai masalah hak asuh anak, juga tentang pembagian untung. Sedikit ruwet kalau tidak mengikuti dari awal. Tapi nyatanya beberapa dari publik masih tertarik.

Dengan semua masalah pribadinya, Pitt tetap bisa mengalihkan perhatian orang. Pidato yang ia berikan di kampanye Once Upon a Time juga sebuah gerakan PR yang sukses. Sekarang, dia menarik perhatian publik dengan projeknya di Bullet Train sembari promosi.

Di bulan Agustus, GQ merilis majalah dengan Brad Pitt sebagai covernya. Pitt membahas bahwa ia sudah berhenti minum dan merokok. Tapi apa yang justru ramai di bicarakan orang? Cover majalahnya.

Brad Pitt menggunakan yeliner di atas kasur bertabur bunga. Kata netizen, dia ‘mirip Ophelia yang sudah mati.’ tapi foto ini justru jadi topik perbincangan hangat di sosial media. Kebanyakan mengkritik atau merasa gayanya terlalu eksentrik untuk wajah tampan Brad Pitt, namun menjadi topik hangat merupakan hal yang bagus.

Tapi strategi ini cerdik. Dan membuat orang tidak bisa melepaskan Brad Pitt begitu saja dari pandangan publik. Untuk sekarang, ia fokus menjalani hidupnya sebagai aktor papan atas. Gayanya glamor dan auranya memperlihatkan wibawa seorang aktor senior. Tanpa instagram atau penggunaan sosial media berlebihan, ia hanya seorang aktor. Salah satu yang paling ikonik di abad ke 21 ini.

Penulis: Deandra Alika Hefandia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini