Undang Dokter yang Sebar Hoax Covid-19, Acara Hotman Paris Dihujat Netizen

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jagat maya tengah dihebohkan oleh aksi seorang dokter bernama Lois yang diduga sebarkan hoax soal Covid-19. Pernyataan itu diungkap bersama pengacara kondang Hotman Paris lewat salah satu acara talk show-nya.

Pada episode ini Hotman Paris mengundang salah seorang dokter, yakni dr. Lois yang ternyata tidak percaya dengan adanya virus corona.

Menurut sang dokter, pasien-pasien Covid-19 yang meninggal di rumah sakit disebabkan oleh efek samping interaksi antar obat yang dikonsumsi pasien. Bukan dari virus Covid-19 itu sendiri.

“Bukan (karena Covid-19) pak, bukan, itu interaksi antar obat,” kata dr. Lois.

Alhasil, pernyataan dokter tersebut pun viral di sosial media. Tak hanya dokter tersebut yang mendapat kecaman netizen. Mereka juga geram dengan acara tersebut yang tak bisa menyaring seorang bintang tamu.

“Dokternya kok bisa diundang? Kenapa gak cari dokter lain?,” kata akun cappuninew.

“Lagian kobisa diundang ke acara besar yg bahkan masuk tv sih? Ga di research dulu gitu nih Dokter menangani covid apa ngga,” tulis akun so_sourcandy.

“Ya udh tau licensenya dicabut kok ya masi diundang gitu loh); segitu hopelessnya klen kah kakak” produser/talent,” kata akun mautakoyakii.

Pernyataan dr. Lois tersebut langsung didebat oleh Melaney Ricardo. Sebagai penyintas Covid-19 ia mengaku tak setuju dengan ucapan sang dokter.

Hotman dan Melaney juga menilai pernyataan dr. Lois tak masuk akal hingga suasana pun menjadi semakin tegang karena perdebatan itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini