Harvey Malaiholo Macan Festival yang Pernah Mengalahkan Celine Dion

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak ada yang meragukan kemampuan nyanyi Harvey Benjamin Malaiholo.

Di tahun 80 an, nama Harvey kondang dengan julukan macan festival. Hingga saat ini, penyanyi kelahiran Jakarta, 3 Mei 1962 ini merupakan penyanyi jazz senior di Indonesia. Harvey memulai karier musiknya pada 1970-an akan tetapi nama Harvey baru mulai dikenal publik pada 1980-an setelah meraih juara Bintang Radio & TV.

Harvey memiliki banyak prestasi di berbagai festival musik tingkat dunia. Salah satunya, saat ia meraih juara pertama Festival Lagu Pop Sedunia pada 1982 di Budokan, Tokyo mengalahkan para penyanyi dari berbagai negara. Salah satu penyanyi yang dikalahkan Harvey adalah diva pop dunia, Celine Dion. Bahkan Harvey juga pernah meraih Best Performer di ASEAN Popular Song Festival Singapore.

Harvey sejatinya telah memulai karier jauh sebelum namanya dikenal. Merasakan ada passion bermusik, dia pun melakukan segala cara untuk menyalurkan bakat dan minatnya.

Harvey adalah anak seorang pelaut dan ibunya adalah seorang penyanyi dalam grup “Titaley Sisters”. Dia adalah cucu dari penyanyi kenamaan Bram Titaley. Ketika kecil, ia sudah mendengar dan bermain musik jazz. Ia pernah menyanyi bersama ibunya, Maudy Titaley. Ayahnya, Daniel Benjamin Malaiholo pula selalu memberi dorongan dengan menghadiahkan kaset dan LP (piringan hitam) penyanyi terkenal seperti Frank Sinatra dan Michael Jackson.

Suara dan cara nyanyian Harvey menurut beberapa penggemarnya punya persamaan dengan mendiang Broery Marantika. Namun Harvey akhirnya berjaya membentuk image sendiri dengan kumis yang tebal. Kumis itu malah menjadi trademark nya.

Sekitar tahun 1978, Harvey pun mulai melakukan rekaman album. Namun perjuangan belum usai, karena dia masih harus menghadapi lawan-lawan hebat seperti Broery Marantika, Margie Segers, Bimbo, dan lain-lain. Kehadiran Harvey kerap dibandingkan dengan para senior nya, sehingga mempersulit langkahnya.

Buah kerja keras akhirnya terlihat pada tahun 1980an saat dia memenangi ajang Bintang Radio dan TV. Langkahnya semakin mantap, hingga akhirnya dia berhasil merilis album Aku Begini Kau Begitu di tahun 1989. Salah satu tembang yang sangat populer saat itu adalah Jerat. Namanya semakin dikenal luas, dan dia mulai bisa menciptakan image sendiri di mata publik.

Sejak saat itu, karier nya semakin melejit. Dia pun semakin rajin meluncurkan berbagai karya sebagai wujud eksistensi dirinya. Hingga akhirnya dia menikah dengan manajernya sendiri, Lolita Benjamin. Nama Harvey Malaiholo hingga saat ini masih dikagumi penggemar.

Berikut ini prestasi tingkat dunia yang dimiliki Harvey Malaiholo.

  1. Anugerah Kawakami, Festival Lagu Pop Sedunia Ke-13di Tokyo 1982
  2. Penampil Terbaik Festival Lagu Sedunia Golden Kite 1 di Kuala Lumpur 1984
  3. Juara 2 Festival Lagu Sedunia Golden Kite Ke-2 di Kuala Lumpur 1986
  4. Penampil Terbaik Festival Lagu Pop Sedunia Ke-17 di Tokyo 1986
  5. Penampil Terbaik Festival Lagu Pop ASEAN di Singapura 1988
  6. Penyanyi Terbaik Festival Lagu Pop ASEAN di Manila 1989 (bersama Elfa’s Singers)
  7. Anugerah perak Band Explotion di Tokyo 1989 (bersama Topeng ‘n Mask Band)
  8. Tampil di North Sea Jazz Festival di Den Haag 1991
  9. Tampil di Acara Pembukaan dan Penutupan SEA Games ke-17 di Singapura

Reporter: Teuku Khanif Miftaputra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini