Denis Law: Sempat Diremehkan, Meraih Kesuksesan Bersama MU

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Denis Law adalah bomber legendaris Manchester United era 1960-an. Tak banyak yang tahu bahwa ia mengawali karier profesionalnya bersama Huddersfield Town pada 1956 silam, saat masih berusia belasan tahun.

Kisahnya bermula saat pencari bakat klub tersebut, Archie Beattie mengundang Denis Law yang masih berusia 14 tahun dari Skotlandia untuk menjalani trial. Namun, ia malah diremehkan manajer Huddersfield saat itu, Andy Beattie yang berasal dari negara sama. Meski begitu, pihak klub malah tetap merekrutnya. Denis Law menandatangani kontrak tepat pada 3 April 1955.

Setelah itu, pemain kelahiran 24 Februari 1940 tersebut menjalani operasi demi memperbaiki matanya yang juling, yang di kemudian hari mampu meningkatkan kepercayaan dirinya. Law melakoni debut bersama Huddersfield pada 24 Desember 1956 sebagai bek kiri.

Performanya terus menjadi buah bibir dan membuat manajer legendaris United Sir Matt Busby pun sempat ingin mengontraknya dengan tawaran 10 ribu poundsterling, nominal yang besar untuk pemain muda saat itu.

Ia juga sempat ingin dikirim ke Liverpool oleh Bill Shankly, manajernya di Huddersfield pada 1957-1959. Namun transfer tersebut gagal karena Liverpool tak sanggup membayarnya. Law pun terus menjalani kariernya selama empat musim dengan catatan 19 gol dalam 91 penampilan di semua kompetisi, sebelum hengkang pada Maret 1960.

Law hijrah ke rival sekota United, Manchester City sebagai pelabuhan berikutnya, dengan biaya 55 ribu poundsterling, menjadi rekor tranfser termahal Liga Inggris saat itu. Sebenarnya United masih ingin merekrutnya, namun City lebih unggul. Kariernya di City hanya bertahan semusim karena ia ingin mencari tantangan lebih besar. Lalu, Law hijrah ke Torino dengan biaya 110 ribu poundsterling.

Setelah mengalami perjalanan berliku, akhirnya Denis Law mendarat di Old Trafford pada 1962 hingga menjadi ikon United selama 11 musim. Ia membantu United menjadi tim sukses dengan meraih dua gelar liga, Piala FA, Charity Shield, dan Piala Champions. Bersama Bobby Charlton dan George Best, mereka dikenal sebagai The Holy Trinity.

Reporter: Afif Ardiansyah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini