Berawal dari Hadiah untuk Pasukan Konga, Vespa Pun Populer di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Vespa merupakan motor klasik, yang memiliki sejarah unik di Indonesia. Hadir dan kemudian populer hanya gara-gara jenis skuter buatan Italia ini dijadikan hadiah pemerintah untuk prajurit Pasukan Perdamaian TNI yang dikirim ke Kongo.

Sebenarnya awal mula Vespa masuk ke Indonesia pada tahun 1960-an. Piaggio Vespa diimpor ke Indonesia pertama kali pada tahun 1965-an, atau sekitar 19 tahun sejak Vespa pertama kali diperkenalkan ke Dunia. Proses impornya dulu dilakoni oleh PT Gunung Slamet (GS), The East Asiatic Company, dan beberapa nama lain. Dengan mengandalkan dua produk inti hingga memasuki era 70-an, yaitu Vespa Sprint dan Vespa Super (Penerus Vespa 125 dan 150). Masing-masing masih berupa Build-Up (impor utuh). Harganya saat itu dibanderol sekitar Rp. 400 ribu-an

Karena harganya mahal, orang jarang membeli Vesva, Barulah skuter ini populer saat pemerintah membagi-bagikan hadiah kepada prajurit TNI yang bertugas menjaga perdamaian membantu PBB.

Pasukan ini bertugas di Kongo. Pasukannya bernama Kontingen Garuda (disingkat KONGA atau Pasukan Garuda).

Pasukan KONGA II ini dikirim ke Kongo pada 1960 di bawah misi UNOC dengan jumlah pasukan 1.074 orang, bertugas di Kongo September 1960 hingga Mei 1961.

KONGA III dikirim ke Kongo pada 1962 dibawah misi UNOC dengan jumlah pasukan 3.457 orang. Terdiri atas Batalyon 531/Raiders, satuan-satuan Kodam II/Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur bantuan tempur, bertugas hingga akhir 1963. Menpangad Letjen TNI Ahmad Yani pernah berkunjung ke Markas Pasukan PBB di Kongo (ketika itu bernama Zaire) pada 19 Mei 1963.

Setelah menyelesaikan tugas perdamaian yang berat, Pasukan Garuda menerima tanda penghargaan dari pemerintah berupa skuter Vespa, sejumlah uang dan beberapa peti jarum jahit.  Di pasaran saat itu diketahui adanya Vespa Kongo tahun 1963 untuk kontingen 2 dan 3.

Yang menarik dan tidak diketahui banyak orang, pemberian Vespa tersebut tak terlepas dari tradisi dunia kemiliteran. Mengutip blog Rezkyweb, Vespa berwarna hijau 150cc ditujukan bagi tentara yang lebih tinggi tingkat kepangkatannya, disusul Vespa berwarna kuning dan biru 125cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah.

Selain itu guna membedakan Vespa tersebut dari Vespa lain yang satu tipe, disematkan tanda nomor prajurit yang bersangkutan pada sisi sebelah kiri handlebar (stang) yang berbentuk oval terbuat dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargaan yang menyertainya.

Maka berseliweranlah Vespa tersebut di jalan-jalan sehingga Vespa dengan pantat bulat tersebut dikenal sebagian masyarakat sebagai Vespa Kongo.

Nah, Vespa Congo ternyata tidak diproduksi di Italia melainkan di Jerman. Dengan berbahan baku plat baja yang lebih keras daripada Vespa bulat umumnya, Vespa ini memiliki tingkat kelengkapan yang lebih daripada Vespa buatan Italia yang umum beredar di Indonesia saat itu.

Ciri khas Vespa Kongo :

1. Spakboard bulat tidak ada sambungannya seperti vespa umumnya.
2. Ring (pelek/teromol) 10 inchi.
3. Punya tonjolan seperti tombol/saklar di sambungan koplingnya (posisi setang sebelah kiri).
4. Speedometer kotak dan agak besar (berbeda dengan spidometer VNA/VNB).
5. Ada lambang Garuda di body depan sebelah kiri (sekarang jarang yang ada).
6. Di atas speedometer ada lampu kecil seperti lampu cabe.
7. Nomor mesin diawali dengan kode VGLB.
8. Pada BPKB tercantum tulisan ex Brigade Garuda III.

Hingga saat ini sudah terdapat berbagai jenis vespa di Indonesia, dari yang klasik hingga modern. Dari harga jutaan hingga puluhan juta rupiah.

Reporter: Marlita Nursanti

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Aparat Keamanan Terus Lakukan Pendekatan Humanis Tangkal Separatisme di Papua

Papua - Dalam upaya menjaga stabilitas dan keamanan di Papua, aparat keamanan terus mengintensifkan pendekatan humanis untuk menangkal gerakan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini