MATA INDONESIA, PALEMBANG – Kota yang mendapat julukan Venesia dari Timur ini merupakan salah satu kota terpadat di Indonesia, tepatnya di urutan kelima setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Bagaimana sejarah berdirinya Palembang?
Pendirian Palembang merujuk pada prasasti Kedukan Bukit tahun 682, dan merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Prasasti itu bercerita tentang pendirian Kerajaan Sriwijaya di sebuah wilayah yang sekarang dikenal dengan Kota Palembang.
Menurut topografinya, kota ini dikelilingi oleh air. Bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga air hujan. Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang oleh air. Karena kondisi inilah maka para orang-orang yang tinggal di kota ini menamakannya dengan Pa-lembang.
Dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan. Sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah, atau lembah akar yang membengkak karena lama terendam air. Sedangkan menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.
Kondisi alam ini menjadi modal orang-orang yang tinggal di wilayah itu untuk memanfaatkannya. Air menjadi sarana transportasi yang sangat vital, ekonomis, efisien. Dan punya daya jangkau serta punya kecepatan yang tinggi.
Selain kondisi alam, juga letak strategis kota ini yang berada dalam satu jaringan yang mampu mengendalikan lalu lintas antara tiga kesatuan wilayah.
- Tanah tinggi Sumatera bagian Barat yaitu Pegunungan Bukit Barisan.
- Daerah kaki bukit dan pertemuan anak-anak sungai sewaktu memasuki dataran rendah.
- Daerah pesisir timur laut.
Ketiga kesatuan wilayah ini merupakan faktor setempat yang sangat menentukan dalam pembentukan pola kebudayaan yang bersifat peradaban. Sehingga faktor setempat ini membuat Palembang menjadi ibukota Sriwijaya, yang merupakan kekuatan politik dan ekonomi saat itu. Kejayaan ini berasal dari Kesultanan Palembang Darusallam.
Dalam perkembangannya, Palembang menjadi saksi kejayaan dan keruntuhan berbagai peradaban. Mulai Sriwijaya hingga kesultanan Islam. Para perompak dari Cina pernah menguasai kota ini pada abad ke-15. Namun Laksamana Cheng Ho berhasil menumpasnya dan membebaskan Palembang dari para perompak.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Kota Palembang menjadi daerah otonom berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956.
Peringatan hari jadi Kota Palembang setiap tanggal 17 Juni berdasarkan Perda No.5/Perd/Huk/1976. Dalam Perda tersebut tanggal 17 Juni 683 merupakan awal berdirinya Kota Palembang. Dasar penetapan ini berdasarkan bait-bait akhir prasasti Kedukan Bukit.
Dengan berpatokan pada usianya itu, perjalanan sejarah Kota Palembang lebih panjang dari Baghdad yang pendiriannya pada tahun 762 M, Kyoto 794 M, apalagi Jakarta 1527 M
Reporter: Fadila Aliah Hakim