MATA INDONESIA, JAKARTA – Tepat 29 tahun yang lalu, 26 Desember 1991 terjadi sebuah peristiwa besar yang tercatat dalam sejarah. Uni Soviet sebagai negara yang berdiri sejak 1917 runtuh setelah perang dingin melawan Amerika Serikat (AS).
Uni soviet disebut sebagai salah satu negara adidaya dunia yang sekaligus menjadi rival abadi AS. Negara ini merupakan negara komunis teragung sejagat raya pada masanya.
Uni Soviet yang merupakan gabungan dari beberapa negara berhasil menularkan paham komunismenya pada negara di luar Eropa Timur. Namun, dinamika di internal Uni Soviet gagal menyatukan negara-negara dalam satu visi.
Selain perang dingin yang melelahkan, ada faktor lain yang diduga menghancurkan eksistensi Uni Soviet di muka bumi, seperti berikut ini:
1. Rakyat Tidak Nasionalis
Bentangan wilayah yang luas ternyata kurang menguntungkan bagi Uni Soviet. Berbagai budaya dan suku bangsa yang tersebar di seluruh bagian nagara membuat rakyat mereka menjadi tidak nasionalis.
Internal Uni Soviet goyah karena kurangnya rasa cinta terhadap negara. Ditambah lagi gerakan-gerakan sporadis yang muncul akibat ketidaksukaan dengan berbagai kebijakan pemerintah pusat.
2. Pemerintah Totaliter
Negara yang menganut paham komunis ini mewajibkan rakyatnya untuk tunduk dan patuh kepada pemerintah, sehingga rakyat Uni Soviet tidak diberi kebebasan untuk berpendapat.
Dengan kondisi itu, sebagian kelompok memanfaatkan situasi untuk mencari keuntungan dengan cara menjilat penguasa. Akhirnya, kondisi tersebut memunculkan konflik di tubuh Uni Soviet.
3. Kemiskinan
Perekonomian Uni Soviet menganut paham sosialisme, yakni segala sesuatunya harus melibatkan pemerintah. Hal ini membuat kemiskinan meningkat karena pengelolaan kas Uni Soviet fokus untuk negara lain, bukan untuk mensejahterakan rakyat.
Kondisi ekonomi dan kesejahteraan yang kian hari kian memburuk menjadi celah musuh memunculkan konflik di internal Uni Soviet.
4. Beban Berat Pemerintah
Kondisi perekonomian yang kian hari memburuk, ribetnya birokrasi, hingga macetnya produktifitas negara dalam beroperasi menjadi beban yang membelit pemerintah.
Sementara itu, di luar negeri Uni Soviet sedang dihadapkan dengan banyak permasalahan antar negara mulai dari Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika hingga Amerika Latin.
5. Bubarnya Pakta Wasarwa
Pakta ini merupakan perjanjian internasional untuk membentuk aliansi militer Negara-Negara Blok Timur. Dibentuknya pakta tersebut untuk mempersiapkan diri melakukan perlawanan melawan Blok Barat yang dipimpin AS.
Pakta tersebut hancur akibat kebijakan pimpinan Uni Soviet, Mikhail Gorbachev. Sebagai negara adidaya di antara negara komunis Eropa, Uni Soviet memegang peran penting. Kebijakan Gorbachev yang mulai membuka diri, menyebabkan pakta tersebut melemah hingga bubar. Apalagi ditambah dengan pengaruh politik Amerika yang sangat kuat terhadap perekonomian Uni Soviet.
Berakhirnya keagungan Uni Soviet di dunia bukan berarti sejarah peradabannya hilang begitu saja. Pasca kehancurannya, banyak negara-negara bermunculan sebagai pecahan Uni Soviet, diantaranya Armenia, Azerbaijan, Belarus, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgizstan, Latvia, Lituania, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan. (Maropindra Bagas/RyV)