Home Kisah 7 Fakta Menarik tentang Autisme yang Perlu Kamu Tahu

7 Fakta Menarik tentang Autisme yang Perlu Kamu Tahu

0
395
Hari Autisme Sedunia

MINEWS, JAKARTA – Selamat memperingati Hari Kesadaran Autisme Sedunia 2019. Mari tunjukkan kepedulian dan tebar kasih sayang kepada mereka yang mengalami masalah autisme.

Autisme sudah lama menyita perhatian dunia medis. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), semakin lama kasus autisme di dunia semakin bertambah.

Meski bertambah, masih banyak orang yang tak tahu mengenai autisme, mulai dari sejarahnya, inti penyakitnya, sampai perkembangan terkini tentang masalah ini.

Berikut Mata Indonesia News sajikan beberapa fakta menarik tentang autisme yang perlu kamu ketahui:

1. Gangguan spektrum autisme hampir 5 kali lebih sering menyerang anak laki-laki yakni 1 dari 42 jiwa, dibandingkan anak perempuan yaitu 1 dari 189 jiwa. Autisme menyerang seluruh kalangan tanpa sekat ras, etnis, sosial maupun ekonomi.

2. Autisme bisa dideteksi sejak dini, terutama pada anak berusia 18 bulan sampai 24 bulan. Tidak ada tes medis yang bisa mencari tahu seseorang mengidap autisme atau tidak. Biasanya dokter mengetahuinya setelah memeriksa perkembangan pendengaran, penglihatan hingga kondisi neurologis anak.

3. Faktor lingkungan berpengaruh besar pada mutasi gen yang menyebabkan autisme, seperti obat-obatan, paparan logam berat, bahan kimia, antibiotik, maupun infeksi.

4. Dalam sebuah penelitian, risiko autisme lebih tinggi terjadi pada mereka yang tinggal di negara atau daerah dengan curah hujan yang tinggi. Daerah dengan curah hujan tinggi menyebabkan berkurangnya kadar vitamin D dan menimbulkan banyak polutan.

5. Anak-anak yang lahir dari ayah yang sudah berusia di atas 40 tahun lebih berisiko terserang autisme, dibanding yang berusia di bawah 30 tahun.

6. Para ilmuwan sampai saat ini kesulitan menjawab secara pasti kenapa anak-anak yang autis, pada saat dewasa akan mengalami masalah epilepsi.

7. Istilah ‘autisme’ pertama kali diperkenalkan oleh psikiater asal Swiss bernama Eugen Bleuler (1857-1939) dan menyamakannya dengan skizofrenia pada orang dewasa. Barulah pada 1943, Leo Kanner (1894-1981) memisahkan antara autisme dan skizofrenia untuk memudahkan pemahaman modern tentang gangguan tersebut.