Evolusi PlayStation dari Masa ke Masa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kehadiran PlayStation di dunia game konsol sudah berlangsung hampir 20 tahun lebih. Game bikinan Sony ini bermula dari PS1 dan terus mengalami peningkatan kualitas pada generasi selanjutnya. Berikut ulasannya.

1. PlayStation 1
PlayStation diluncurkan perdana di Jepang pada 3 Desember 1994, di Amerika Serikat pada 9 September 1995, dan di Eropa pada 29 September 1995.

Pada zamannya, produk ini berhasil memimpin dunia game sehingga berhasil merebut perhatian para gamer. Salah satu alasan orang-orang banyak menjatuhkan pilihannya pada PlayStation 1 adalah karena game yang disediakan tersimpan menggunakan compact disc (CD).

Evolusi PlayStation dari Masa ke Masa

PlayStation 1 dibekali 3232-bit MIPS dengan kecepatan 33 mhz untuk CPU, 32-bit R800A (33mhz) untuk GPU, RAM sebesar 2MB, serta resolusi 640×480. Untuk menginput gambar, PS 1 menggunakan kabel merah, putih, kuning (RCA) yang disambungkan ke televisi.

Pada pemasaran periode debutnya, PS 1 dihargai 39.800 yen atau setara 360 dolar AS pada waktu itu. Beberapa game paling ikonik sepanjang masa dari perangkat ini di antaranya Final Fantasy, Crash Bandicoot, Harvest Moon, Tekken 3, Suikoden, Metal Gear, PepsiMan, dan masih banyak lagi.

2. PlayStation 2
Pengembangan konsol ini diperkenalkan pada April 1999 dan diluncurkan perdana pada 4 Maret 2000 di Jepang. Sedangkan untuk di Amerika Serikat, PS 2 diluncurkan pada 26 Oktober 2000.

Evolusi PlayStation dari Masa ke Masa

PlayStation 2 berbentuk tebal dan besar tapi mengalami peningkatan menjadi lebih slim dan kecil. Mengenai display, PS 2 masih menggunakan metode yang sama dengan konsol sebelumnya berupa kabel tiga warna, RCA.

Spesifikasi PlayStation 2 mengalami peningkatan menjadi 64-bit Emotion Engine secepat 299 mhz untuk CPU, Graphic Synthesizer secepat 147 mhz untuk GPU, dengan RAM sebesar 32 MB, dan VRAM sebesar 2MB.

Harga PS 2 pertama kali rilis adalah sebesar 299 dolar AS pada masa itu. Beberapa permainan yang paling dikenang pada generasi ini di antaranya Winning Eleven, Smack Down, GTA San Andreas, Resident Evil, God of War, Guitar Hero, dan masih banyak lagi.

3. PlayStation 3
PlayStation 3 pertama kali dirilis di Jepang pada 11 November 2006, dan 17 November 2006 di Amerika Utara, Hongkong dan Taiwan, serta 7 Maret 2007 di kawasan Eropa.

Evolusi PlayStation dari Masa ke Masa

PlayStation 3 dirilis dengan dua varian, Basic dan Premium/Platinum. Sony secara resmi memperkenalkan PS 3 di hadapan dunia pada 16 Mei 2005 di Electronic Entertainment Expo atau yang lebih dikenal dengan E3.

Spesifikasi PS 3 diperkuat dengan sistem CPU 6 Core Cell (3,2 ghz), Reality Synthesizer secepat 500 mhz untuk GPU, dan dibekali RAM sebesar 256 MB XDR (3,2 ghz) serta VRAM sebesar 256mb GDDR3 (700 ghz).

Harga rilis pertama PS 3 berkisar 599 dolar AS. Produksi PS 3 resmi dihentikan di Jepang pada 29 Mei 2017 lalu. Beberapa permainan yang paling dikenal pada generasi ini adalah GTA V, Metal Gear Solid V, Uncharted, The Last of Us, Assassin Creed, dan masih banyak lagi.

4. PlayStation 4
PlayStation 4 dirilis pertama kali di Amerika pada 15 November 2013, dan di Eropa pada 9 Februari 2014. Lebih dulu dirilis dari pada Jepang pada 22 Februari 2014.

Evolusi PlayStation dari Masa ke Masa

PS 4 diperkuat oleh Quad-Core Steamroller (3ghz) untuk CPU, AMD HD 7670 (1ghz) A10 APU untuk GPU. Dengan RAM sebesar 8 GB dan VRAM 1 GB. Media penyimpanan juga menggunakan Controller PS 4 menggunakan fitur wireless dengan tambahan touchpad yang berguna untuk mengarahkan kursor.

Masalah grafis tidak perlu diragukan lagi karena sudah mengalami peningkatan dari beberapa generasi sebelumnya. Fitur virtual reality pun sudah tersedia untuk konsol ini.

Harga rilis pertama PS 4 berkisar 399 dolar AS Memiliki perbedaan yang cukup signifikan dibanding PS3. Beberapa permainan yang masih dikenal hingga sekarang ini seperti Spider-Man, The Witcher 3: Wild Hunt, Ghost of Tsushima, Death Stranding, Persona 5, dan masih banyak lagi.

Hingga pada saat ini sebelum PlayStation 5 keluar, pada 2016 lalu Sony mengeluarkan dua versi PlayStation 4 yakni PlayStation 4 Slim yang lebih kecil dan PlayStation 4 Pro untuk versi lebih tinggi dengan peningkatakn CPU dan Clock Speed. Perusahaan asal Jepang tersebut mengatakan telah menjual 104 juta unit PS4.

Reporter: Ferian Eka Wibisana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini