5 Bahaya Konsumsi Arak yang Harus Diketahui Gubernur Bali Wayan Koster

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gubernur Bali I Wayan Koster telah resmi melegalkan peredaran Arak Bali. Ia bahkan siap menyuguhkan arak tersebut sebagai minuman penjamu tamu dan segera mengurangi impor miras dari luar.

Tapi, sebenarnya, apakah Wayan Koster tahu bahaya mengonsumsi minuman beralkohol seperti arak?

Mengutip beberapa sumber, apapun jenisnya, minuman beralkohol tetap saja tidak baik bagi kesehatan tubuh. Sejumlah risiko penyakit akan muncul jika Anda rutin meminum alkohol. Berikut, 5 efek paling berbahaya dari kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol seperti Arak Bali:

1. Radang Pankreas

Jika Anda terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol, pankreas akan memproduksi zat beracun. Akibatnya fatal, bisa-bisa Anda terkena radang pankreas atau pankreatitis.

2. Penurunan Fungsi Otak

Kandungan pada minuman seperti arak dapat merusak kinerja zat-zat kimiawi yang bekerja untuk menjalankan fungsi otak. Saat fungsi otak terganggu, Anda akan mengalami masalah seperti kurangnya konsentrasi, hilang ingatan, emosi tidak terkontrol, hingga menurunnya penglihatan.

3. Kanker

Sudah jelas dan sudah banyak buktinya, para peminum alkohol banyak yang terserang berbagai jenis kanker. Alkohol bersifat karsinogen yang merusak sel-sel dalam tubuh. Beberapa jenis kanker yang mungkin menjangkit peminum arak, di antaranya seperti kanker mulut, leher, hati, payudara, dan tenggorokan.

4. Masalah Pencernaan

Alkohol dapat mengacauan penyerapan nutrisi makanan secara sempurna oleh sistem pencernaan. Akibatnya, sistem pencernaan terganggul, Anda pun berisiko mengalami masalah kekurangan nutrisi.

5. Sakit Jantung

Risiko bebahaya selanjutnya adalah masalah jantung. Alkohol dapat mengakibatkan irama jantung jadi tak menentu. Ujung-ujungnya, otot jantung melemah dan peredaran darah jadi tak lancar, kematian pun menanti Anda.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini