Tukul Arwana Diduga Pendarahan Otak, Dilarikan ke Rumah Sakit

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari komedian, Tukul Arwana. Dia diduga mengalami pendarahan otak dan sudah dibawa ke rumah sakit.

Kabar ini didapat dari salah satu penjaga rumah Tukul, Jaka. Dia menyebut, sang majikan dilarikan ke rumah sakit pada Rabu 22 September 2021.

“(Dibawa ke rumah sakit) sebelum Maghrib,” kata Jaka, dilihat dari channel YouTube Mop.

Sebelum dibawa ke rumah sakit, Tukul sempat mengeluhkan rasa sakit di bagian kepala. Hanya saja, dia tak tahu secara detail penyakitnya.

“Kelihatannya pusing-pusing. Ya udah bawa ke dokter gitu. Aku nggak tau sih apa udah pulang atau gimana sekarang,” ujarnya.

Jaka berharap Tukul tidak mengalami penyakit yang parah dan segera bisa pulang ke rumah. Dia pun meminta doa dari semua masyarakat.

“Berdoa biar sehat, semoga nggak ada apa-apa lah,” ungkapnya.

Netizen beramai-ramai mendoakan untuk kesehatan dan kesembuhan Tukul di kolom komentar channel YouTube tersebut.

“Jangan cape dan kurang tidur…. Semoga mas tukul cepat sembuh diangkat penyakitnya oleh Alloh,” tulis Titi Hodijah.

“Moga2 om tukul segera pulih pasca operasi. Aamiin,” tulis Eylan Heist.

“Semoga cepet sembuh mas tukul yang selalu menghibur di acara tv,” tulis Ameena Mstafa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini