Telur Abad, Cemilan yang Sudah Berusia 500 Tahun

Baca Juga

MATA INDONESIA, HONG KONG – Tahu kan telur asin? olahan yang dibuat dari telur bebek yang diawetkan dengan cara merendamnya ke adonan bubuk batu bata merah dan garam. Di Cina, ternyata punya telur yang mirip dengan telur asin. Namanya Telur Abad.

Perbedaan Telur Asin dan Telur Abad dilihat dari warnanya. Jika Telur Asin warnanya cerah, telur yang diawetkan di Cina memiliki warna akhir yang gelap, baik bagian putih maupun kuningnya, semua berwarna gelap. Bahkan karena warna yang dihasilkan itu, telur ini mendapat julukan Telur Abad, seolah-olah sebutir telur yang datang dari waktu yang begitu lama.

Nama telur ini sering juga disebut telur seratus tahun, telur seribu tahun, telur berumur seribu tahun, telur milenium, telur kulit, atau telur hitam. Ini adalah produk telur yang diawetkan dengan proses pengolahan bebek, ayam atau telur puyuh dalam campuran tanah liat, abu, garam, kapur mentah, dan sekam padi selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada metode pengolahannya.

Diketahui, resep telur yang kini disajikan dengan sayuran itu sudah berusia lebih dari 500 tahun. Kisah penemuan Telur Abad ini bermula ketika ada seorang petani yang menemukan telur bebek di sebuah kolam air berlumpur. Setelah mencoba rasanya, petani tersebut berupaya membuat telur persis seperti yang dia temukan.

Alhasil, dirinya menemukan resep telur yang kini bisa dinikmati di berbagai belahan dunia.

Proses awal pembuatan Telur Abad yaitu menyiapkan sebuah tong yang dipenuhi dengan beberapa campuran seperti teh hitam kental, garam dan arang. Setelah itu, tong tersebut didiamkan dan didinginkan semalaman. Kemudian, keesokan harinya telor bebek dimasukan ke dalam tong itu agar bercampur dan mengedap selama tujuh pekan.

Lalu, bagaimana ciri khas dari telor tersebut? Berbeda dengan telur pada umumnya, isi dari telur abad berwarna hitam kecoklatan dan hijau rawa. Selain itu, aromanya seperti ammonia  yang membuat telur abad dijuluki sebagai ‘telur urine kuda’. Terlepas dari penampilan dan ciri khasnya yang kurang menarik, banyak orang tua yang memberi telur tersebut ke anak anaknya.

Kondisi itu yang pernah dialami oleh warga Hong Kong yang bernama CL Chan. Ia bercerita bagaimana awal mula dirinya memakan Telur Abad. ”Saya ingat ketika ayah menunjukan telur itu kehadapan saya. Reaksi saya pertama kali yaitu agak mual karena baunya sangat tidak sedap. Tapi, perlahan saya mencicipinya dan menganggapnya sebagai makanan yang sehat. Setiap kali saya sakit gigi, ibu saya akan membuat bubur yang dicampuri dengan telur abad, ketumbar, dan daging babi yang lunak. Kali ini rasanya sangat lembut, ” kata CL Chan.

Kini, Telur Abad bukan hanya sekedar makanan pelengkap bagi petani atau warga desa. Melainkan sudah menjadi menu utama di kedai kedai yang berada di Hongkong. Salah satunya yaitu Restoran Yung Kee. Mereka menyajikan Telur Abad bersama jahe merah muda yang tebal. Direktur restoran tersebut yang bernama Carrel Kam mengatakan bahwa telur itu dijadikan makanan pembuka bagi para tamu. ”Kadangkala kami menyajikan Telur Abad untuk tamu asing yang datang. Reaksi mereka pertama kali agak sedikit ketakutan karena melihat bentuknya yang sangat buruk dan lengket. Akan tetapi, itu hanya faktor psikologis mereka. Saat dicicipi rasanya sangat enak,” kata Carrel Kam.

Selain Restoran Yung Kee, Telur Abad juga tersedia di Toko Hang Hueng yang dibuka sejak 1920. Bedanya, di tempat itu Telur Abad dijadikan sebuah kue yang sangat lembut. Resepnya sangat sederhana yaitu menggunakan Telur Abad, acar jahe, adonan kue puff pastry dan pasta kacang. Kemudian, selama proses pembuatan mereka akan memilih telur yang tepat agar menjadi sebuah kue yang renyah.

Meski begitu, manajer toko kue Hang Heung yang bernama Kazu Leung mengatakan bahwa kini makanan ini hanya digemari oleh orang tua. ”Masanya telah berganti. Anak anak muda kurang menunjukan minat pada makanan tradisional. Kami menyadari bahwa kue tradisional ini hanya berlaku bagi generasi akhir 1970-an dan akhir 1980-an,” kata Kazu Leung.

Walau telur abad tidak lagi menjadi makanan favorit, tapi juru masak di Hong Kong akan terus berupaya untuk melestarikan warisan kuliner tersebut.

Reporter : R Al Redho Radja S

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Transformasi Ekonomi Indonesia: Swasembada Pangan dan Energi Jadi Prioritas Strategis

Di tengah kompleksitas situasi geopolitik dunia yang terus berkembang, Indonesia memposisikan program kemandirian pangan dan energi sebagai prioritas strategisnasional. Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam memperkuat sektor pertanian dan energi terbarukan, sebagai bagian dari transformasi ekonomi menuju kemandirian dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan. Transformasi ekonomi Indonesia melalui program swasembada pangan dan energimerupakan wujud nyata dari cita-cita kemandirian bangsa yang telah lama didambakansejak era kemerdekaan. Program strategis ini tidak hanya bertujuan mengurangiketergantungan impor, tetapi juga menghidupkan kembali semangat berdikari yang menjadi fondasi kedaulatan nasional Indonesia.  Dalam konteks kemandirian bangsa, swasembada pangan dan energi menjadi pilar utama yang menentukan kemampuan Indonesia untuk berdiri tegak di tengah dinamikaglobal yang penuh ketidakpastian.  Swasembada bukan tujuan jangka pendek, tetapi fondasi kemandirian nasional. Pemerintah terus membangun visi jangka panjang yang mencakup ketahanan logistik, kedaulatan ekonomi, dan stabilitas nasional. Perspektif ini menegaskan bahwa program swasembada harus dipahami sebagai investasi strategis untuk generasi mendatang. Peter Abdullah, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya transformasi struktural ini bagimasa depan bangsa Indonesia. Menurut Peter Abdullah, upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bangsamelalui swasembada pangan dan energi merupakan langkah strategis dalammemperkuat ketahanan nasional, baik dalam situasi damai maupun krisis global. Pandangan ini menegaskan bahwa program swasembada bukan sekadar target produksi, melainkan investasi jangka panjang untuk stabilitas negara.  Ketahanan pangan dan energi bukan semata isu ekonomi, melainkan bagian daripertahanan negara. Dalam konteks ini, pemerintah mendorong penguatan sektordomestik agar Indonesia tidak bergantung pada impor dalam kondisi darurat. Strategi ini menjadi semakin relevan mengingat berbagai gejolak geopolitik yang kerapmempengaruhi rantai pasokan global. Peter Abdullah melihat upaya ini sebagaimomentum penting untuk mengubah paradigma pembangunan yang selama ini terlalubergantung pada sektor ekstraktif dan impor. Fokus pada transformasi ekonomi ini tidak hanya bertujuan mencapai swasembada, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih resilient dan inklusif. Denganmemperkuat fondasi domestik, Indonesia diharapkan dapat mengurangi kerentananterhadap fluktuasi harga komoditas global dan shock ekonomi eksternal. Peningkatan produktivitas menjadi fokus utama dalam roadmap swasembada nasional. Pemerintah mulai membenahi sistem insentif agar petani memperoleh keuntungan yang layak, sekaligus menarik generasi muda kembali ke sektor pertanian. Langkah inidipandang krusial mengingat tantangan regenerasi yang dihadapi sektor pertanianIndonesia. Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara harga yang terjangkau bagikonsumen dan pendapatan yang memadai bagi petani. Strategi ini diharapkan dapatmeningkatkan daya beli masyarakat perdesaan dan mendorong pertumbuhan ekonominasional yang lebih merata. Dukungan terhadap komoditas unggulan seperti beras terus diperkuat dalam program swasembada nasional. Pemerintah melihat potensi besar untuk mencapai swasembada, mengingat kapasitas panen Indonesia yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Optimisme ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Indonesia yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini