Usai Guru Tampilkan Kartun Nabi Muhammad, Arie Untung Ogah Simpan Tas Branded dari Prancis

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kasus penayangan kartun Nabi Muhammad SAW oleh seorang guru di Prancis, Samuel Paty kini berbuntut panjang. Guru yang tewas dipenggal oleh pemuda Muslim asal Rusia itu membuat presiden Prancis, Emmanuel Macron marah dan menganggap itu sebagai tindakan teroris.

Namun, kemarahan Macron dan pemerintah Prancis menunjukan respons yang dianggap tidak bijaksana. Melansir Associated Press (AP), pemerintah Iran mengatakan bahwa Prancis mengizinkan kebencian terhadap Islam di bawah kedok dukungan kebebasan berekspresi lewat kartun Nabi Muhammad SAW yang ditayangkan.

Mengetahui hal tersebut, sejumlah masyarakat dan negara Muslim mengecam apa yang dilakukan pemerintah Prancis mengenai kartun nabi besar umat Islam. Salah satunya yang ikut kecewa ialah artis tanah air, Arie Untung.

Presenter yang kini mulai hijrah merasa kecewa dengan apa yang dilakukan negara Prancis pada kaum Muslim. Bahkan, dirinya sampai rela mengeluarkan semua koleksi tas dan barang sang istri, Fenita Arie yang berasal dari brand negara tersebut.

Arie Untung keluarkan semua tas branded dari Prancis (instagram/ariekuntung)

“Nggak layak,” tulis Arie membuka keterangan unggahannya.

Dalam postingan itu, nampak sejumlah tas bermerk Prancis seperti Dior, Chanel, Louis Vuitton, Givenchy dan Celine diletakkan di lantai. Harga tas itu tentu tak murah, bahkan bisa sampai ratusan juta rupiah.

“Karena negaranya menghina nabiku di bulan kelahirannya, barang-barang RECEH brand2 Prancis ini nggak layak ada di lemari yang pemiliknya sangat mencintai nabinya,” kata Arie dalam keterangan itu.

Arie juga menjelaskan bahwa bukan salah tas-tas tersebut. Namun ia ingin memberi pelajaran termasuk dampak ekonomi yang terjadi untuk Prancis akibat menghina Nabi Muhammad SAW.

”Emang bukan salah tas-tas ini, tapi biar dia tahu impact ekonomi yang dihasilkan atas penghinaan ini,” kata Arie.

Meski demikian, ia juga mengingatkan jika tak semua masyarakat Perancis setuju dengan sikap sang presiden. Suami Fenita Arie juga mengingatkan masyarakat muslim lainnya untuk bersabar menghadapi isu ini.

“Sabar ya teman2 kita sedang masuk fase mulkan jabbariyan. Temen2 muslim jgn response balik hina kepercayaan apapun, kita jd pribadi2 yg sabar. Hidup berdampingan damai dng yg berbeda kepercayaan adalah kelembutan yg diajarkan Rasulullah saw,” ucapnya.

Sementara itu, sejumlah negara Muslim juga turut memboikot produk Prancis terkait isu tersebut. Hal itu sebagai bentuk protes mereka akibat penghinaan yang ditunjukan kepada umat Muslim atas kartun Nabi Muhammad SAW.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Bansos Harus Bermanfaat, Bukan Alat Judi Daring

Oleh : Wiliam Pratama Bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh pemerintah merupakan bentuk nyata kepeduliannegara terhadap masyarakat yang terdampak situasi ekonomi. Di tengah tekanan daya beliakibat fluktuasi harga kebutuhan pokok, bansos menjadi instrumen penting untuk menjagastabilitas sosial, membantu keluarga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sertamenjadi penguat daya tahan rumah tangga. Namun di balik niat baik itu, terdapat tantanganserius: penyalahgunaan bansos untuk praktik Judi Daring yang merusak sendi ekonomi dan moral masyarakat. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, secara tegas mengingatkan masyarakatpenerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tidak menyalahgunakan dana bantuan untukaktivitas yang kontraproduktif. Dalam kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Wapres meninjaulangsung proses penyaluran BSU yang diberikan kepada pekerja sektor informal dan buruhterdampak ekonomi. Ia menekankan bahwa bansos ini bukan untuk dibelanjakan pada kegiatan spekulatif seperti Judi Daring, tetapi harus digunakan untuk memenuhi kebutuhanpokok dan memperkuat ekonomi keluarga. Peringatan Wapres Gibran bukan tanpa dasar. Praktik Judi Daring saat ini telah menjangkitiberbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam tekanan ekonomi. Dengandalih “mencari keberuntungan,” sebagian masyarakat justru terjebak dalam pusaran hutangdan ketergantungan. Hal ini sangat ironis, karena dana yang disediakan negara sebagaipenopang hidup justru berpotensi menjadi jalan kehancuran jika tidak digunakan secara bijak. Hal senada juga ditegaskan oleh Gubernur Jawa...
- Advertisement -

Baca berita yang ini