MATA INDONESIA, JAKARTA – Merokok ternyata telah menjadi kebiasaan manusia yang telah berlangsung lama, bahkan lebih lama dari yang dibayangkan. Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Nature Human Behavior, para arkeolog menemukan bukti bahwa orang telah menikmati tembakau sejak 12,300 tahun yang lalu!
Tembakau berasal dari tanaman dalam genus Nicotiana, yakni anggota keluarga nightshade (juga rumah bagi tomat, kentang, terong dan paprika). Berasal dari Amerika Utara dan Selatan, tanaman ini didomestikasi oleh masyarakat adat ribuan tahun yang lalu dan sering digunakan dalam konteks keagamaan, pengobatan, dan upacara.
Sampai sekarang, catatan tertua tentang penggunaan tembakau menunjukkan bahwa tembakau telah dihisap dalam pipa. Sebagaimana dicatat oleh penulis penelitian, tembakau dikatakan memiliki dampak sosial dan ekonomi yang paling kritis dari semua tanaman memabukkan yang disukai oleh manusia.
Dalam penggalian situs Wishbone di Gurun Great Salt Lake di Utah saat ini, penulis utama Daron Duke dan rekan-rekannya menemukan empat biji hangus dari varietas tembakau gurun liar yang dikenal sebagai Nicotiana attenuata.
“Spesies ini tidak pernah didomestikasi tetapi digunakan oleh penduduk asli di wilayah tersebut hingga hari ini,” kata Duke, melansir News Week, Kamis, 14 Oktober 2021.
Benih-benih itu ditemukan di sisa-sisa perapian, sebuah fakta yang menunjukkan bahwa benih itu digunakan oleh manusia pada saat itu. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa benih yang diidentifikasi di perapian prasejarah biasanya mewakili penggunaan manusia kecuali disebabkan oleh faktor alam.
Setelah menyelidiki dua hipotesis alternatif, penulis menyimpulkan bahwa keduanya tidak akan menjelaskan penampilan biji tembakau. Meskipun tim arkeologi yakin bahwa manusia menggunakan tembakau, metode konsumsinya masih belum diketahui.
Seperti yang dicatat Duke dan rekan-rekannya, mereka tidak dapat menentukan dengan pasti cara penggunaan tembakau oleh manusia di lokasi, tetapi beberapa pertimbangan berguna untuk mempersempit kisaran kemungkinan.
Menurut Reuters, alat tajam dan ujung tombak obsidian juga ditemukan di situs Wishbone. Pada salah satu ujung tombak ini, para ilmuwan bahkan menemukan sisa-sisa darah dari mamut atau mastodon, keduanya telah punah ribuan tahun yang lalu.
“Kami hanya tahu sedikit tentang budaya mereka,” kata Duke kepada outlet berita.
“Hal yang paling menggelitik saya tentang penemuan ini adalah jendela sosial yang diberikannya pada aktivitas sederhana di masa lalu yang tidak terdokumentasi. Imajinasi saya menjadi liar,” tuntasnya.