Terpapar Cacar Monyet? Begini Tata Cara Lakukan Isolasi Mandiri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Beberapa hari lalu, kasus pertama cacar monyet telah ditemukan di Jakarta sehingga kewaspadaan perlu ditingkatkan. Lalu, bagaimana tata cara melakukan isoman (isolasi) mandiri saat terpapar penyakit tersebut?

Kebanyakan pengidap cacar monyet tidak memerlukan rawat inap. Centers for Disease Control and Prevention pun merekomendasikan agar orang yang mengidap cacar monyet melakukan isolasi mandiri di rumah.

Kemenkes RI menyarankan isolasi mandiri dilakukan di rumah, namun ini bisa tergantung pada tingkat keparahan pengidap cacar monyet. Isolasi mandiri pun dilakukan tidak hanya sebagai penanganan untuk orang yang terinfeksi, melainkan untuk membantu mencegah penularan yang lebih masif.

Orang yang terinfeksi virus monkeypox dapat menyebarkan penyakit dari saat gejala dimulai sampai gejala hilang. Bahkan saat penyembuhan ruam sedang berlangsung dengan pembentukan lapisan kulit baru, pengidapnya masih bisa menginfeksi orang lainnya.

Jika seseorang terinfeksi, sebaiknya dia segera melakukan isolasi mandiri dengan ketentuan berikut ini:

  1. Lakukan isolasi mandiri di rumah ketika mengalami gejala dengan demam atau gejala pernapasan, termasuk sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau batuk.
  2. Hindari kontak dekat atau fisik dengan orang dan hewan peliharaan.
  3. Tutupi lesi dengan perban dan kenakan masker yang pas. Hindari juga naik transportasi umum saat meninggalkan rumah saat hendak melakukan perawatan medis di rumah sakit atau saat dalam keadaan darurat.
  4. Ketika beraktivitas di rumah, tutupi semua bagian ruam dengan pakaian, sarung tangan, atau perban.
  5. Saat berkomunikasi dengan orang rumah, tetap kenakan masker yang pas untuk mencegah penyebaran sekresi mulut dan pernapasan saat berinteraksi dengan orang lain sampai ruam dan semua gejala lainnya hilang.
  6. Masker harus pas di wajah tanpa celah di sepanjang tepi atau di sekitar hidung dan nyaman serta dipakai dengan benar di atas hidung dan mulut.
  7. Jangan berbagi barang yang telah dipakai atau dipegang dengan orang atau hewan peliharaan.
  8. Cuci atau desinfeksi barang-barang yang telah dipakai ataupun tanpa sengaja tersentuh oleh lesi.
  9. Hindari kontak fisik dekat, termasuk kontak seksual, bersalaman, dan berpelukan dengan orang lain.
  10. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol, terutama setelah kontak langsung dengan ruam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini