MATA INDONESIA, LONDON – Pada 8 Agustus 1969, pukul 11.35, John Lennon, Paul McCartney, George Harisson dan Ringgo Star melakukan pemotretan di jalan Abbey Road, London. Potret ini untuk jadi cover album ke 11 The Beatles yang diberi nama sama dengan lokasi pemotretan, Abbey Road.
Konsepnya sederhana: keempat personel band itu menyebrangi zebra cross di jalan tersebut. Fotografernya orang Skotlandia bernama Ian Stewart Macmillan yang cukup terkenal saat itu. Saat memotret, MacMillan menggunakan tangga di tengah jalan, sementara seorang polisi menutup jalan.
Foto para personel The Beatles yang menyeberang jalan di luar studio EMI di kawasan St John’s Wood menjadi sampul album Abbey Road dan menjadi foto paling ikonik sepanjang masa.
Keseluruhan proses hanya berlangsung 10 menit.
Suasana pemotretan kurang begitu lancar. Ken McNab, penulis And in the End: The Last Days of the Beatles, (Hari-hari terakhir the Beatles) mengatakan kepada BBC bahwa saat pemotretan mereka tidak bertegur sapa. Hubungan antara anggota saat itu kurang enak dan foto itu diambil beberapa minggu sebelum mereka bubar. ”Mereka sangat kecapaian, baik secara profesional ataupun pribadi,” ujar McNab.
McNab mengatakan Macmillan, yang meninggal pada 2006 sangat profesional dan rendah hati saat melakukan pemotretan.
Menurut McNab, Macmillan mengenal The Beatles saat ia menggunakan foto Yoko Ono, istri John Lennon menjadi sampul sebuah buku yang ia terbitkan pada tahun 1966. Ono lalu mengajak Macmillan untuk memotret pamerannya, sebelum kemudian memperkenalkannya kepada sang suami. Sejak itu, Macmillan pun terus bekerja dengan keluarga Lennon. Ide pemotretan di Abbey Road tersebut dicetuskan oleh McCartney, pemain bass melalui sketsa di atas kertas, yang lantas dimodifikasi oleh Macmillan menjadi lebih detail.
Setelah konsepnya matang, mereka pun keluar dari EMI Studio dan berjalan menuju zebra cross di persimpangan Abbey Road. Dalam cuaca yang panas terik di London Utara kala itu, pemotretan pun dimulai. Dengan menaiki tangga lipat setinggi dua meter, Macmillan lalu mengeluarkan kamera Hasselblad dengan lensa 50mm miliknya. Sebanyak enam foto dengan berbagai pose yang cukup berbeda. Misalnya dalam empat foto pertama, Paul tidak mengenakan alas kaki, dan di dua foto lain ia memakai sandalnya.
Paul kemudian menyeleksi foto-foto tersebut dengan kaca pembesar dan setelah berdiskusi dengan yang lain, akhirnya memilih foto yang memperlihatkan mereka berjalan dari kiri ke kanan.
Urutannya:
- John Lennon di depan memakai setelan jas putih
- Ringgo Starr yang mengenakan hitam-hitam
- Paul McCartney yang bertelanjang kaki sambil memegang rokok dengan setelan abu-abu
- Paling belakang ada George Harrison dengan kemeja biru dan celana berwarna senada.
Seluruh busana mereka merupakan rancangan Tommy Nutter, desainer ternama Inggris yang mempopulerkan gaya berpakaian ala Savile Row.
Selama 52 tahun terakhir, turis dari berbagai penjuru dunia meniru pose the Beatles ini.
Foto Konspirasi Kematian Paul McCartney
Selain ikonik, foto ini memunculkan teori konspirasi. Yang paling banyak muncul adalah teori konspirasi kematian Paul McCartney.
Banyak kalangan percaya bahwa foto itu menggambarkan Paul sudah meninggal sejak 1966. Dan pria bertelanjang kaki di foto tersebut merupakan sosok penggantinya. Menurut Majalah Rolling Stone, seorang analis bernama Billy Shears menyebut busana para personel The Beatles agak aneh. Lennon yang paling depan dan memakai setelah rapih putih-putih sebagai pastor. Ringgo yang di belakangnya dengan pakaian hitam-hitam adalah sang pengangkut jenazah. Sementara pilihan bertelanjang kaki Paul menandai bahwa ia telah kembali ke “tanah”. Lalu Harrison yang berpakaian kasual adalah si penggali kubur.
Selain itu di foto tersebut terdapat mobil VW Beetle putih yang punya plat nomer: LMW 28IF. Nah, angka 28 merupakan usia Paul jika saat itu ia belum meninggal. Lalu tiga huruf LMW juga sebagai singkatan “Linda Mccartney Weeps” (Weeps = mengucurkan air mata), yang merujuk kepada nama istri baru Paul.
Selain itu ada sekelompok kecil orang berpakaian putih berdiri di salah satu sisi jalan, sementara salah seorang di antara mereka berdiri di sisi lain. Dugaannya bahwa Paul telah berpindah “alam” dari teman-temannya.
Berpindah ke mobil polisi berwarna hitam di sisi kanan jalan. Warna tersebut, selain menandakan kematian, juga sebagai simbol bungkamnya polisi terkait kematian Paul. Satu lagi yang dahsyat: jika membuat garis lurus dari roda kanan mobil VW Beetle ke arah tiga mobil di depannya, maka posisinya akan persis melewati kepala Paul. Tentu saja itu menandai luka di kepala Paul yang ia derita akibat kecelakaan.