Dari Kairo Hingga Damaskus, Ini Cara Cerdas Dinasti Mamluk Berkomunikasi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dulu berkomunikasi masih menjadi hal yang sulit. Tapi Kesultanan Mamluk bisa menciptakan caranya sendiri untuk saling berhubungan.

Kesultanan Mamluk punya daerah yang besar. Dari Kairo hingga Damaskus. Rasanya sulit untuk menyebarkan berbagai berita dan informasi. Maka dari itu, mereka mendirikan pos-pos komunikasi.

Nama sistem ini Barid.

Ada 3 komponen untuk pos komunikasi mereka; pos berkuda, pos merpati, dan sinyal dengan tembakan. Tiap-tiap pos ini berdiri dengan jarak yang sama dari Kairo hingga Damaskus. Bahkan di Gurun Sinai.

Tiap informan ini nanti akan berganti kuda di pos. Utusan ini memakai kain sutra kuning di leher mereka.

Setelah sampai di pos, orang yang berjaga akan melanjutkan pesannya seperti estafet. Sampainya berita bisa memakan waktu sekitar 4 hari dari Kairo ke Damaskus.

Dulu sistem ini hanya untuk kepentingan pemerintahan dan utusan orang-orang terpilih. Rakyat harus memakai surat atau karavan kalau mau berkomunikasi.

Kesultanan Mamluk menggunakan sistem ini. Bahkan Sultan Mamluk Baybar menggunakan pos ini sebagai salah satu alat militer agar informasi bisa lebih cepat sampai. Dia memperbaiki rute dan membangun jembatan untuk mempermudah sistemnya.

Walau begitu, Barid ini punya banyak kekurangan. Salah satunya adalah keamanan. Banyak musuh yang menghadang utusan atau pengrusakan posnya. Hal ini mengganggu penyebaran berita.

Tapi, bukan berarti sistem ini gagal. Nyatanya, dengan pos komunikasi ini Kesultanan Mamluk bisa mengetahui informasi tentang Mongol yang akan menyerang mereka. Mamluk jadi punya waktu untuk bersiap atas kedatangan musuh mereka.

Di era perang salib, mereka mulai menggunakan burung merpati. Pergerakan informasi jadi lebih cepat. Sekitar 2 hari, berita sudah sampai.

Para sultan akan melatih merpati mereka sebelum ditugaskan. Burung-burung ini dibawakan gula sebagai bekal lalu dilepas. Pesannya diselipkan dibawah sayap mereka. Selama perjalanan, gula mereka akan habis sehingga mereka akan bergegas pulang setelah pesan sampai.

Waktu itu, sistem ini masih belum populer. Tapi seiring waktu, orang melihat dan mencontoh cara Kesultanan Mamluk saling bertukar informasi.

Barid sebagai pos komunikasi masih menjadi alat dari Mamluk yang paling mutakhir. Dengan adanya Barid, Kesultanan selalu bisa bergerak cepat—mendahului langkah musuh mereka.

Penulis: Deandra Alika Hefandia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini