Demi Anaknya, Ratu Bajak Laut Grace O’Malley Terpaksa Membantu Inggris

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA ­– Bajak laut identik dengan lelaki berpenampilan sangar dan memiliki penutup satu penutup mata untuk menyembunyikan luka di matanya. Namun tahukah kalian bahwa ada seorang bajak laut perempuan? Ini adalah kisah Grace O’Malley, seorang pelaut, kapten, penjarah, tentara bayaran, pemberontak, bajak laut – sekaligus istri dan ibu, yang bahkan membuat kesepakatan dengan Ratu Elizabeth I.

Kisah tentang Grace O’Malley memang cukup populer. Kisah hidupnya, kepribadiannya, caranya membuat keputusan meskipun bertentangan dengan aturan cepat berkembang di masyarakat.

Grace O’Malley berasal dari County Mayo, di pesisir barat Irlandia. Keluarga O’Malley adalah penguasa turun temurun dari pantai Mayo, dan lebih dari 500 tahun kemudian, rumah menara tempat dia dilahirkan masih merupakan bangunan tertinggi di Pulau Clare.

Patung Grace O'Malley di Kota Westport, Irlandia
Patung Grace O’Malley di Kota Westport, Irlandia

Semasa kecilnya, ia belajar menguasai currach (perahu dayung kecil) yang biasa dipelajari anak-anak untuk mendayung di Teluk Bay. O’Malley merupakan anak perempuan yang badung. Saat ia remaja, ia tidak diizinkan ayahnya untuk ikut berlayar. Larangan tersebut tidak membuatnya menyerah, ia lantas memotong rambutnya, berpakaian layaknya remaja laki-laki dan menyelinap ke kapal ayahnya.

Saat usianya 15 tahun, ia menikah dengan tokoh setempat, Donal O’Flaherty. Suaminya juga adalah seorang pelayar. Ia dan suaminya dikaruniai tiga orang anak. Namun, usia suaminya tidak lama. Setelah suaminya meninggal, menjadi pemimpin para pengikut suaminya – yang memiliki kapal dan pelaut untuk berdagang di pantai barat.

Dari sinilah, legenda Granualie: Ratu Bajak Laut Connact, berasal. O’Malley membawa mereka ke rumah leluhurnya di Pulau Clare. Di pulau itu, dia mulai mengarungi lautan, berdagang ikan, bulu dan kulit, bahkan merampok Inggris ketika perdagangan sedang sepi. Ada sebuah daerah yang lokasinya dekat dengan Clare—yaitu Galway—dan menjadi kota perdagangan utama. Nah, kapal-kapal dari Inggris dan Skotlandia harus melewati Clew dalam perjalanan.

O’Malley memimpin armada kecil yang terdiri dari 200 prajurit pria dan turut bertarung bersama mereka. Ia menghalangi dan memalak pajak pada kapal dagang yang melewati teluk demi pelayaran yang aman. Jika kapal itu enggan membayar pajak, dia akan menjarah mereka.

Pada 1566, ia melangsungkan pernikahan keduanya dengan Richard Bourke. Ia kemudian tinggal di Kastil Carrickahowley di Rockfleet. Kastil ini menjadi tempat tinggal utama O’Malley.

Setelah setahun menikah, keduanya bertengkar. Grace O’Malley lalu menerapkan hukum Celtic kuno dengan meletakkan barang milik suaminya di luar kastil, dan menyapa dengan lantang dari benteng ketika suaminya kembali ke rumah. ”Richard Bourke, aku mengusirmu!”

Namun keduanya kembali damai berdamai dan rumah tangga mereka tetap langgeng sampai kematian suaminya 17 tahun kemudian.

Cerita tentangmya tidak banyak terutama oleh sejarawan Irlandia. Hal ini karena ia membantu pasukan Inggris mengalahkan Spanyol dan sekutu pemberontak Irlandia. Itulah bentuk kesepakatan yang pernah ia buat dengan Ratu Inggris.

Setelah Bourke meninggal pada 1583, pertikaian antara O’Malley dengan Inggris meningkat. Suatu hari, sejumlah pasukan Inggris menculik putra O’Malley yang bernama Tibbot. Kemudian pada bulan September, ia berlayar ke Inggris, menyusuri Sungai Thames ke Greenwich Palace dan bertemu Ratu Elizabeth I untuk merundingkan pembebasan putranya.

Setelah berunding, terbentuklah sebuah kesepakatan antara keduanya. Ratu Elizabeth I akan membebaskan putranya dan mengampuni O’Malley. Asal ratu bajak laut itu setuju untuk melawan musuh-musuh Inggris. Dalam pertempuran pada 1603 di Kinsale, Tibbot dan tetua dari Mayo lainnya membantu pasukan Inggris mengalahkan Spanyol dan sekutu pemberontak Irlandia.

Ini mungkin salah satu alasan yang membuat O’Malley kurang populer di Irlandia. Alasan lainnya adalah perilakunya yang tidak seperti perempuan lainnya, dengan mencemooh setiap hukum, tradisi dan kebiasaan sosial yang ada pada saat itu.

"<yoastmark

O’Malley meninggal pada tahun 1603. Pemerintah Inggris dan keluarga menguburkanya  di Biara Cistercian. Di biara tersebut ada lambang yang menggambarkan kehebatan berburu, berlayar dan bertarung keluarga O’Malley. Tapi makam milik O’Malley tak terlihat di manapun. Konon kabarnya makamnya ada di lambang tersebut, namun tidak ada yang tahu pasti tentang hal itu.

Reporter: Dinda Nurshinta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini