Dituding Doping, Coleman Kembali Jadi Pelari Tercepat di Dunia

Baca Juga

MINEWS.ID, DOHA – Tak ada yang menyangka, pelari Christian Coleman yang sebelumnya dituding gunakan doping, berhasil memenangkan gelar juara dunia 100 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019 yang berlangsung di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, Sabtu waktu setempat atau Minggu dini hari WIB.

Sprinter Amerika Serikat itu mendominasi dari 20 meter di awal dan terus memimpin hingga finis. Coleman melesat hingga berhasil mencatatkan waktu 9,76 detik, meninggalkan rekan senegaranya, Justin Gatlin, yang finis di posisi kedua dengan catatan waktu 9,89 detik.

Sementara posisi ketiga diraih oleh sprinter Kanada Andre De Grasse yang membukukan waktu 9,90 detik. ”Saya berada di sini untuk menang,” ujar Coleman seperti dikutip AFP.

Pelari kelahiran 6 Maret 1996 ini adalah putera seorang dokter.  Ia tinggal di Atlanta, Georgia. Coleman tumbuh dengan dua saudara perempuan, Camryn dan Cailyn. Coleman lahir dan besar dari keluarga pecinta olahraga. Dua sepupunya adalah atlet sepakbola di universitas sedangkan kakak perempuannya Camryn adalah atlet lari di Universitas Georgia Selatan.

Comelan sejak remaja sudah menjuarai kejuaraan amatir atletik tahun 2007. Beberapa kali Coleman mewakili sekolahnya berhasil meraih prestasi menjadi juara dalam lomba lari 100 meter dan 200 meter di negara bagian Georgia. Tak heran, setelah lulus sekolah menengah, Coleman dilamar oleh Universitas Tennesse dengan beasiswa penuh.

Di Universitas, prestasi Coleman semakin moncer. Meski di hanya mendapatkan juara kedua dalam berbagai lomba nasional, namun nama Coleman sudah disebut-sebut akan menjadi pelari tercepat dunia. Coleman lolos ke Olimpiade 2016 dan berhasil meraih medali emas di 100 meter dan 200 meter. Di semifinal 100 m ia memecahkan rekor 10 detik untuk pertama kalinya. Coleman berhasil meraih angka 9,95 detik. Dia sedikit lebih lambat di final.

Puncak prestasi Coleman ketika ia menjalani debut dalam Kejuaraan Dunia 2017 di London, Inggris. Dia lebih cepat 0,01 detik dari Usain Bolt (9,98 detik) saat berada dalam lintasan yang sama pada semifinal.

Beberapa jam kemudian, dia tampil dalam momen yang dinanti semua atlet, final Kejuaraan Dunia. “Bolt! Bolt! Bolt! Bolt!” Teriakan 60.000 penonton yang membahana di stadion itu. Namun, dia tak gentar, termasuk ketika harus bersebelahan dengan sang bintang. Bolt berada di lintasan 4, sementara Coleman di lintasan 5. Berada dalam kepungan para senior, termasuk rekan senegara, Justin Gatlin, Coleman memfokuskan pikiran pada diri sendiri. Dia tak betegur sapa dengan pelari lain, apalagi pelari yang pernah menjadi atlet sepak bola Amerika ini memang pendiam.

Namun, begitu lomba dimulai, Coleman tampil eksplosif. Tak selangkah pun Bolt, dengan langkah lebih panjang, mampu melewatinya hingga finis. Coleman (9,94 detik) memang kalah dari Gatlin (9,92 detik). Namun, dia unggul atas Bolt (9,95 detik) yang finis ketiga.

Coleman pun dua kali menjadi juara dunia 100 meter. Menjadi pelari tercepat di dunia sejak 2017 dan dua kali mengalahkan Usain Bolt, Christian Coleman pun disebut sebagai “The Next Usain Bolt”

Namun, gelar juara dunia yang diraih Coleman itu tidak terlepas dari lingkaran gelap kasus doping yang menghampirinya. Kondisi itu hampir saja membuat dirinya tak bisa tampil di Doha. Sebelumnya, Coleman sempat dinyatakan positif menggunakan doping oleh Badan Anti-Doping Amerika Serikat (USADA), dan terancam tidak boleh berkompetisi selama dua tahun.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini