Cliff Burton Tewas di Saat Metallica Menuju Puncak Karier

Baca Juga

MATA INDONESIA, LOS ANGELES – Tahun 1986, Band cadas Metallica lagi di puncak kariernya. Dua album mereka Kill ‘Em All, Ride the Lightning dan Master of Puppets laris manis di pasaran. Formasi kuartet vokalis dan gitaris James Hetfield, gitaris Kirk Hammett, drummer Lars Ulrich dan bassist Cliff Burton menjadi jaminan band ini akan menjadi yang terbesar di dunia musik metal.

Dari keempat personel ini, hanya pemain Bass Cliff Burton yang tak mengecap kesuksesan. Di saat Metallica sedang menapak ke puncak, Burton meninggal. Ia tewas pada 27 September 1986, dalam sebuah kecelakaan bus saat rombongan Metallica tergelincir dari jalan di Kronoberg County, Swedia.

Meninggalnya Cliff Burton meninggalkan luka dalam bagi para keluarga, penggemar dan rekan-rekan musisinya.

Selama di Eropa yang menyokong album Master of Puppets, anggota band komplain tentang ruang tidur di bus tur mereka yang kurang nyaman dan tidak memuaskan. Mereka sering melakukan undian untuk memilih ruang tidur yang paling nyaman dan luas. Tanggal 26 September 1986 mereka mengundi dengan mencabut kartu. Yang kartunya tertinggi berhak memilih pertama. Cliff Burton mendapatkan kartu as sekop, kartu tertinggi, dan memilih ruang tidur milik Kirk Hammett, yang kemudian memilih tidur di depan, dekat sopir.

Menjelang jam 7 pagi tanggal 27 September 1986, saat semua anggota band tidur. Bus tergelincir keluar jalan dan jatuh ke samping, mendarat di rerumputan Ljungby Municipality, dekat Dorarp di wilayah pedesaan selatan Swedia. Malangnya, Cliff Burton terlempar keluar jendela bus yang kemudian menimpa tubuhnya. Nyawanya pun tak tertolong.

Masa kecil

Lahir dengan nama Clifford Lee Burton pada 10 Februari 1962, ia adalah anak dari keluarga musisi. Ketertarikannya pada musik terjadi saat ayahnya memperkenalkan musik klasik. Cliff Burton pun mulai belajar main piano.

Namun ketika menginjak remaja,  Cliff Burton yang awalnya tertarik dengan musik klasik berubah setelah mendengar musik rock. Mulailah ia mencoba main bass di usia 13 tahun. Ia berlatih nyaris tiap hari selama 6 jam. Beruntungnya karena sejak kecil diajarin musik, maka pengaruh musiknya beragam.  Mulai jazz dan klasik, hingga country dan blues. Cliff Burton sangat menggagumi pemain bass Black Sabbath Geezer Butler dan Geddy Lee (Rush). Kedua orang ini mempengaruhi gaya permainan bass-nya.

Saat masih sekolah di Castro Valley High School, Burton membentuk band pertamanya, EZ-Street. Nama itu berasal dari sebuah bar topless di Bay Area. Anggota lain dari band ini adalah gitaris Faith No More Jim “Fatso” Martin, serta drummer Mike Bordin yang nantinya juga drummer Faith No More dan band Ozzy Osbourne.

Cliff dan Martin kembali berkolaborasi ketika mereka satu kampus di Chabot College in Hayward, California. Band kedua mereka, Agents of Misfortune, mengikuti sebuah kontes. Cliff terpilih menjadi pemain bass terbaik di kontes tersebut.

Para personel Metallica (ki-ka), Cliff Burton, Lars Ullrich, Kirk Hammet dan James Hetfield

Para personel Metallica (ki-ka), Cliff Burton, Lars Ullrich, Kirk Hammet dan James Hetfield

Terpilih jadi yang terbaik membuat banyak band mengincar Cliff untuk bergabung dengan mereka. Ia akhirnya memilih Trauma. Bersama band ini, Cliff merekam lagu ‘Such A Shame’ dan masuk dalam album ompilasi Metal Massacre 2.

Tahun 1982 band ini bermain di club Whiskey A Go-Go Los Angeles. Di antara para penonton terdapat James Hetfield dan Lars Ulrich yang memang mencari bassist baru untuk Metallica.

Bergabung

Ketertarikan James Hatfield kepada Cliff Burton berawal dari suara dengung bass yang beberapa kali dimainkan saat bandnya Trauma main di atas panggung. James mengaku suara itu membuatnya kagum. Kepada Lars Ulirch, James menyebut suara itu ‘amazing shredding”.

Mereka berdua kemudian mencari-cari asal suara yang mereka duga suara gitar itu. Dan di panggung hanya seorang bassist sedang melakukan solo. Sejak itu, mereka langsung mengajak Cliff Burton bergabung.

Mendapat penawaran ini, Cliff tidak serta merta menerimanya. Ia tak mau pindah ke Los Angeles. Ia mau bergabung sama Metallica asalkan markasnya pindah ke San Francisco Bay Area.

Karena keinginan kuat merekrut Burton, beberapa saat kemudian Metallica memindahkan markas dari LA ke El Cerrito, Bay Area, kota di pesisir San Francisco.

Cliff terlibat dalam proses rekaman album pertama Metallica Kill ‘Em All.  Mereka awalnya mengajukan judul album pertama ini Metal Up Your Ass. Cover albumnya seram dengan gambar tangan memegang pisau keluar dari lubang toilet. Pihak distributor jelas menolaknya. Mendengar hal itu Cliff berkomentar: “We should just kill ‘em all, man.

Kill Em All, album pertama Metallica yang berasal dari ucapan Cliff Burton
Kill Em All, album pertama Metallica yang berasal dari ucapan Cliff Burton

Ternyata kalimat itu disukai anggota band lain dan akhirnya menjadi judul album. Di album inilah Cliff Burton menampilkan permainan solo terbaiknya berjudul (Anesthesia) Pulling Teeth. Komposisi ini begitu terkenal karena gaya melodik dan penggunaan pedal yang tak lazim.

Di album kedua mereka Ride the Lightning, Cliff juga menggunakan pedal dalam intro lagu For Whom the Bell Tolls.  Dan lead bass pada The Call of Ktulu. Album ini membuat label besar seperti Elektra Records melirik dan mengikat kontrak dengan Metallica untuk menggarap album berikutnya.

Cliff seorang sosok yang unik dan pekerja keras. Ia sebenarnya lahir untuk bekerja di panggung. Flemming Rasmussen, sound engineer Metallica, mengaku untuk membuat Cliff nyaman saat rekaman album, ia harus membuat dua ruangan khusus. Satu berisi Cliff sendirian dan speaker di ruang lain. Hal ini membuat Cliff merasa di atas panggung saat rekaman.

Kenangan

Jenazah Cliff Burton di kremasi. Abunya tersebar di beberapa tempat favoritnya di kawasan Bay Area, salah satunya adalah Maxwell Ranch. Pada saat upacara pelepasan 7 Oktober 1986, lagu ‘Orion’ diputar untuk mengiringi kepergian Cliff.

Potongan lirik ciptaan Cliff dalam lagu ‘To Live Is to Die’ yaitu “…cannot the Kingdom of Salvation, take me home” ditulis di tugu peringatan Cliff di Ljungby, Swedia bersama tulisan lain ‘thank you for your beautiful music’.

Lagu ‘To Live Is to Die’ adalah lagu yang diciptakan Metallica sebagai penghormatan kepada Cliff Burton, dan bassline diambil dari rekaman ngejam Cliff yang belum digunakan di album sebelumnya. Dalam lagu ini bagian bass dimainkan oleh bassist baru, Jason Newsted. Selain itu Metallica menggelar Orion Music + More Festival pada tahun 2011 dan 2012 untuk mengenang Cliff.

Dalam rangkaian show peringatan 30 tahun Metallica di Fillmore SF, James Hetfield mengenang Cliff sebagai pribadi yang unik, yang sangat total dalam bermain musik. Menurut James, saat manggung Cliff akan larut dalam lagu, dia selalu headbang, dan saat kepalanya mendongak, mata Cliff bahkan hanya terlihat bagian putihnya saja!

Tapi ketika James atau Lars lakukan kesalahan dalam mainkan lagu, Cliff akan berhenti dan menengok ke arah rekannya yang lakukan kesalahan dan wajahnya ekspresikan kekesalan seolah alami hari paling buruk

Dave Mustaine, gitaris Megadeth yang bersahabat baik dengan Cliff sangat terpukul mendengar kematiannya. Ia menulis lagu In My Darkest Hour sebagai penghargaan kepada Cliff.  Band Anthrax juga mendedikasikan album mereka Among the Living, untuk Cliff. Demikian juga dengan album Metal Church, The Dark.

Reporter: History-Metallica/Dinda Nurshinta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini