MATA INDONESIA, JAKARTA – Negeri Belanda sejak dulu sudah menjadi tempat menempuh ilmu dan menempa ketajaman pikiran. Tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang kelak menjadi founding father republik ini banyak yang mengecap pendidikan di Negeri Kincir Angin tersebut.
Salah satunya adalah Prof. Mr. Sunario Sastrowardoyo. Sunario dikenal sebagai satu-satunya tokoh yang berperan aktif dalam dua peristiwa yang menjadi tonggak sejarah nasional Indonesia, yaitu Sumpah Pemuda dan Manifesto Politik 1925.
Di Belanda, Sunario menempuh kuliah doktoralnya di Universitas Leiden. Ia berangkat ke Belanda dengan biaya sendiri, menumpang kapal hingga ke Genoa, Italia, lalu meneruskan perjalanan dengan berganti-ganti kereta api hingga sampai di Leiden.
Selama di Belanda, Sunario aktif di Perhimpunan Indonesia bersama Bung Hatta. Tahun 1933 Sunario meraih gelar “Meister in de Rechten (Mr)” dalam Hukum Internasional. Beliau merupakan orang Indonesia pertama yang meraih sarjana dalam bidang ini.
Kemudian, ada Mr. R. Koesoemah Atmadja yang lulus dari Rechtsschool pada tahun 1919 dan melanjutkan pendidikan ke Leiden. Ia adalah Ketua Mahkamah Agung Indonesia pertama.
Selanjutnya adalah Husein Djajadiningrat, merupakan orang Indonesia pertama yang meraih gelar doktor. Gelar tersebut ia dapatkan dari Fakultas Humaniora Universitas Leiden yang merupakan univeritas tertua di Belanda.
Husein merupakan salah satu intelektual Indonesia yang sangat disegani Belanda. Karena kecerdasan yang ia miliki, salah satunya adalah memenangi kompetisi penulisan ilmiah di Universitas Leiden. Sebagai penghargaan akan sosoknya, patung Husein kini berdiri di Aula Universitas Leiden.
Tak hanya kaum priyai atau hanya kaum laki-laki saja. Ada juga sosok perempuan yang ikut berperan dalam pembuatan UUD 1945 oleh BPUPKI, yaitu Maria Ulfah Santoso.
Terlahir dari keluarga priyayi, ayahnya Raden Mohammad Achmad merupakan seorang Pamong Praja didikan Belanda. Sementara Ibunya, RA. Hadidjah Djajadiningrat, anak kelima Raden Bagoes Djajawinata, Wedana Kramatwatu dan Bupati Serang.
Pada awalnya, Maria ditawari menjadi dokter, tapi atas izin ayahnya dan pilihan Maria sendiri, dia mendaftar ke Fakultas Hukum di Universitas Leiden. Maria Ulfah pun menjadi perempuan Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Mr) dari Universitas Leiden pada 1933.
Nah, kisah para tokoh pendiri bangsa sudah mengajari kita, bahwa Belanda adalah salah satu tempat terbaik mendapatkan pendidikan berkualitas. Tidakkah kita ingin meniru jejak mereka dan menjadi pribadi berkualitas seperti mereka?
Reporter: Indah Utami