MATA INDONESIA, JAKARTA – Proklamasi kemerdekaan yang dilakukan Sukarno Muhammad Hatta 17 Agustus 1945 hingga pengakuan kedaulatan Belanda pada 27 Desember 1949 tidak akan membuat Indonesia sejajar dengan negara-negara berdaulat lainnya tanpa dukungan negara-negara lain.
Beberapa negara itu bahkan konsisten mendukung Republik Indonesia selama berlangsung agresi pertama dan kedua Belanda antara 1945 dan 1949. Siapa saja mereka?
1. Mesir
Negara di Afrika Utara itu mengakui kedaulatan Indonesia sejak 2 Maret 1946 melalui Sekjen Departemen Luar Negeri Kamil Abdurahim Bey. Mesir bahkan berhasil menyakinkan Suriah, Qatar, Irak dan Arab Saudi untuk mendukung Indonesia.
Secara resmi Pemerintah Mesir melalui Konsul Jenderalnya, Muhammad Abdul Mu’im mengunjungi Yogyakarta 13 – 16 Maret 1947 untuk menyampaikan pesan dari Liga Arab yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
Pada 10 Juni 1947, terjadi penandatanganan perjanjian persahabatan antara Indonesia dengan Mesir. Pihak Indonesia diwakili Haji Agus Salim, A.R. Baswedan, Nazir Pamoentjak, dan Rasjidi. Sedangkan pihak Mesir diwakilkan oleh Mahmud Fahmi Nokrashi.
2. Suriah
Suriah menjadi negara selanjutnya yang mengakui kemerdekaan RI. Pengakuan resmi dilakukan
pada 2 Juli 1947. Setelah itu hubungan diplomatik keduanya terjalin tahun 1950.
3. Lebanon
Lebanon mengumumkan dukungannya kepada Indonesia secara de jure (berdasarkan hukum) 29 Juli 1947. Setelah itu hubungan bilateral antara Lebanon dengan Indonesia pun dimulai. Kedutaan besar Indonesia untuk Lebanon di Beirut pada tahun 1996.
4. Australia
Salah satu bentuk dukung Negeri Kangguru adalah peristiwa “Black Armada” yang terjadi 24 September 1945.
Saat itu terjadi boikot besar-besaran terhadap kapal-kapal milik Belanda di Pelabuhan Brisbane, Sidney, Melbourne, dan Fremantle yang membawa persenjataan milik Belanda menuju Indonesia.
Saat itu Canberra menjadi utusan Indonesia pada Komisi Jasa baik PBB dalam perundingan pengakuan PBB pada tahun 1949. Setahun sebelumnya diketahui telah terjadi pertemuan antara Soekarno dengan perwakilan PBB dari Australia, Thomas Critchley di Yogyakarta.
5. Yaman
Yaman mengumumkan dukungan tersebut 3 Mei 1948. Dukungan itu terus berlanjut melewati pengakuan kedaulatan 27 Desember 1949.
6. Palestina
Seorang nasionalis Palestina yang juga merupakan Mufti Agung Yerussalem, Amin al-Husseini, menyampaikan ucapan selamat atas kemerdekaan Indonesia melalui siaran radio berbahasa Arab dari Berlin Jerman.
Saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya Palestina belum berbentuk negara masih terdiri beragam organisasi politik. (Dhelana Unggul Parastri)