MATA INDONESIA, CINA – Hingga kini penyebaran virus corona (Covid-19) masih terus terjadi. Virus yang berasal dari Wuhan, Cina, ini menghambat seluruh aktivitas masyarakat, misalnya saja lockdown yang dilakukan di beberapa negara.
Diketahui ribuan nyawa melayang akibat virus ini. Tapi, tahukan kalian kalau ternyata virus corona juga mengganggu kehidupan rumah tangga pasangan suami-istri di Cina lho!
Angka perceraian di Cina dilaporkan meningkat beberapa waktu belakangan. Penyebabnya ialah masa isolasi yang membuat banyak orang tidak tahan dengan pasangan.
Dilaporkan bahwa sebanyak 300 pasangan telah mengajukan permohonan cerai sejak 24 Februari, waktu di mana lockdown di Cina mulai diberlakukan.
Menurut petugas pendaftaran pernikahan di Provinsi Sichuan, China, kebanyakan dari mereka ingin cerai karena corona. Ketika menghabiskan banyak waktu bersama selama masa isolasi, ternyata beberapa pasangan malah jadi sering bertengkar.
“Angka perceraian di distrik ini meningkat pesat dibanding sebelum (pecahnya virus Corona). Orang-orang muda menghabiskan banyak waktu di rumah. Mereka cenderung berargumen karena sesuatu yang remeh dan cepat-cepat menginginkan perceraian,” kata Lu Shijun, manajer pendaftaran pernikahan kepada pemberitaan lokal.
Faktor lain yang bisa mendorong naiknya angka perceraian belakangan ini juga disebabkan karena virus corona. Pandemi tersebut membuat banyak orang harus menunda aktivitas mereka, termasuk untuk mendaftarkan gugatan cerai. Karena itu, banyak dari mereka yang baru melakukannya sekarang.
Hal ini pun menyadarkan orang bahwa menghabiskan waktu terlalu banyak dengan pasangan bukan selalu hal baik.
Sebelumnya, sebuah studi pernah mengungkap jika risiko perceraian naik ketika pasangan sudah tinggal bersama lebih dari lima tahun. Adapun riset lain yang tidak menemukan bukti bahwa selalu tinggal bersama bisa menguatkan hubungan rumah tangga.
Psikolog Rob Pascale dan Lou Primavera PhD dalam buku Making Marriage Work pun mengatakan jika keseimbangan adalah kuncinya.
“Paduan dari waktu dengan teman dan keluarga, waktu bersama dengan pasangan, dan waktu sendiri untuk masing-masing pasangan menambah kualitas pernikahan, begitu juga dengan pemisahan adil antara lingkup dan aktivitas kita dan untuk pasangan,” kata mereka.