Gerenimo Kepala Suku Apache, Teroris Pertama Versi Amerika

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Saat berburu sejumlah teroris seperti Osama Bin Laden, ada kode khusus dari pihak militer Amerika untuk menyebut pimpinan Al Qaeda itu dengan nama Geronimo.

Gerenimo memang identik dengan label teroris versi Amerika. Tapi tahukah kalian bahwa ia sebenarnya adalah Kepala Suku Indian Apache yang sangat dihormati?

Nama itu diambil dari nama kepala suku Indian Apache yang hidup pada abad-19 saat situasi dan kondisi Amerika masih banyak gejolak, termasuk perluasan soal perluasan wilayah.

Ia lahir dengan nama Goyahkla. Tentara Meksiko menjulukinya Apache Geronimo setelah menjadi musuh negara.

Setelah meluncurkan serangan di wilayah barat daya, Geronimo menjadi legendaris karena kemampuannya menghindari pasukan Amerika dan Meksiko selama hampir 3 dekade. Ia  menjadi salah satu musuh terbesar Amerika.

Saat itu namanya begitu dikenal, ketika ia berani memborbardir tentara Meksiko dan Amerika Serikat dalam mempertahankan wilayahnya di Negara Bagian Chihuahua serta Sonora. Bahkan, kelompoknya sering meneriakan “Gerenimo” untuk mengusir rasa takut terhadap orang orang yang dikira akan menyakiti mereka.

Awalnya Geronimo adalah orang biasa di Suku Indian Chiricahua, Bedonkohe. Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Alope. Dari pernikahannya ia dikaruniai 3 orang anak. Kemudian petaka terjadi saat Geronimo melakukan perjalanan perdagangan, tentara Meksiko menyerang kampungnya. Gara-gara penyerangan itu ibu, istri dan ketiga anak Geronimo tewas. Kehilangan orang-orang yang disayangi, Geronimo berubah.

Ia kemudian mengumpulkan 200 orang lelaki dari sukunya dan melakukan penyerangan kepada tentara Meksiko. Namun pada tahun 1850, musuh Geronimo berganti.

Setelah berakhirnya perang Meksiko-Amerika pada tahun 1848, A.S. mengambil alih wilayah-wilayah yang luas dari Meksiko, termasuk wilayah-wilayah milik Suku Apache.

Terjadilah perseteruan antara tentara Amerika dan Suku Indian Apache, termasuk Suku Bedonkohe pimpinan Geronimo.

Namun terjadi perdamaian antara kedua belah pihak. Setelah mertua Geronimo bernama Cochise meninggal (ia adalah pimpinan semua Suku Indian Meksiko), pemerintah federal Amerika kembali mengobarkan peperangan.

Tentara Amerika bahkan memburu dan membunuhi setiap anggota Suku Indian.

"<yoastmark

Tindakan ini akhirnya membuat Geronimo semakin marah dan melanjutkan perlawanan hingga akhirnya sukunya kalah dan ia melarikan diri bersama sedikit pengikutnya. Dengan pengikut setianya yang berjumlah sedikit ini, terkadang Geronimo melakukan sabotase kepada Pemerintah Amerika saat itu.

Pemerintah Amerika Serikat lantas melabeli Geronimo sebagai ‘teroris’ karena aksinya tersebut. Hingga 5.000 pasukan Angkatan Darat AS berusaha untuk menangkapnya, hidup atau mati.

Nama Gerenimo kemudian menjadi legenda karena cerita yang beredar dari mulut ke mulut soal kesaktiannya.  Bahkan, ada satu cerita saat tentara AS berhasil mengepungnya di dalam sebuah gua. Mereka sangat yakin kalau Gerenimo tidak bisa kabur karena semua jalan keluar satu satunya sudah di tutup. Namun siapa sangka, ia bisa dengan mudah lolos dari penyergapan. Peristiwa itu akhirnya beredar dari mulut ke mulut dan membuat nama Gerenimo terkenal ke seluruh AS.

Sebenarnya Gerenimo tidak ahli menggunakan senjata, tapi karena pasukannya saat itu sangat memadai, dia dengan leluasa bisa menghabisi musuh musuhnya. Selain itu, ia juga pandai mengatur strategi. Hal itu karena ia paham betul dengan letak dan kondisi wilayahnya. Bahkan, ia berhasil memukul mundur pasukan militer AS pimpinan dua jenderal terkenal, George Cook dan Jenderal Nelson Miles.

Hingga akhirnya, pada musim panas 1886, dia menyerah kepada pemerintah federal.  Gerenimo sebenarnya tidak menyerah. Sebagai pemimpin ia tidak tega melihat suku indian perlahan-lahan habis karena pembantaian. Ia bersedia membawa sukunya untuk tinggal di kawasan reservasi. Sayangnya, pemerintah AS justru menangkap Gerenimo dan menjebloskannya ke penjara.

Gerenimo pindah ke penjara Fort Sam Houston di Saint Antonio, Texas. Kemudian, dengan alasan keamanan, setelah enam minggu ia pindah lagi ke Fort Pickens di Pensacola, Florida. Kepala suku yang mendapat penghormatan seluruh suku Indian ini rupanya menderita penyakit Pheunomia. Pada 17 Februari 1909, ia meninggal dalam usia 79 tahun. Sebelum kematiannya,  a sempat mengucapkan kalimat yang cukup terkenal hingga sekarang di lingkungan orang Indian. “Saya seharusnya tidak menyerah. Saya seharusnya berjuang hingga menjadi pejuang terakhir yang masih berdiri,”  Gerenimo.

Untuk menghormati Gerenimo, Militer AS memberi nama Resimen Pasukan Lintas Udara ke-501 US Army dengan namanya, Gerenimo.

Reporter : R Al Redho Radja S

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danantara Dorong Kontribusi Program Swasembada Pangan

Oleh: Puteri Mahesa Widjaya*) Indonesia memasuki babak baru dalam upaya mewujudkan kemandirian pangannasional melalui langkah-langkah progresif yang digerakkan oleh Badan PengelolaInvestasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini tampil sebagai simboltransformasi pengelolaan aset negara yang bukan hanya efisien secara ekonomi, tetapijuga berpihak pada kebutuhan strategis bangsa. Dengan visi kuat dan strategi terukur, Danantara membuktikan diri sebagai motor penggerak utama program swasembadapangan. Langkah-langkahnya mencerminkan optimisme masa depan, di mana kekuatandomestik diolah menjadi sumber daya nasional yang berdaulat. Danantara hadir bukansekadar sebagai pengelola investasi, tetapi sebagai garda depan perubahan yang membawa harapan besar bagi terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia. Komitmen Danantara terhadap program swasembada pangan mendapat apresiasi dariberbagai pihak, termasuk legislatif. Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, menyampaikan harapan besar agar Danantara dapat menjadi pemimpin dalam penguatan kedaulatanpangan nasional. Ia menegaskan bahwa Danantara memiliki kapasitas kelembagaanuntuk mengonsolidasikan aset-aset negara, termasuk lahan dan alat produksi yang belum terkelola secara maksimal. Menurutnya, banyak aset tanah milik negara, baikyang dikelola BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara, Perhutani, maupun ID Food, yang dapat diberdayakan untuk mendukung ketahanan pangan. Dukungan ini menjadipenguat arah kebijakan Danantara dalam memanfaatkan kekuatan domestik gunamemenuhi kebutuhan strategis bangsa. Salah satu fokus utama Danantara dalam mewujudkan swasembada pangan adalahkonsolidasi aset-aset negara berupa lahan produktif. Melalui identifikasi dan pemetaanulang terhadap lahan-lahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, Danantara mengambil langkah proaktif untuk menjadikannya sebagai basis produksipangan. Lahan milik negara yang berada di bawah pengelolaan berbagai BUMN kinidiarahkan untuk mendukung pertanian strategis, termasuk komoditas pangan pokokyang selama ini menjadi kebutuhan utama masyarakat. Hal ini sejalan dengan visijangka panjang pemerintah untuk menjadikan tanah sebagai sumber dayaberkelanjutan demi kesejahteraan rakyat. Tak hanya itu, Danantara juga mengedepankan revitalisasi pabrik dan alat produksiyang tersebar di berbagai wilayah. Dengan menghidupkan kembali fasilitas produksimilik negara, Danantara membangun fondasi industri pangan yang kuat dan efisien. Pabrik-pabrik yang telah dipulihkan akan difungsikan kembali sebagai pusat pengolahanhasil pertanian, gudang logistik, maupun sebagai pusat distribusi bahan pokok. Langkahini akan mempercepat rantai pasok, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkandaya jangkau pangan ke seluruh penjuru nusantara. Dukungan Danantara terhadap ketahanan pangan juga ditunjukkan melalui konsolidasisektor pupuk. Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwadalam rencana kerja tahun 2025, industri pupuk menjadi salah satu prioritas utama. Konsolidasi ini mencakup pembangunan dan perbaikan pabrik, serta penyederhanaanproses bisnis agar produksi lebih efisien. Menurutnya, strategi ini bertujuan menurunkanbiaya produksi pupuk dan memastikan ketersediaannya bagi petani di seluruh wilayahIndonesia. Langkah tersebut menjadi bukti nyata bahwa Danantara tidak hanya fokuspada aspek korporasi, tetapi juga pada pelayanan terhadap kepentingan publik secaraluas. Dony juga menjabarkan bahwa Danantara telah menetapkan tiga klaster program utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Ketiga pilar ini menjadi fondasidalam optimalisasi sembilan sektor strategis BUMN, termasuk sektor pangan, pupuk, kawasan industri, dan hilirisasi komoditas. Program kerja ini mencerminkan keseriusanDanantara dalam membentuk sistem industri nasional yang tangguh dan efisien, dengan tujuan akhir mendukung kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional. Untuk memastikan keberlanjutan seluruh inisiatif tersebut, Danantara juga menekankanpentingnya penguatan tata kelola kelembagaan, termasuk di bidang manajemen risiko, legalitas aset, sumber daya manusia, dan keuangan. Pendekatan ini menunjukkanbahwa transformasi yang dilakukan Danantara bukan semata-mata pada sisi fisik atauaset, tetapi juga menyangkut reformasi manajerial yang menyeluruh. Dalam konteks ini, Danantara hadir sebagai wajah baru dari pengelolaan investasi negara yang modern, efisien, dan berpihak pada kepentingan nasional jangka panjang. Langkah-langkah strategis Danantara juga didukung dengan kolaborasi lintas sektor, baik dengan kementerian teknis, pemerintah daerah, hingga pelaku usaha dankomunitas lokal. Kemitraan yang inklusif ini menjadi kekuatan penting dalammempercepat implementasi program swasembada pangan secara merata di berbagaiwilayah Indonesia. Dengan memperkuat sinergi, Danantara memastikan bahwa setiapelemen dalam rantai nilai pertanian, mulai dari produksi hingga distribusi, dapatberfungsi optimal. Dalam konteks pembangunan nasional, kehadiran Danantara menjadi representasi daritekad bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri. Pengelolaan aset negara yang diarahkanuntuk kebutuhan rakyat merupakan bentuk nyata dari ekonomi berdaulat. Melaluilangkah-langkah konkret yang dilakukan saat ini, Danantara tidak hanya memperkuatsektor pangan, tetapi juga meneguhkan peran strategis BUMN sebagai instrumenpembangunan nasional yang relevan dan berdampak langsung. Dengan arah yang jelas dan semangat kolaboratif yang tinggi, Danantara diyakini akanmenjadi lokomotif baru dalam mewujudkan swasembada pangan yang berdaulat, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia sedang bergerak menuju kemandirian pangan, dan Danantara berada di garda depan perjuangan ini, membawa harapan, solusi, danmasa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. *Penulis merupakan Jurnalis Ekonomi dan Investasi
- Advertisement -

Baca berita yang ini