Home Kisah Bassist Queen John Deacon Memilih Hidup dalam Sunyi

Bassist Queen John Deacon Memilih Hidup dalam Sunyi

0
7225

MATA INDONESIA, LONDON – Tak ada yang meragukan band asal Inggris, Queen. Pada masanya, band ini sangat populer sebelum vokalis utama mereka, Freddie Mercury, meninggal dunia pada tahun 1991 karena penyakit AIDS. Queen terdiri dari empat orang personel, yakni Freddie Mercury (vokal), Brian May (gitar), John Deacon (bass), dan Roger Taylor (drum).

Dari empat personel ini, Freddy Mercury, Brian May dan Roger Taylor yang sering disebut-sebut. Salah satu personel lainnya John Deacon adalah sosok yang jarang dibicarakan. Selain terkenal pendiam, John juga tak seaktratif saat ia main di panggung bersama bandnya,

Bernama lengkap John Richard Deacon, pemain bass ini lahir di Leicester Inggris pada 19 Agustus 1951. Dibalik sifat pendiamnya, John ternyata pencipta dan pengubah lagu hitsnya Queen. Sebut saja, You’re My Best Friend , Another One Bites the Dust,  Back Chat dan  I Want to Break Free. 

Tak hanya itu sejak awal band ini terbentuk, kawan-kawannya di Queen mempercayakan John dalam pengelolaan keuangan mereka.

John Deacon besar di kota Oadby Leicesterhire, ia awalnya belajar gitar dan memilih bass sebagai pegangannya. Beranjak dewasa ia bermain bass di sebuah band lokal, The Opposition, sebelum pindah untuk belajar elektronik di Chelsea College, London.

Deacon bergabung dengan Queen pada tahun 1971. Selain skillnya memang jago, ia juga mampu merakit amplifier untuk gitaris Brian May. Ia juga terkadang menyelipkan sound orchestra dalam beberapa lagu Queen.

Dari album ketiga, Sheer Heart Attack, dan seterusnya, ia menulis setidaknya satu lagu per album, beberapa di antaranya menjadi hits. Selain bass, Deacon juga memainkan beberapa gitar dan keyboard di studio milik Queen.

Pendiam

John Deacon merupakan personel Queen yang usianya paling muda. Sosoknya yang pendiam dan pendengar yang baik, membuat semua personel Queen menyukainya. Bahkan Freddy Mercury menganggap John Deacon sebagai sahabat dekatnya.

Dekade 1980-an adalah tahun-tahun tersibuk bagi Queen. Meskipun hanya merilis album dua tahun sekali, tetapi jadwal konser mereka sangat padat. Tekanan yang begitu besar dalam industri musik tidak jarang membuat personil Queen mengalami kejenuhan. Dalam sebuah kesempatan, John Deacon pernah mendadak menghilang dan hanya meninggalkan pesan pada secarik kertas di gitar bass miliknya di studio. Ia pergi ke Bali untuk mencari inspirasi dan menenangkan diri.

John Deacon di masa muda
John Deacon di masa muda

Pada tahun 1987 Freddie Mercury positif menderita penyakit AIDS. Freddie Mercury memutuskan merahasiakan hal ini kepada publik, hanya personel Queen dan beberapa orang terdekatnya yang mengetahui hal ini. Freddie Mercury kemudian berkomitmen merekam lagu sebanyak mungkin bersama Queen sebelum dirinya meninggal dunia. Queen sempat merilis beberapa album pada tahun-tahun terakhir Freddie Mercury.

Mengasingkan Diri

Pada 24 November 1991 Freddie Mercury meninggal dunia dalam usia 45 tahun. Kematiannya membuat personil Queen lainnya terpukul, khususnya John Deacon. Dalam sebuah wawancara, John Deacon mengatakan bahwa ia sudah kehilangan semangat bermusik pasca kematian Mercury.

John Deacon masih terlibat dalam produksi album Made in Heaven tahun 1995. Album tersebut merupakan album pertama Queen setelah kematian Freddie Mercury. John Deacon juga sempat tiga kali tampil bersama dua personil Queen yang tersisa dalam konser amal pada tahun 1992, 1993, dan 1997.

Keterlibatan John Deacon bersama Queen untuk kali terakhirnya adalah saat proses rekaman lagu No-One But You (Only the Good Die Young) pada tahun 1997. Usai menyelesaikan rekaman lagu tersebut, John Deacon resmi memutuskan pensiun dari dunia musik dan menjauh dari sorotan publik.

Sejak itulah John tidak pernah berkomunikasi lagi, baik dengan dua personel Queen termasuk dengan kalangan musisi dan artis lainnya. Ia selalu menolak tawaran wawancara dari media dan lebih memilih tinggal di rumah dan membesarkan keenam anaknya. John benar-benar menjauh dari kehidupan publik. Bahkan ia tidak hadir saat Queen mendapat kehormatan masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 2001.

Di masa tuanya, John sering berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Penampilannya pun sudah tidak seperti musisi rock melainkan mirip pria tua kebanyakan pada umumnya. Dalam berbagai kesempatan, ia masih bersedia memberikan tandatangannya kepada penggemar yang memintanya. Namun ia cenderung menutup diri dan menghindari publisitas. John Deacon kini hidup dalam sunyi.

Reporter: Shafira Annisa 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here