Tahu Gak Sih? Ini Alasan Setir Mobil Indonesia Ada di Kanan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pernahkah kamu memikirkan mengapa di Indonesia, posisi setir pada mobil berada di sebelah kanan? Padahal saat ini 60 persen pengguna mobil diseluruh dunia menggunakan posisi setir kemudi di sebelah kiri.

Dikutip dari World Standards, hanya ada 35 persen negara di dunia yang menganut setir kanan. Negara-negara tersebut kebanyakan merupakan koloni Inggris kuno.

Ternyata hal ini berhubungan dengan masa penajajahan kita dahulu loh gaes. Penggunaan posisi kemudi di Indonesia erat kaitannya dengan regulasi yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda saat dahulu menjajah bangsa kita.

Mulanya, pada abad ke-16, sistem mengemudi di sebelah kiri telah diberlakukan oleh Belanda di Indonesia. Aturan ini pun berlaku di semua wilayah Belanda termasuk Suriname.

Akan tetapi, dilansir dari Otodriver, alasan posisi setir kemudi mobil Indonesia berada di sebelah kanan juga dikaitkan oleh kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte. Napoleon Bonaparte mulai menerapkan berpergian di sisi kanan jalan ketika ia menaklukan negara-negara di Eropa, salah satunya Belanda.

Kekalahan Belanda pada Prancis nyatanya berdampak pada banyak hal, salah satunya aturan mengemudi. Saat di jajah oleh Prancis inilah yang membuat Belanda akhirnya mengubah posisi mengemudi di sebelah kanan dengan setir mobil di sebelah kiri.

Namun, perubahan aturan berkendara itu nyatanya tak diberlakukan oleh negara-negara jajahannya, termasuk Indonesia. Aturan ini pun terus diterapkan hingga saat ini, dimana kita mengemudi di sebelah kanan dengan posisi setir mobil di sebelah kiri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Siapkan Pemulihan Infrastruktur Strategis Bencana Sumatera

Oleh: Citra Kurnia Khudori)* Bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera telah merusakinfrastruktur, mulai dari jalan, jembatan, hingga fasilitas publik vital. Kerusakan initidak hanya menghambat aktivitas ekonomi dan layanan dasar, tetapi juga menentukan kecepatan pemulihan kehidupan masyarakat terdampak. Dalam konteks pemulihan pascabencana, pembangunan infrastruktur strategis tidakdapat dilepaskan dari kebutuhan masyarakat di tingkat paling dasar. Akses jalan, jembatan penghubung, dan fasilitas umum menjadi prasyarat agar distribusibantuan, layanan kesehatan, serta aktivitas ekonomi lokal dapat kembali berjalan. Pemerintah pun menegaskan komitmennya untuk menyiapkan langkah pemulihaninfrastruktur secara terencana, terukur, dan berkelanjutan. Upaya ini menjadi krusialagar proses rehabilitasi tidak sekadar membangun kembali yang rusak, melainkanmemperkuat daya tahan wilayah terhadap risiko bencana di masa depan. Beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto telah memaparkan sejumlahlangkah strategis pemerintah dalam percepatan pemulihan infrastruktur dasar dan peningkatan pelayanan bagi masyarakat. Langkah tersebut didukung denganpenyiapan anggaran khusus untuk memperkuat fasilitas desa dan infrastrukturdaerah.  Presiden Prabowo mengatakan, anggaran tersebut disiapkan dengan melakukanpenghematan di tingkat pusat agar dapat sebanyak mungkin memberikan bantuanguna kepentingan rakyat di paling bawah, seperti desa dan kecamatan.  Terkait infrastruktur yang rusak akibat bencana, Presiden Prabowo menegaskanbahwa pemerintah akan segera memperbaiki jalur-jalur vital yang terdampak banjir. Langkah itu dinilai penting untuk diprioritaskan karena berdampak pada pemulihankonektivitas wilayah dan memastikan aktivitas warga dapat berjalan normal.  Sejauh ini, jalan-jalan yang rusak, serta jembatan-jembatan yang putus telahmenghambat penyaluran bantuan bagi para korban bencana. Dengan akses jalanyang terhubung kembali diharapkan pemulihan bencana bisa dilakukan dengancepat.  Selain infrastruktur dasar, Presiden Prabowo memastikan komitmen pemerintahdalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan di...
- Advertisement -

Baca berita yang ini