Halim Perdanakusumah, Tutupnya Lapangan Terbang Pertama di Batavia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – 1 Januari 2022, Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta tutup untuk sementara.

Hal ini karena revitalisasi bandara demi peningkatan pelayanan, keamanan dan keselamatan penerbangan. Semua penerbangan pesawat udara baik komersil maupun sipil pindah ke bandara lain.  Revitalisasi mutlak karena usia Bandara yang sudah lumayan tua

Ya, Bandara Halim Perdanakusumah ini sudah berusia tua. Bandara ini dulunya adalah markas Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) TNI AU. Sebelum berubah namanya, bandar udara ini bernama Lapangan Terbang Cililitan.

Bandara Halim Perdanakusuma zaman dulu
Bandara Halim Perdanakusuma zaman dulu

Dulu sebelum menjadi lapangan terbang, pada abad ke-17, daerah ini adalah sebuah tanah partikelir milik Pieter van der Velde. Tanah tersebut namanya Tandjoeng Ost. Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1924 mengambil alih sebagian tanah itu dan mengubahnya menjadi lapangan terbang pertama di kota Batavia.

Lapangan penerbangan itu namanya Vliegveld Tjililitan atau Lapangan Terbang Tjililitan. Pada 1 November 1928, Pemerintah Kolonial membuka penerbangan lokal pertama kali. Menggunakan maskapai milik Kolonial Belanda. Rutenya  penerbangan Batavia-Bandung dan Batavia-Semarang.

Saat Indonesia merdeka, Belanda kemudian menyerahkan sepenuhnya bandara tersebut pada 20 Juni 1950. Pihak Angkatan Udara RI (AURI) kemudian mengambil alih Lapangan Terbang Tjililitan dan menjadikannya Pangkalan Udara Militer.

Pada 17 Agustus 1952, Lapangan Terbang Tjililitan resmi berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Nama tersebut untuk mengenang dan menghormati Pahlawan Angkatan Udara Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur saat menjalankan tugas.

Selain sebagai pangkalan Militer, Bandara Halim juga aktif sebagai bandara sipil. Namun, pada tahun 1974, Bandara Halim menerima Penerbangan Internasional karena kepadatan jadwal penerbangan di Bandara Kemayoran.

Bandara Halim sempat mengurangi jadwal penerbangan sipil untuk fokus pada kepentingan militer. Namun pada tahun 2013 Halim memberikan 60 slot/jam untuk penerbangan berjadwal domestik maupun Internasional.

Hal ini guna membantu untuk mengurangi kepadatan jadwal penerbangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Halim Perdanakusuma juga sempat menjadi cadangan menggantikan Bandara Kemayoran yang semakin padat. Tetapi hasilnya justru tertuju kepada pembangunan bandar udara baru di daerah Cengkareng, Tangerang.

Reporter: Desmonth Redemptus Flores So

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini