Che Guevara Lahir untuk Membela Kaum Miskin

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Poster atau gambar apa yang banyak terpasang di kamar-kamar anak muda di seluruh dunia? jawabannya adalah poster Che Guevara.

Seniman Irlandia Jim Fitzpatrick membuat poster tersebut pada 1968 dari foto Che Guevara, seorang revolusioner Marxis Argentina yang diambil pada 1960 oleh fotografer Kuba Alberto Korda.

Poster Che buatannya menjadi ikon kelompok gerakan sayap kiri yang menyematkannya di kaos, poster, dan selebaran. Tak hanya itu, poster itu juga telah digunakan oleh perusahaan untuk merek produk atau dengan kata lain dimanfaatkan untuk kepentingan komersial.  Wajah Ernesto “Che” Guevara tampak tegas dan lugas dengan warna hitam-putih yang dikelilingi latar merah.

Nama Che Guevara tak lepas dari gerakan revolusi di beberapa negara di dunia. Ia tetao hidup sebagai simbol yang kuat dan selalu direferensikan hanya sebagai Che—seperti Elvis Presley, ikon yang sangat populer sehingga nama depannya saja sudah cukup sebagai pengenal.

Che juga merupakan pemimpin gerilya di Amerika Selatan. Setelah dieksekusi oleh tentara Bolivia, ia dianggap sebagai pahlawan yang mati syahid oleh generasi kiri di seluruh dunia, dan citranya menjadi ikon radikalisme kiri dan anti-imperialisme.

Petualangan ke Amerika Latin

Ernesto Guevara atau populer dengan sebutan Che Guevara lahir di Rosario, Argentina pada 14 Juni 1928. Ia lahir dari pasangan Ernesto Guevara Lynch dan Celia de la Serna y Llosa. Ia adalah anak sulung dari lima bersaudara. Che lahir dari sebuah keluarga keturunan Spanyol dan Irlandia.

"<yoastmark

Che besar di kehidupan keluarga menengah Argentina. Hal ini membuatnya menjadi sebuah pribadi yang peduli terhadap kaum miskin. Selain itu, ia tumbuh dalam didikan politik yang cenderung kiri karena sang ayah adalah pendukung faksi Republik dalam Perang Saudara Spanyol.

Tumbuh menjadi sosok yang cerdas dan pada 1948, Che memutuskan untuk masuk ke Universitas Buenos Aires dan mengambil jurusan kedokteran. Ketika kuliah, Che memiliki keinginan untuk berkeliling dunia dan membuatnya harus menepi dari kuliah kedokteran terlebih dahulu.

Petualangan Che ini kelak menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada dirinya dalam memandang kondisi kehidupan masyarakat khususnya di Amerika Latin. Perjalanan pertama Che terjadi pada 1950. Saat itu, ia menyusuri desa-desa di utara Argentina. Ia melakukan perjalanan tersebut sejauh 4.500 kilometer.

Puas menyusuri Argentina, Che mengajak kawannya, Alberto Granado untuk menyusuri Cile, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela, Panama, Miami. Terakhir ia singgah di Florida. Selama di perjalanan itu ia banyak menemui penduduk yang berkubang dalam kemiskinan, kelaparan, dan menderita penyakit.

Ia pun bertekad untuk membebaskan rakyat miskin. Ia melihat Amerika Latin sebagai persatuan Hispanik Amerika dengan kesamaan entitas kebudayaan dan ekonomi yang butuh strategi pembebasan untuk mengakhiri penderitaan.

Pulang dari petualangannya, ia menyelesaikan studi dan meraih gelar dokter pada Juni 1953. Pada 1954, ia bekerja di Rumah Sakit Mexico City. Bertekad untuk mandiri, pekerjaan ini untuk menafkahi hidupnya. Che juga menjadi dosen tentang kedokteran di National Autonomous University of Mexico. Ia juga bekerja sebagai fotografer berita pada sebuah kantor berita.

Benci AS

Di tahun itu juga ia pergi ke Guatemala. Di sana ia bertemu Jacobo Arbenz yang baru terpilih sebagai presiden secara demokratis dua tahun sebelumnya.

Che melihat Arbenz melakukan revolusi dengan menggagas reformasi agraria. Arbenz memutus kepemilikan tunggal lahan tanah yang luas. Akibatnya perusahaan pisang asal Amerika Serikat United Fruit Company, terkena dampak kebijakan Presiden Arbenz.

AS pun tak tinggal diam melihat bisnis warganya hancur akibat revolusi. Menggunakan CIA, AS melakukan kudeta dan berhasil menggulingkan Arbenz.

Kejadian ini menjadi titik balik bagaimana Che Guevara melihat Amerika Serikat tidak menyukai model pemerintahan yang berhaluan kiri dan progresif yang sedang berjuang memperbaiki ketimpangan sosial ekonomi di tanah Amerika Latin.

Sejak itu Che bertekad mengusung jalan sosialisme dengan cara revolusi bersenjata. Ia bertekad untuk mengusir para imperialis khususnya AS.

Meninggalkan Guatemala, Che bertolak ke Meksiko. Di sana ia bertemu Fidel dan Raul Castro, dua orang kakak beradik tahanan politik yang sedang mempersiapkan penggulingan diktator Fulgencio Batista di Kuba.

Che Guevara dan Fidel Castro
Che Guevara dan Fidel Castro

Che kemudian bergabung dalam Gerakan 26 Juli yang memulai serangan ke Kuba melawan tentara Batista. Memulai kerja revolusionernya dengan menjadi dokter medis bagi para gerilyawan, ia juga kemudian mengangkat senjata.

Taktik gerilya Che Guevara membuat Fidel dan Raul Castro berhasil mengulingkan Batista. Che Guevara kemudian menjadi Presiden Bank Nasional Kuba. Ia juga menjabat menjadi menteri industri. Ia juga menjadi duta Kuba dan mengunjungi negara-negara dunia ketiga, termasuk ke Indonesia.

Namun jiwa petualangannya tidak berhenti di situ. Bosan jadi pejabat, ia meletakkan segala jabatannya di Kuba pada 1965 untuk kembali masuk ke negara-negara berkembang guna menyebarkan revolusi. Bertolak ke Kongo, ia melatih pasukan pemberontak agar bisa berperang gerilya. Sayangnya ia gagal, karena karakter warga Kongo berbeda dengan Kuba.

Che malas pulang ke Kuba. Ia sempat tinggal di Praha, Ceko selama enam bulan. Pada 1966, ia kembali lagi ke Kuba dan melanjutkan perjalanan ke Bolivia memimpin pasukan memberontak terhadap pemerintah Rene Barrientos Ortuno.

CIA yang sudah lama tidak menyukai Che kemudian mengirim agen terbaiknya yang juga pernah menjadi pejabat di Kuba rezim Batista, Felix Rodriguez. Ia melakukan berbagai cara untuk menangkap Che. Salah satunya menangkap dan menginterogasi beberapa geriyalwan untuk mengetahui lokasi Che.

Pagi hari pada 8 Oktober 1967, pasukan Bolivia menyerbu persembunyian Che dengan kekuatan 1.800 tentara. Che terluka parah dan menjadi tawanan. Awalnya AS dan Rodríguez tidak menginginkan Guevara mati. Namun Presiden Bolivia Rene Barrientos Ortuno meminta Che supaya mati.  Pada 9 Oktober 1967, Che akhirnya menjalani eksekusi hukuman mati di La Higuera, sebuah desa di Bolivia. Timah panas dari senjata Karabin M1 buatan Amerika Serikat pun bersarang di kedua lengan, kaki, dan dada yang mengoyak paru-paru Che. Tubuhnya di makamkan di sebuah lokasi rahasia. Baru pada 1997 jenazahnya ditemukan dan dibawa ke Kuba untuk dimakamkan kembali.

55 tahun berlalu, Che Guevara tetap bersinar sebagai ikon sebuah perjuangan perlawanan dan progresif. Fotonya dengan tampilan gerilyawan maupun yang sedang menghisap cerutu khas Kuba tampil di banyak tempat seantero Che juga menjadi ikon budaya populer dunia dengan banyak adaptasi kisah hidupnya dalam film dan musik. Gambar wajah tampan dengan janggutnya yang khas itu pun hidup dalam mural-mural dan baju kaus anak-anak muda.

Reporter: Fadila Aliah Hakim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kenaikan PPN Tidak Berdampak Signifikan terhadap Inflasi

Jakarta – Pemerintah Indonesia memastikan bahwa kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen, yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini