MINEWS, JAKARTA – Pelbagai cara bakal dilakukan korps marinir di seluruh dunia untuk menjaga kedaulatan negaranya. Kepemilikan alutsista canggih pun menjadi sebuah kewajiban bagi mereka.
Namun ada satu senapan mesin yang selalu menjadi senjata yang diandalkan korps marinir dalam pertempuran. Salah satunya senapan ‘senior’ AAT-F1.
AAT-F1 adalah senapan mesin berkaliber 7,62x51mm yan berstandard NATO. Biasanya senjata ini menjadi senjata tambahan yang ada dalam kendaraan lapis baja atau rantis, seperti tank AMX-10 PAC 90.
AAT-F1 seringkali ‘dipaketkan’ dengan AMX-10, karea sama-sama buatan manufaktur senjata asal Prancis, Manufacture d’armes de Saint-Étienne (MAS). Basis senapan mesin AAT-F1 adalah General Purpose Machine Gun (GPMG).
Bisa dikatakan, senapan ini sekelas dengan senapan mesin regu seperti FN MAG dan M-60, kedua senapan bantu infanteri TNI yang sama-sama berkalibar 7,62×51 mm.
Karena basisnya adalah GPMG, model senjata ini diluncurkan dalam beberapa varian. Sebutan standar AAT-F1 adalah AA-52 (Arme Automatique Transformable Modèle 1952), lantaran senjata ini pertama kali digunakan pada tahun 1952.
Meski bukan lagi senjata modern, AA-52 masih banyak digunakan sampai saat ini, terutama di negara-negara bekas jajahan Prancis. So, jangan merasa minder jika masih ada korps marinir yang masih menggunakan senjata ini sudah cukup punya umur.
Toh militer Prancis pun sampai saat ini masih mengggunakan AA-52/AAT-F1 di helikopter tempur SAR EC725 Caracal. Tak hanya itu, Main Battle Tank Leclerc menempatkan AA-52 sebagai senjata tambahan.