Home Kisah Gustaf Willem Baron van Imhoff, Orang Jerman yang Berantas Korupsi di VOC

Gustaf Willem Baron van Imhoff, Orang Jerman yang Berantas Korupsi di VOC

0
830

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dahulu, Indonesia menjadi wilayah kekuasaan dari VOC, sebuah asosiasi perusahaan dagang Belanda. Namun Kepala negara Hindia Belanda adalah Ratu atau Raja Belanda dengan perwakilannya yang berkuasa penuh seorang Gubernur-Jendral.  Salah satu Gubernur yang cukup terkenal dan punya prestasi saat menjabat adalah Gustaaf Willem Baron van Imhoff.

Van Imhoff sebenarnya adalah orang Jerman. Dia dan banyak imigran Jerman lainnya bergabung dengan VOC. Van Imhoff bekerja dalam kongsi dagang di Asia Timur itu. Ia tidak asing dengan Hindia Belanda. Sebelumnya ia merupakan pedagang muda di Hindia Belanda. Kariernya gemilang, bahkan dia dijadikan anggota Dewan Hindia. Kemudian Imhoff dipercaya menjadi gubernur jenderal karena kegigihan dan kemampuannya menjabat Gubernur Ceylon, Srilanka. Belanda setuju atas rencananya melakukan reformasi administratif dan komersial di wilayah Hindia Belanda.

Alasan lain Imhoff ditunjuk sebagai gubernur jenderal adalah untuk memulihkan kekacauan di Hindia Belanda pada waktu itu. Selain itu memberantas korupsi, penyelundupan, serta perdagangan ilegal yang menjalar di tubuh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).

Pendiri Pertama Pos

Imhoff dikenal sebagai orang yang mendirikan layanan pos pertama di Hindia Belanda pada 1746. Kantor pos di Batavia ini dibangun untuk meningkatkan keamanan surat menyurat para pedagang yang beroperasi di luar Jawa, dan terutama komunikasi dengan negeri Belanda. Kantor pos ini diresmikan pada tanggal 28 Agustus 1746, yang kemudian ditetapkan menjadi hari jadi Pos Indonesia.

Pembentukan kantor pos itu berbarengan dengan pembentukan pegadaian (Bank van Lening), yang bertujuan untuk meningkatkan taraf ekonomi lokal warga Batavia pasca peristiwa pembunuhan besar-besaran dan munculnya wabah penyakit. Surat-menyurat di Hindia Belanda menjadi lebih cepat ketika jalan raya Anyer-Panarukan (Jalan Raya Pos) selesai dibangun pada awal abad ke-19.

Istana Bogor

Salah satu prestasi van Imhoff adalah Istana Bogor
Salah satu prestasi van Imhoff adalah Istana Bogor

Prestasi van Imhoff lainnya adalah Istana Bogor. Istana ini didirikan pada bulan Agustus 1744 oleh Imhoff dengan tujuan sebagai rumah peristirahatan saja. Pembangunan istana Bogor bermula dari pencarian orang-orang Belanda yang bekerja di Batavia (kini Jakarta) terhadap tempat yang ingin mereka huni sebagai tempat peristirahatan.

Mereka beranggapan bahwa kota Batavia terlalu panas dan terlalu ramai sehingga mereka perlu mencari tempat-tempat yang berhawa sejuk di luar kota Batavia.

Imhoff akhirnya melakukan pencarian dan menemukan sebuah tempat yang baik dan strategis di sebuah kampung, yang bernama Kampong Baroe dan kini jadi lokasi Istana Bogor. Ia juga yang kemudian membuat sketsa bangunannya dengan mencontoh arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Bangunan itu pun diberi nama Buitenzorg yang artinya bebas kekhawatiran. Nama itu yang konon menjadi asal muasal nama Bogor.

Dihukum

Van Imhoff yang kala itu menjadi orang kedua atau wakil gubernur jenderal VOC menentang dikeluarkannya ‘dekrit’ oleh atasannya, yaitu Gubernur Jenderal Adrian Valckenier sebagai orang yang digambarkan tidak berniat menghapuskan KKN di tubuh VOC.

Dia keberatan dengan kebijakan Valckenier, terutama tindakan ekstremnya terhadap orang Cina. Akibatnya, pada tanggal 6 Desember, Volckenier memerintahkan tentara untuk menangkap Van Imhoff dan menumpang kapal untuk Holland dengan alasan tidak patuh pada perintah atasan (desartir).

Ia kemudian dikirim ke Belanda untuk menjalani hukuman. Namun, berita pembantaian luar biasa ini sampai di Negeri Belanda, Heren XVII justru mengetahui sang gubernur jenderal yang salah. Akhirnya, Valckenier dipenjara seumur hidup, dan Imhoff diangkat untuk menggantikannya dan sampai kembali di Batavia pada tanggal 28 mei 1743.

Van Imhoff meninggal dalam usia muda. Banyak pejabat VOC yang bersorak saat ia meninggal pada 1751 dalam usia 46 tahun. Pemerintah Hindia Belanda memutuskan van Imhoff untuk dimakamkan di Gereja Belanda di dekat Stadhuis (kini Museum Sejarah DKI di Taman Fatahillah).

Reporter : Syifa Ayuni Qotrunnada

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here