Elizabeth I Memilih Lotere untuk Membangun Pelabuhan dan Kapal Perang

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Kerajaan Inggris sedang butuh dana untuk membiayai perang dengan Spanyol saat itu. Berbagai cara dilakukan oleh kerajaan termasuk rencana menaikkan pajak pada rakyatnya. Namun hal itu tak dilakukan Ratu Inggris, Elizabeth I. Ia justru suka dengan ide salah seorang bangsawan untuk membuat undian berhadiah atau Lotere untuk mendapatkan dana demi pembangunan kapal dan fasilitas pelabuhan Inggris.

Pada 11 Januari 1567 Lotere digelar. Tiket lotere dapat dibanderol dengan harga 10 shilling dan ada 400.000 tiket yang diedarkan. Harga yang mahal membuat tidak semua orang Inggris dapat membelinya. Memang target pasar dari permainan Lotere ini adalah orang-orang golongan atas.

Untuk memperbanyak orang-orang yang bermain, Ratu Elizabeth membuat peraturan di mana semua orang yang bermain Lotere akan kebal terhadap penangkapan asalkan tidak menyebabkan kejahatan lain seperti pembunuhan, pembajakan, atau kejahatan besar lainnya.

Hadiah untuk pemenang tersebut akan mendapatkan 5.000 pound dan juga barang-barang seperti piring, permadani, dan kain linen. Sayangnya nama pemenang pada 11 Januari 1567, hilang dalam sejarah.

Koin Elizabeth bagi pemenang Lotere
Koin Elizabeth bagi pemenang Lotere

Perjalanan Lotere di Inggris mengalami jatuh bangun tergantung dari penguasa dan metode penggalangan dana yang digunakan. Selama 250 tahun, tepatnya hingga tahun 1826 permainan ini di Inggris berlangsung dan harus berhenti dikarenakan tekanan parlemen. Lotere di Inggris kembali digelar pada tahun 1994 sampai dengan hari ini.

Sebenarnya, praktik ini sudah lama ada jauh sebelum Inggris menggunakannya dan tidak hanya digunakan untuk menggalang dana demi pembangunan. Lotere pertama kali muncul di Eropa pada abad ke-15 di Belanda. Saat itu, kota-kota di Negeri Kincir Angin itu berusaha mengumpulkan uang untuk memperkuat pertahanan dan membantu masyarakatnya yang miskin.

Reporter: Desmonth Redemptus Flores So

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini