Mata Indonesia, Kulon Progo – Curah hujan yang tinggi di Kulon Progo telah menyebabkan kenaikan bertahap pada harga sayuran. Berbagai jenis sayuran, terutama yang rentan membusuk karena terendam air selama musim hujan, mengalami lonjakan harga yang tinggi.
Palupi, seorang pedagang di Pasar Sentolo, Kulon Progo mengakui ada kenaikan harga dalam beberapa komoditas. Sebagai contoh, sayur jipang yang biasanya dihargai Rp3.000 per kilogram, kini melonjak menjadi Rp8.000 per kilogram.
Begitu pula dengan kacang panjang yang dijual dengan harga Rp7.000-8.000, naik dari kisaran sebelumnya Rp4.000-5.000 per kilogram.
Kenaikan harga ini terutama ekstrem terjadi pada daun bawang dan tomat. Daun bawang yang biasanya bernilai Rp7.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp16.000 per kilogram.
“Tomat yang dulu Rp5.000 sekarang Rp19.000,” ujarnya Senin 5 Februari 2024.
Menurut Palupi bahwa kenaikan harga sayuran ini bisa jadi karena hujan yang mulai turun. Hujan berdampak pada sejumlah area budidaya sayuran yang tergenang air, menyebabkan gagal panen karena membusuk.
“Selama musim hujan, banyak area yang tergenang. Akibatnya, harga sayuran melonjak,” jelasnya.
Selain itu, Palupi menyebutkan bahwa beberapa jenis sayuran mulai sulit didapatkan di pasaran. Misalnya, bayam sekarang sulit didapatkan.
“Harganya tidak naik, tapi bayam sulit didapatkan. Karena hujan, tidak bisa panen, dan lahan tergenang air,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulon Progo, Sudarna mengatakan, cuaca menjadi salah satu faktor yang menyebabkan naik-turunnya harga sayuran.
“Bisa disebabkan cuaca. Tapi ada juga faktor lainnya. Tapi memang yang paling terlihat dari kondisi cuaca yang saat ini masih hujan,” kata dia.
Meski begitu, Pemkab Kulon Progo tetap melakukan pengawasan untuk distribusi serta menjaga harga bahan pokok, termasuk sayuran tak meroket.