Ini Asal Usul Nama Enhaii STP Bandung

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANDUNG – Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STP) Bandung memiliki rekam sejarah yang cukup panjang. Merujuk situs resminya, cikap bakal berdiri kampus ini bermula dari didirikannya Sekolah Kejuruan Perhotelan (SKP) pada tahun 1959. Sekolah ini merupakan sekolah kejuruan menengah atas kejuruan di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemudian, pada tahun 1962 sekolah ini berubah menjadi Sekolah Kejuruan Perhotelan dan Perestoranan (SKPP) di bawah Departemen Perhubungan Darat.

Selanjutnya pada 11 Maret 1963, berkembang menjadi Akademi Perhotelan dan Perestoranan (APP) dengan lama pendidikan 3 tahun sebagai kelanjutan dari SKP.

Lalu pada 8 Maret 1965, Akademi ini (APP) berubah namanya menjadi Akademi Perhotelan Nasional (APN) yang merupakan pendidikan tinggi pertama di indonesia dalam bidang Perhotelan.

Selanjutnya pada 7 Maret 1967, Departemen Perhubungan kemudian menggabungkan APN dan SKPP menjadi Pusat Pendidikan Kepariwisataan (PUSDIKPAR). Namun tak butuh waktu lama, pada 6 Januari 1970, namanya berubah kembali menjadi Akademi Perhotelan Nasional (APN).

Kemudian pada 21 Juli 1973, APN berubah nama menjadi National Hotel Institute (NHI) atau Pusat Pendidikan Perhotelan.

Ketua Program Studi Manajemen Divisi Kamar (MDK) Lucky Karsuki, BA, MM, mengungkapkan bahwa pada tahun itu Pemerintah Indonesia mengadakan kerjasama dengan pemerintah Swiss dalam bidang pendidikan perhotelan.

“Jadi Swiss waktu itu, ada ahli teknologi dari Swiss di kita yang membuat Sekolah Pariwisata. Waktu itu fokusnya yang pertama ke hotel. Namanya Nasional Hotel Institute (NHI). Lalu kita bikin namanya jadi enhaii. Jadi nama enhaii ini untuk mengabadikan awal muasalnya kampus ini,” ujarnya kepada Mata Indonesia di Bandung, 1 September 2020.

Kemudian pada 21 Juli 1979, sejalan dengan kebutuhan tenaga kerja di bidang Pariwisata, NHI dikembangkan menjadi National Hotel & Tourism Institute (NHTI) dengan penambahan jurusan pada Jurusan Usaha Perjalanan (Tours and Travel) dan Bina Wisata (Tourism Management).

Lalu pada 11 November 1981, NHTI berubah menjadi Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata Bandung (BPLP Bandung) yang bernaung di bawah Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.

Tepat pada 1 November 1993, untuk meningkatkan kualitas pendidikan pariwisata di Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.101 tahun 1993 yang dikeluarkan pada tanggal 1 November 1993, BPLP Bandung berubah menjadi Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STP) dengan penambahan pendidikan Diploma IV.

Saat ini di area kampus STP Bandung, berdiri megah sebuah hotel yang diberi nama Enhaii Hotel. Menurut Lucky, hotel tersebut didirikan sebagai sarana praktek bagi para mahasiswa. “Itu laboratorium praktek bagi mahasiswa kami,” katanya.

Menariknya yang bertugas sebagai General Manager adalah salah satu dosen dari kampus. Sementara untuk jabatan manajer dipercayakan kepada beberapa mahasiswa.

”Ada yang jadi manajer untuk akuntingnya dan ada juga yang jadi manajer untuk human resourcenya,” ujar Lucky.

Lucky juga mengungkapkan bahwa kemungkinan besar, ke depan STP Bandung akan berubah nama menjadi Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bandung. Saat ini sudah ada beberapa kampus yang memakai nama ini yaitu Politekpar Bali, Politekpar Makassar, Politekpar Medan, Politekpar Palembang dan Politekpar Lombok.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini