MATA INDONESIA, BANDUNG – Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung merupakan salah satu kampus, tempat pesemaian bibit unggul yang ingin berkarier di dunia perhotelan dan pariwisata. Salah satu prodi yang menjadi inti dari sebagian besar perkuliahan di kampus ini adalah Manajemen Divisi Kamar (MDK) atau Room Division.
Menurut Ketua Program Studi MDK Lucky Karsuki, BA, MM, lulusan jurusan MDK tak hanya berkarier di dunia perhotelan atau pariwisata semata. Mereka juga memiliki peluang kerja di bidang lain.
“Ada yang bisa bekerja di perbankan, maskapai penerbangan, perusahaan-perusahaan minyak, kapal pesiar hingga perusahaan asing,” ujarnya kepada Mata Indonesia di STP Bandung, 1 September 2020.
Alasan jurusan MDK memiliki peluang karier yang luas karena sejak awal masuk kuliah, mahasiswa dituntut untuk mempelajari semuanya. Mereka tak hanya mempelajari front office, tapi juga mempelajari house keeping dan food and beverage (F&B). ”Bahkan mereka juga belajar untuk opening wine dan penyajian kopi,” katanya.
Mahasiswa jurusan MDK juga digodok menjadi seorang profesional. Standard Bahasa Inggris calon mahasiswa saja dituntut untuk memiliki minimal 70.
”Standard kami yang paling tinggi. Kalau sekolah pariwisata lain masih bisa menerima yang nilai 40. Makanya anak-anak di sini, Bahasa Inggrisnya bagus. Dan kalau praktek, briefing atau managerial meeting mereka wajib menggunakan Bahasa Inggris,” ujar Lucky.
Tak hanya itu, pembentukan karakter para mahasiswa MDK juga diatas rata-rata. Para mahasiswa sudah dibiasakan menerima didikan yang serius dan tegas. Tujuannya agar mereka terbiasa dan bisa mengendalikan emosi maupun sikap saat berhadapan dengan tamu.
”Saat praktek, para mahasiswa sudah terbiasa untuk mendapatkan complain. Jadi dimaki-maki beneran sehingga saat ke lapangan sudah terbiasa. Anggapan MDK itu adalah tempat keranjang sampah serapah tamu. Itulah kenapa STP Bandung menjadi the best school of tourism karena soft skill atau karakter mereka benar-benar dibentuk,” katanya.
Sayangnya saat ini minat kuliah untuk jurusan MDK tengah menurun di kampus yang dulu dikenal sebagai National Hotel Institute (NHI) atau Enhaii ini. Minimnya minat atas parodi ini lantaran ada perubahan tren. Jurusan MDK kalah saing dengan prodi kuliner (Kitchen).
“Salah satunya karena pengaruh informasi yang berkembang bahwa perhotelan identik dengan kuliner. Padahal Room Service itu adalah hati dan urat nadi dari sebuah hotel. Hotel itu menjual kamar, bukan menjual makanan,” ujarnya.
Di Prodi MDK ini, ilmu yang dipelajari adalah menerapkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan ilmu perhotelan khususnya dalam perencanaan, memproduksi, dan pengawasan pengelolaan jasa penginapan atau akomodasi
Lucky pun bertekad untuk mengubah habitus dan image masyarakat, terutama soal hospitality. Ia sangat menyayangkan lantaran banyak pemahaman yang keliru soal jurusan MDK. ”Kebanyakan selalu mengaitkan MDK dengan bersih-bersih kamar saja, padahal itu hanyalah salah satu bagian dari apa yang dipelajari,” ujarnya.