Di Acara HPN 2020, Menpan RB Tjahjo Kumolo Bicara Soal Media Dulu dan Sekarang

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANJARMASIN – Puncak acara peringatan Hari Pers Nasional (HON) 2020 digelar di Banjarmasain, Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai hari ini, Jumat 7 hingga 9 Februari 2020 mendatang. Acara ini dihadiri ribuan peserta yang terdiri atas wartawan, pejabat dan pengusaha.

Tak hanya itu, rencanaya puncak HPN ini juga akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, serta 24 duta besar negara sahabat.

Sejumlah agenda penting mewarnai HPN ke 74 tahun 2020 di Kalimantan Selatan. Banyak menteri Kabinet Indonesia Maju juga hadir menjadi pembicara utama pada beberapa seminar yang digelar, termasuk hadirnya para Duta Besar negara sahabat.

Sementara itu pada hari ini, digelar seminar ‘Best Practices Kepemerintahan yang Baik’ sebagai acara pembuka. Seminar ini merupakan kerjasama antara Kemenpan RB, bersama PWI dan Pemprov Kalsel Sebagai rangkaian HPN 2020.

Semimar ini dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo, Sekda Kalsel Abdul Haris, dan Ketua PWI Pusat, Atal S Depari.

Tjahjo Kumolo dalam sambutannya mengatakan peran pers sangat penting untuk menjadi penyampai pesan berbagai program kerja pemerintah pusat dan daerah.

“Pemerintah jika membuat program tapi tidak dibantu sosialisasikan oleh media tidak akan berguna. Forum seperti ini sangat penting apalagi pemerintah dari mulai presiden sampai kepala desa, kepala pemerintahan, termasuk jajaran TNI Polri, tokoh-tokoh, dan perguruan tinggi memerlukan pers,” ungkap Tjahjo.

Menteri yang sebelumnya menjabat Mendagri ini melanjutkan pers pun membutuhkan pemerintah sehingga kedua pihak harus selalu saling mengisi.

“Termasuk juga pers memerlukan kita, makanya pemerintah hingga tingkat bawah atau kepala Humasnya harus siap ditelpon 24 jam,” tuturnya.

Tjahjo juga membandingkan PWI era reformasi dan orde baru yang menurutnya turut berubah. “Dulu susah untuk membuat media tapi sekarang di era demokrasi yang kian berkualitas membikin media menjadi mudah, sehingga kualitas harus terus meningkat juga. Zaman dulu ketua PWI masih dirangkap oleh menteri penerangan Harmoko terlepas orang suka atau tidak suka peranan dan daripada menteri penerangan luar biasa setiap pagi diumukan harga cabe sekian harga bawang sekian sampai harga saham,” jelasnya.

Sekretaris Daerah Kalsel, Abdul Haris yang mewakili Gubernur Kalsel menyampaikan kebanggaannya setelah Kalsel diminta sebagai tuan rumah HPN 2020.

“Kami bangga bisa menjadi tuan rumah dan menyambut baik hari pers nasional dengan tagline Pers Menggelorakan Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibu Kota Negara,” ujarnya.

Pihaknya mengaku menjadikan pelaksanaan HPN 2020 sebagai awal dari persiapan pembangunan daerah untuk meyambut pemindahan Ibu Kota Negara baru.

“Pelaksanaan HPN ini menjadi tahun yang penting bagi Kalimantan Selatan untuk lepas landas melakukan pembangunan yang tepat dalam rangka mempersiapkan Kalimantan Selatan sebagai gerbang Ibu Kota Negara baru,” ujarnya.

Hari Pers Nasional diselenggarakan setiap tanggal 9 Februari bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang berdiri 9 Februari 1946 di Solo.

PWI merupakan organisasi profesi wartawan pertama di Indonesia. Dalam setiap gelaran HPN, ribuan delegasi jurnalis dari seluruh Indonesia hadir meramaikannya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Generasi Muda Harus Jaga Nilai Kemerdekaan di Tengah Gempuran Budaya Pop

Oleh: Aulia Sofyan Harahap )* Seluruh generasi muda Indonesia harus terus menjaga nilai kemerdekaan meski di tengah adanya berbagai macam gempuran budaya pop, termasuk yang sedangmenjadi tren belakangan ini yakni anime One Piece. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ruang digital terus ramai memperbincangkan adanya fenomena pengibaran bendera bajak lautdari serial anime One Piece.  Simbol tengkorak dengan topi jerami itu muncul di sejumlah lokasi, yang kemudianmenyulut pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagaibentuk ekspresi semata, namun sebagian lainnya justru menilai bahwa pengibaranbendera One Piece itu sebagai salah satu bentuk upaya provokasi yang berpotensimengaburkan nilai-nilai sakral kemerdekaan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Ahmad Muzani merespons seluruh haltersebut dengan pandangan yang lebih moderat. Ia memandang bahwa tindakantersebut sebagai ekspresi kreatif dari masyarakat, terutama pada para generasimuda yang tengah hidup dalam era digital dan budaya global.  Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa sejatinya semangat kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun bahkan termasuk keberadaan budaya pop sekalipun. Muzani meyakinibahwa di balik simbol asing yang diangkat tersebut, seluruh masyarakat sejatinyatetap menyimpan Merah Putih dalam lubuk hati mereka. Senada dengan hal itu, politikus Andi Arief memandang bahwa pengibaran benderatersebut memang bukan sebagai bentuk pemberontakan, melainkan sebagai simbolharapan. Ia membaca tindakan itu sebagai protes yang muncul dari keresahan, namun tetap mengandung semangat untuk membangun Indonesia tercinta. Bagi sebagian kalangan, ekspresi semacam itu bukan berarti meninggalkan kecintaanpada tanah air, tetapi justru sebagai bentuk pencarian atas harapan yang lebih baikbagi bangsa. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli...
- Advertisement -

Baca berita yang ini