Tak Ada Akun yang Dihapus, WhatsApp Akhirnya Menyerah Tunda Aturan Soal Data

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dikecam dan nyaris ditinggalkan penggunanya, aplikasi WhatsApp akhirnya memilih menunda kebijakan barunya.

Dilansir dari WhatsApp, pada Sabtu 15 Januari 2021, keputusan ini diambil setelah banyak pengguna dan regulator di beberapa negara menyoroti aturan baru tersebut.

WhatsApp mengakui menerima banyak masukan dari pengguna mengenai pembaruan kebijakan privasi yang dianggap kurang jelas. Hal tersebut menyebabkan banyak informasi salah yang beredar sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi pengguna.

WhatsApp pun memundurkan pemberlakukan kebijakan baru. Dengan begitu, akun WhatsAap yang tidak memperbaruhi kebijakan privasinya tidak akan dihapus.

“Tidak ada akun pengguna yang akan ditangguhkan atau dihapus pada 8 Februari 2021,” ujar WhatsApp.

Perusahaan aplikasi itu juga akan berusaha menjernihkan informasi seputar cara kerja privasi dan keamanannya. Kemudian secara bertahap, perusahaan akan memberi tahu pengguna untuk meninjau kebijakan tersebut sebelum opsi bisnis yang baru tersedia pada 15 Mei 2021.

Anak usaha Facebook itu menyatakan bahwa WhatsApp dibangun atas ide yang sederhana yaitu membagikan pesan antar teman atau keluarga yang hanya diketahui oleh pengirim dan penerima. Itu berarti percakapan pribadi akan selalu dilindungi dengan enkripsi end-to-end.

”WhatsApp maupun Facebook tidak dapat melihat pesan-pesan privat itu karena kami tidak menyimpan catatan pengiriman pesan, panggilan, dan lokasi. Kami juga tidak membagikan daftar kontak Anda dengan Facebook,”

Pembaruan itu juga memberikan transparansi lebih lanjut mengenai cara mengumpulkan dan menggunakan data yang ada di WhastApp.

Saat ini tidak semua pengguna berbelanja melalui WhatsApp. Namun, WhatsApp optimistis akan banyak pengguna berbelanja melalui aplikasi itu di masa mendatang. Oleh karena itu, penting bagi para pengguna untuk mengetahui layanan-layanan tersebut. Meski begitu, pembaruan kebijakan tidak meningkatkan kemampuan WhatsApp untuk berbagi data dengan Facebook.

Sebelumnya, WhatsApp menerbitkan kebijakan baru yang memuat 10 subtopik yakni data yang dikumpulkan oleh perusahaan, penggunaannya, informasi yang pengguna dan WhatsApp bagikan, serta informasi pihak ketiga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Generasi Muda Harus Jaga Nilai Kemerdekaan di Tengah Gempuran Budaya Pop

Oleh: Aulia Sofyan Harahap )* Seluruh generasi muda Indonesia harus terus menjaga nilai kemerdekaan meski di tengah adanya berbagai macam gempuran budaya pop, termasuk yang sedangmenjadi tren belakangan ini yakni anime One Piece. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ruang digital terus ramai memperbincangkan adanya fenomena pengibaran bendera bajak lautdari serial anime One Piece.  Simbol tengkorak dengan topi jerami itu muncul di sejumlah lokasi, yang kemudianmenyulut pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagaibentuk ekspresi semata, namun sebagian lainnya justru menilai bahwa pengibaranbendera One Piece itu sebagai salah satu bentuk upaya provokasi yang berpotensimengaburkan nilai-nilai sakral kemerdekaan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Ahmad Muzani merespons seluruh haltersebut dengan pandangan yang lebih moderat. Ia memandang bahwa tindakantersebut sebagai ekspresi kreatif dari masyarakat, terutama pada para generasimuda yang tengah hidup dalam era digital dan budaya global.  Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa sejatinya semangat kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun bahkan termasuk keberadaan budaya pop sekalipun. Muzani meyakinibahwa di balik simbol asing yang diangkat tersebut, seluruh masyarakat sejatinyatetap menyimpan Merah Putih dalam lubuk hati mereka. Senada dengan hal itu, politikus Andi Arief memandang bahwa pengibaran benderatersebut memang bukan sebagai bentuk pemberontakan, melainkan sebagai simbolharapan. Ia membaca tindakan itu sebagai protes yang muncul dari keresahan, namun tetap mengandung semangat untuk membangun Indonesia tercinta. Bagi sebagian kalangan, ekspresi semacam itu bukan berarti meninggalkan kecintaanpada tanah air, tetapi justru sebagai bentuk pencarian atas harapan yang lebih baikbagi bangsa. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli...
- Advertisement -

Baca berita yang ini