Wajib Tahu, Tidak Ada Batasan Aman Dalam Mengonsumsi Alkohol

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Studi terbaru mengemukakan bahwa tidak ada batasan aman dalam mengonsumsi alkohol. Bahkan dalam studi observasional dari para peneliti dari University of Oxford mencatat bahwa mengonsumsi minuman beralkohol bisa berdampak pada materi abu-abu otak, atau disebut juga wilayah di otak yang memproses informasi.

Peneliti klinis senior, Anya Topiwala menegaskan bahwa semakin banyak orang mengonsumsi alkohol maka volume materi abu-abu otak semakin sedikit.

“Semakin banyak orang mengonsumsi minuman beralkohol, maka semakin sedikit volume materi abu-abu otak mereka,” kata Anya Topiwala.

Ia mengatakan bahwa alkohol bisa memperburuk materi abu-abu otak di samping adanya faktor usia yang berpengaruh pada berkurangnya volume otak. Meski demikian, alkohol tetap memberikan kontribusi lebih besar daripada faktor risiko lainnya.

“Tetapi alkohol memberikan kontribusi lebih besar daripada faktor risiko lain yang dapat dikendalikan,” kata Topiwala.

Selain itu pada penelitian lainnya yaitu yang dimuat dalam jurnal The Lancet tahun 2018, alkohol dinilai merupakan faktor utama penyakit dan kematian dini pada pria dan wanita di usia 15-49 tahun di seluruh dunia pada tahun 2016.

Head of research di Institute of Alcohol Studies di Inggris mengemukakan meski belum memastikan bahwa tidak ada batasan aman mengonsumsi alkohol namun secara umum dijelaskan bahwa minuman alkohol berdampak buruk bagi kesehatan otak.

“Namun sudah diketahui sejak beberapa dekade bahwa minuman beralkohol buruk untuk kesehatan otak,” kata Sadie.

Ia menilai bahwa alkohol juga bisa memengaruhi semua bagian tubuh sehingga bisa berdampak pada risiko kesehatan.

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Generasi Muda Harus Jaga Nilai Kemerdekaan di Tengah Gempuran Budaya Pop

Oleh: Aulia Sofyan Harahap )* Seluruh generasi muda Indonesia harus terus menjaga nilai kemerdekaan meski di tengah adanya berbagai macam gempuran budaya pop, termasuk yang sedangmenjadi tren belakangan ini yakni anime One Piece. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ruang digital terus ramai memperbincangkan adanya fenomena pengibaran bendera bajak lautdari serial anime One Piece.  Simbol tengkorak dengan topi jerami itu muncul di sejumlah lokasi, yang kemudianmenyulut pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagaibentuk ekspresi semata, namun sebagian lainnya justru menilai bahwa pengibaranbendera One Piece itu sebagai salah satu bentuk upaya provokasi yang berpotensimengaburkan nilai-nilai sakral kemerdekaan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Ahmad Muzani merespons seluruh haltersebut dengan pandangan yang lebih moderat. Ia memandang bahwa tindakantersebut sebagai ekspresi kreatif dari masyarakat, terutama pada para generasimuda yang tengah hidup dalam era digital dan budaya global.  Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa sejatinya semangat kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun bahkan termasuk keberadaan budaya pop sekalipun. Muzani meyakinibahwa di balik simbol asing yang diangkat tersebut, seluruh masyarakat sejatinyatetap menyimpan Merah Putih dalam lubuk hati mereka. Senada dengan hal itu, politikus Andi Arief memandang bahwa pengibaran benderatersebut memang bukan sebagai bentuk pemberontakan, melainkan sebagai simbolharapan. Ia membaca tindakan itu sebagai protes yang muncul dari keresahan, namun tetap mengandung semangat untuk membangun Indonesia tercinta. Bagi sebagian kalangan, ekspresi semacam itu bukan berarti meninggalkan kecintaanpada tanah air, tetapi justru sebagai bentuk pencarian atas harapan yang lebih baikbagi bangsa. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli...
- Advertisement -

Baca berita yang ini