MATA INDONESIA, JAKARTA – Banyak dari negara-negara di dunia yang melarang masyarakatnya untuk mengonsumsi minuman beralkohol, meskipun ada juga di beberapa negara yang memperbolehkannya. Tapi, tahukah kamu ternyata tidak ada sejarah yang dengan jelas mengatakan kapan manusia mulai membuat minuman beralkohol.
Meski begitu, tercatat pembuatan alkohol secara terorganisir mulai sekitar 10.000 tahun yang lalu ketika minuman fermentasi diproduksi dari madu dan ragi liar.
Pada tahun 6.000 SM, tanaman anggur dibudidayakan di pegunungan antara Laut Hitam dan Laut Kaspia dengan tujuan pembuatan minuman anggur. Lalu Mesopotamia (Irak) membuat perusahaan anggur dan berkembang dengan pesat.
Ketika Mesir mencapai puncaknya pada sekitar 400 Sebelum Masehi (SM), produksi dan pengiriman anggur menajdi bisnis yang sangat menguntungkan. Hal ini dibuktikan dengan minuman anggur yang yang di temukan oleh para ahli sebagai produk dari Mesir dengan tanggal pembuatan bir di awal peradaban Mesir Kuno.
Bangsa Romawi juga membuat minuman beralkohol dari anggur liar yang tumbuh di pedesaan. Anggur dengan ragi lah yang diperlukan untuk fermentasi dan menghasilkan minuman beralkohol. Sekitar tahun 1500 SM, Bangsa Romawi percaya dengan adanya Dewa Dioanysus (Bacchus dalam mitos Yunani) yaitu dewa panen anggur. Mereka percaya bahwa anggur dapat digunakan dalam ritual memurnikan diri. Mereka juga percaya adanya minuman beralkohol sebagai kebutuhan hidup mereka.
Ruang bawah tanah mereka pun memiliki banyak minuman anggur dengan banyaknya tulisan kuno pada kilangan minuman anggur yang membahas Dewa Anggur. Bahkan saat ini, Ritual kata ‘Bacchanal’ digunakan untuk menggambarkan pesta minum bir (Minuman Beralkohol). Maraknya pesta minum tersebut menyertai kemunduran Bangsa Romawi sebab meningkatnya ambisi, korupsi dan kecanduan minum alkohol yang berat.
Kemudian minuman alkohol masuk dan dikonsumsi di Negara Cina, digunakan sebagai bagian dari perayaan, dan acara lainnya. Saat masa moderasi pada tahun 1116 SM, perbendaharaan Cina mengalami pembengkakan hasil dari penjualan minuman beralkohol. Pada tahun 800 SM, minuman keras dari barley dan beras mulai diproduksi di India, saat itu Planton adalah tokoh yang menyarankan minuman keras dapat bermanfaat untuk kesehatan dan kebahagiaan seseorang, namun seiring berjalannya waktu para filsuf mulai mengkritik adanya minuman keras dan orang yang mabuk.
Antara tahun 500 SM dan 300 SM, Bangsa Ibrani memperbolehkan minuman keras untuk seluruh kalangan usia, segera setelah itu minuman keras dari anggur dipergunakan dalam ritual dan upacara Yahudi. Kemudian tahun 600 Masehi, Nabi Muhammad SAW memerintahkan pengikutnya untuk menahan diri dari minuman beralkohol. Umat Buddha dan Brahmana Hindu juga pantang meminum itu.
Pada abad pertengahan di Eropa, banyak perkembangan minuman anggur, bir, an mead (Minuman beralkohol dari madu). Manufaktur minuman beralkohol mulai tumbuh di Jerman dan cepat menyebar ke Skotlandia dan Inggris. Namun, pada tahun 1600-an minuman beralkohol menjadi masalah di Inggris sebab banyak yang menyalahgunakannya. Awal 1700-an di Inggris terjadi produksi jutaan galon Gin (jenis minuman beralkohol). Pajak atas penjualan Gin segera dinaikkan untuk mengurangi jumlah pemabuk di Inggris. Hingga kini, meski banyak upaya mengurangi jumlah pemabuk di banyak negara, sayangnya tidak banyak memberi hasil.
Reporter : Anggita Ayu Pratiwi