Saat Ramadan Icip-icip Pangan Khas Tuban, Bubur Muhdhor yang Legendaris

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner khas yang hanya dijumpai saat bulan Ramadan saja. Seperti halnya di Tuban, Jawa Timur.

Di bumi wali ini ada bubur yang hanya disajikan saat bulan Ramadan. Kudapan ini biasa disebut bubur Mudhor. Bubur Mudhor sangat terkenal sejak zaman penjajahan hingga saat ini. Bubur Mudhor sangat dicari oleh warga untuk takjil saat berbuka puasa.

Bubur khas rasa gulai kambing ala timur tengah ini legendaris sejak tahun 1937. Menurut cerita warga sekitar dan takmir masjid Al Muhdhor, makanan ini dibuat oleh tokoh terkemuka jazirah Arab yaitu Syeikh Habib Abdul Qodir bin Alwi Assegaf. Dibuatnya bubur yang memiliki warna khas kuning ini adalah untuk menyiasati krisis pangan berkepanjangan pada masa penjajahan Belanda.

“Makanan bubur ini pertama kali dibuat oleh tokoh terkemuka jazirah Arab yaitu Syeikh Habib Abdul Qodir bin Alwi Assegaf di masjid ini,” ujar Agil pengurus masjid Al Mudhor, Rabu 22 Mei 2019.

Bubur ini disebut bubur Mudhor karena pembuatannya berada di Masjid Al Mudhor di Kelurahan Kutorejo, Tuban. Proses pembuatan bubur mudhor ini menggunakan beras dicampur dengan air kemudian dipanaskan dalam dandang kuningan besar yang diletakkan di atas tungku.

Bubur kemudian diaduk secara bergantian. Saat beras mulai kental dan lunak, barulah racikan bumbu gulai dan rempah-rempah yang sebelumnya telah dicampur dengan air santan kelapa dan daging kambing dimasukkan. Bubur kembali diaduk menjadi satu dengan waktu sekitar dua hingga 3 jam.

Bubur Mudhor yang disajikan sebagai takjil bagi warga sekitar, fakir miskin, dan musafir ini dibagikan secara gratis pada pukul 17.00 WIB. Banyak warga mengantre dengan tertib membawa panci dan ember sendiri.

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini