Waspada Terhadap Gejala Cabin Fever

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pandemi Covid-19 membuat orang lebih banyak tinggal di rumah karena untuk mengurangi rantai penyebaran virus corona. Namun, berada di rumah dalam jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan dampak tersendiri. Bila selama berada di rumah Anda mulai merasakan kegelisahan, kesepian, sulit konsentrasi, cepat bosan, bahkan depresi hingga berbagai energi negatif lainnya, bisa jadi kondisi tersebut menandakan gejala cabin fever.

Cabin fever adalah istilah untuk menggambarkan berbagai perasaan perasaan negatif akibat terlalu lama terisolasi di dalam rumah atau tempat tertentu. Kondisi ini rentan terjadi selama kebijakan stay at home yang ditetapkan pemerintah dan WHO untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Orang yang mengalami cabin fever merasakan sedih, bosan, gelisah, mudah tersinggung, dan beragam perasaan negatif lainnya akibat terlalu lama diam di suatu tempat dan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.

Namun cabin fever tidak termasuk dalam gangguan psikologis. Gejala yang muncul pada cabin fever benar-benar nyata hingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala yang dialami setiap orang bisa berbeda-beda. Perasaan negatif yang muncul umumnya tidak hanya sesaat, melainkan berlangsung cukup lama hingga memengaruhi kehidupan sehari-hari orang yang mengalaminya, termasuk dalam bekerja, berinteraksi dengan orang lain, dan beristirahat.

Berikut ini adalah gejala cabin fever yang patut Anda waspadai :

  • Merasa sangat sedih, gelisah (agitasi), dan putus asa
  • Lemas atau kurang energi
  • Mudah marah dan tersinggung
  • Sulit berkonsentrasi atau berpikir
  • Mengalami gangguan tidur, seperti sulit tidur atau bangun terlalu dini
  • Menjadi tidak sabar
  • Tidak tertarik dan tidak memiliki motivasi terhadap segala hal
  • Kerap mengidam makanan atau justru tidak nafsu makan
  • Mengalami kenaikan atau penurunan berat badan
  • Sulit percaya pada orang-orang di sekitarnya
  • Tidak mampu mengendalikan emosi dan stress (sumber alodokter.)

Lalu bagaimanakah cara mengatasi gejala cabin fever?

Cabin fever sebaiknya ditangani dengan bantuan terapis atau profesional. Namun, bila gejalanya relatif ringan, masih dapat diatasi dengan beberapa langkah seperti:

  1. Cari Work-Life Balance yang Baik

Bekerja dari rumah (WFH) untuk pertama kalinya mungkin dapat menimbulkan kesulitan dan ketidaknyaman bagi sebagian orang. Sebab, bekerja di rumah dapat memberikan banyak distraksi untuk fokus pada pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Akibatnya, keseimbangan antara kehidupan dan kerja yang baik pun sulit terpenuhi. Maka manajemen waktu yang baik harus diterapkan agar tidak bekerja terlalu keras dan produktivitas tidak terhambat. Kamu dapat mencari kegiatan di luar pekerjaan yang menyenangkan dan santai untuk melepaskan stres, seperti main video game.

  1. Perhatikan Pola Makan yang Sehat

Saat merasa terjebak di rumah, seseorang cenderung untuk makan sesukanya tanpa memperhatikan kandungan gizinya, atau bahkan tidak mau makan sama sekali. Namun, penting diingat bahwa energi dan motivasi dapat ditingkatkan melalui makanan yang sehat. Cobalah untuk membatasi camilan dengan kadar lemak atau gula yang tinggi untuk menjaga keseimbangan nutrisi. Berolahraga secara rutin juga dapat dilakukan guna menghindari penumpukan lemak yang berlebih. Pastikan juga kamu mengonsumsi banyak air mineral.

  1. Luangkan Waktu di Luar Rumah Sejenak

Di masa pandemi COVID-19, penerapan aturan physical distancing mengakibatkan aktivitas di luar rumah jadi terbatas. Namun, cobalah sesekali untuk menghibur diri di luar rumah, tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Menghabiskan waktu sejenak di luar rumah dapat membantu mengurangi kecemasan dan stres, serta memperbaiki suasana hati seseorang.

Bagi mereka yang tak memiliki waktu atau akses untuk pergi ke taman atau semacamnya, bisa melakukan hal lain seperti olahraga ringan di sekitar rumah. Bisa juga menghabiskan waktu untuk merawat tanaman hias, melihat tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah, mendengarkan suara burung atau hewan liar lainnya, bermain atau bersantai dengan hewan peliharaan. Namun, jangan lupa untuk selalu menjaga protokol kesehatan, gunakan masker setiap keluar rumah, dan hindarilah kerumunan.

  1. Pastikan Kebutuhan Tidur Terpenuhi

Kebutuhan tidur yang dibutuhkan setiap orang akan bervariasi. Namun, seseorang harus  tidur dan bangun pada waktu yang wajar dengan waktu yang cukup. Hal ini bertujuan untuk menghindari kelebihan dan kekurangan tidur. Sebab hal tersebut dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit yang serius, serta mengganggu kesehatan mental. Maka, pastikan kebutuhan tidur terpenuhi agar dapat bangun dengan perasaan segar dan fit. Di samping itu, hindarilah tidur siang sepanjang hari agar tidak menghambat produktivitas.     

  1. Jaga Interaksi dengan Orang Lain Secara Virtual                    

Meski tidak dapat bertemu secara langsung, kamu masih dapat terhubung dengan orang-orang terdekat. Tetaplah berinteraksi dengan orang lain melalui panggilan telepon, video call, atau mengobrol melalui media sosial. Terhubung dengan teman atau keluarga secara virtual dapat membantu mencegah timbulnya rasa kesepian dan terisolir. Berbicara dengan orang lain juga dapat membantu kamu dalam mencari solusi atas masalah atau kegelisahan yang sedang kamu rasakan.

  1. Mengendalikan Konsumsi Berita

Dalam keadaan yang penuh dengan ketidakpastian, kamu pasti selalu ingin untuk mengikuti berita dari waktu ke waktu, untuk  dapat memantau situasi perkembangan COVID-19. Namun, hal ini harus dibatasi atau dikendalikan dengan baik. Alasannya, terlalu banyak menonton berita dapat memicu timbulnya perasaan depresi dan cemas. Terutama bila kamu terlalu banyak menonton berita duka atau grafik yang menunjukan angka kematian.

  1. Jangan Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Kondisi pandemi adalah hal yang baru bagi sebagian orang, sehingga perlu beradaptasi dengan cara hidup yang baru. Maka, jangan sampai bersikap terlalu keras terhadap diri sendiri. Sebaliknya, cobalah untuk tenang dan fokus agar dapat melakukan segala rutinitas dengan baik. Untuk mengatasinya, kamu dapat mengembangkan dan menjalani rutinitas baru. Pasalnya, rutinitas yang jelas dapat membantu seseorang merasakan kendali atas situasi mereka. Melansir dari Halodoc, rasa kendali akan situasi yang ada dapat membantu mencegah perasaan depresi dan putus asa.

Akan tetapi jika cara diatas telah kamu lakukan, tapi kamu masih merasakan hal yang sama, ada baiknya segeralah konsultasikan kegelisahanmu kepada psikolog. Jangan malu untuk ke psikolog ya karena kesehatan mentalmu jauh lebih penting dan ke psikolog bukan hal yang harus dihindari kok guys! Semangat.

Reporter : Syifa Ayuni Qotrunnada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Langkah Strategis Pemerintah Sukses Kendalikan Mobilitas Saat Tahun Baru

JAKARTA — Pemerintah telah berhasil mengendalikan mobilitas seluruh rangkaian perayaan Tahun Baru 2025 dengan serangkaian kebijakan strategis. Mulai dari transportasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini