Gara-gara Kecelakaan Juru Masak Cina, Jadilah Kembang Api

Baca Juga

MATAINDONESIA, NEW YORK – Kembang Api identik dengan Tahun Baru. Di setiap perayaan tahun baru, dan banyak perayaan-perayaan lain, kembang api dan petasan tak pernah absen. Tapi tahukah Anda, negara mana yang pertama kali menggunakan petasan dan kembang api?

American Pyrotechnics Safety and Education Foundation menceritakan ulang awal mula terjadinya kembang api. Mengutip dari Live Science, kembang api dan petasan yang berasal dari bubuk mesiu secara tidak sengaja diciptakan oleh seorang juru masak di Cina, sekitar dua ribu tahun yang lalu. Saat itu ia mencampurkan beberapa bahan seperti batu bara, sulfur, dan potasium nitrat, kemudian memasukkan semua bahan tersebut ke dalam sebatang bambu. Ketika bambu berisi bahan tadi dibakar di tungku, sebuah ledakan pun terjadi.

Sumber sejarah lainnya menyebutkan bubuk mesiu digunakan untuk petasan pertama kali oleh seorang pendeta bernama Li Tian dari kota Liu Yang, provinsi Yunan pada masa pemerintahan dinasti Song, sekitar abad ke-9 masehi.

Li Tian membuat petasan untuk mengusir roh jahat, yang dipercaya akan ketakutan dengan bunyi keras yang ditimbulkan. Orang Cina memperingati penemuan petasan ini setiap tanggal 18 April dengan memberikan persembahan kepada arwah pendeta Li Tian.

Setelah ditemukan, setiap tahunnya petasan selalu hadir untuk meramaikan perayaan tahun baru Cina, atau tahun baru Imlek, dengan harapan agar setahun ke depan roh jahat takut dan tidak mengganggu kehidupan

Mesiu kemudian merambah ke Eropa ketika Marco Polo, seorang penjelajah asal Italia, membawa bubuk hitam itu sekitar abad ke-13. Setelah tiba di Eropa, bubuk hitam dimanfaatkan untuk pembuatan senjata api seperti meriam dan senapan.

Italia adalah negara yang berjasa atas penciptaan kembang api, juga berbahan dasar bubuk hitam dari Cina ini. Kemudian diikuti oleh Jerman. Kedua negara tersebut memimpin produksi dan penggunaan kembang api di seluruh Eropa pada abad ke-18.

Kerajaan Inggris juga tak mau ketinggalan. Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I, kembang api menjadi sangat populer di kalangan keluarga kerajaan. Sang Ratu sangat menggemari tontonan spektakuler ini. Dan konon ia mengangkat seorang ahli kembang api dengan sebutan “Fire Master of England” dan menjadi profesi yang sangat bergengsi kala itu.

Fire Master memiliki seorang asisten dengan sebutan Green Men. Karena saat bekerja ia harus mengenakan topi dari dedaunan hijau untuk melindungi kepala mereka dari percikan kembang api.

Namun profesi Green Men ini sangat berbahaya dan berisiko, sebab ada beberapa kasus luka serius dan kematian terjadi akibat percikan api dari kembang api yang menimbulkan kerusakan serius.

Pertunjukan kembang api kerajaan pertama diperkirakan terjadi pada hari pernikahan raja Inggris, Henry VII pada 1486. Tidak kalah, kaisar Rusia pertama yang dijuluki Czar Peter the Great of Russia juga mengadakan pertunjukan kembang api selama 5 jam untuk menandai kelahiran putranya.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini