Video Aldi Taher Jadi Imam Salat Istrinya Banjir Nyinyiran, Kempit Al Quran di Ketek

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Aldi Taher jadi perbincangan netizen karena mengunggah video tengah menjadi imam salat untuk istrinya, Salsabillih. Dalam keterangannya, Aldi menuliskan surat Al Quran yang ia baca.

“AN NISA 178- AL MAIDAH 1-2,” begitu keterangan yang ditulis Aldi Taher dalam akun postingan Instagram miliknya, @alditaher.official.

Selain itu, Aldi Taher yang kini dikenal sering mengunggah video sedang melantunkan ayat Al Quran juga membacakan surat lain di video selanjutnya.

“AL MAIDAH 3-5,” tulis Aldi diktip Jumat 11 November 2020.

Lantas unggahan tersebut pun menuai pro dan kontra di kalangan netizen. Berbagai pendapat pun dilontarkan netizen dalam kolom komentar.

“Ngilu,” tulis seorang netizen. Menanggapi komentar itu, Aldi menuliskan “Lihat postingan maksiat nggak ngilu ya? #BISMILLAH_posting_baca_ALQURAN_BARAKALLAH.”

Tak hanya itu, Aldiansyah Taher itu juga heran kenapa ada netizen lain yang ingin berkata kasar ketika melihat videonya sedang menunaikan ibadah salat.

“Pengen ngomong kasar rasanya, tapi takut dosa:( gimana dundddd,” ucap netizen lain. “Karena? #BISMILLAH_posting_baca_ALQURAN_BARAKALLAH,” jawab Aldi.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by ALDI TAHER,SE (@alditaher.official) on

Tak hanya itu, ada yang mengomentari soal bacaan surat pendek dalam salat yang dibacakan Aldi menggunakan Al Quran, bukan hafalan. Setelah membacanya, ia juga yang menaruh Al Quran di ketiaknya.

“Kalo di rumah, Al Quran habis ngaji suka diciumin sama anak-anak, jatoh dikit ajah langsung diusap-usap, cium-cium alias diistimewakan. Lah ini kok taruh di ketek… Bujug busrak kaga salah itu bang,” pungkas warganet menanggapi video salat Aldi Taher.

Ada juga yang menyarankan Aldi agar ibadah yang ia lakukan hanya diketahui oleh dirinya dan Yang Maha Kuasa saja.

“Masa ibadah di upload ga malu woy biar kelihatan suci gitu engga kali norak kampungan lu wkwk,” kata seorang netizen.

“Ga perlu di rekam jga knapa.. entar bukan nya apa2, pasti di cap riya nanti.. buat apaan jga di post, daripada gitu mending bikin video ngaji.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini