Soal dan Jawaban Materi Meneliti Lingkungan Hidup 1-3 SD di TVRI 30 November 2020

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Program Belajar dari Rumah TVRI hingga kini masih terus berlanjut di masa new normal corona (covid-19).

Berikut soal dan kunci jawaban materi ‘Meneliti Lingkungan Hidup’ di TVRI untuk kelas 1-3 SD pada Senin, 30 November 2020, dilansir dari Kemdikbud :

1. Berikan salah satu contoh tindakan yang bisa kita lakukan untuk ikut menjaga kelestarian fauna!
– Memperhatikan alam
– Mempelajari hewan
– Membangun tempat perlindungan, rehabilitasi dan suaka margasatwa.
– Melalui program pembangunan berkelanjutan
– Membentuk taman nasional, cagar alam dan suaka margasatwa.
– Melindungi binatang liar dari perburuan.
– Menghapus praktik penangkapan ikan yang merusak lingkungan.
– Memberantas perdagangan satwa dilindungi.
– Mendidik masyarakat tentang pentingnya pelestarian hewan.

2. Apa yang telah kamu ketahui tentang terumbu karang? Coba dijelaskan, ya!
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis (hidup saling menguntungkan) dengan zooxanthellae, organisme mirip tumbuhan. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.

Uniknya terumbu karang tumbuh dengan menimbun kalsium karbonat yang terlihat seperti kapur. Dari kapur ini, terumbu karang bisa merekam jejak perubahan laut termasuk kondisi keasaman laut di masa lampau. Komposisi kimia dari kalsium karbonat dapat menunjukkan seberapa asam air laut dari masa ke masa.

*Fungsi terumbu karang, yaitu
– Pelindung Ekosistem Pantai
– Penghasil Oksigen
– Rumah bagi berbagai jenis makhluk hidup
– Sumber Obat-Obatan
– Objek Wisata
– Daerah Penelitian
– Mempunyai Nilai Spiritual

3. Coba ceritakan kembali, apa itu “SMONG”!
SMONG adalah Sebutan bagi masyarakat di Simeulue (Wilayah Barat pulau Sumatera Indonesia) saat Tsunami hendak datang. Selama ini kita mengenal kata Tsunami yang berasal dari bahasa Jepang. Tetapi di Simeulue nyatanya Tsunami disebut dengan istilah SMONG.

Kata SMONG berasal dari rumpun kata di Simeulue yang disampaikan secara turun temurun berdasarkan adat tutur, pengetahuan lokal serta cerita budaya dan seni. Dengan kata lain kata SMONG telah menjadi pengetahuan lokal penduduk setempat. Pengetahuan lokal akan SMONG ini yang membuat penduduk selamat.

Jadi saat Tsunami hendak menyapu desa, rakyat Simeulue yang tinggal hanya beberapa meter dari tepi laut langsung menyelamatkan diri ke bukit sambal berteriak SMONG! SMONG!. Semua yang mendengarnya, paham dan mengikutinya sehingga selamat.

Pelajaran lokal akan datangnya SMONG telah menjadi pelajaran hidup bagi masyarakat Simeulue sejak Tsunami pertama pada tahun 1907 silam sehingga mampu menyelamatkan mereka pada Tsunami 2004.

Pada Tsunami tahun 1907, Tsunami telah meluluhlantahkan Pulau Simeulue hingga menyebabkan korban jiwa lebih dari setelah jumlah penduduk saat itu.

Sementara pada Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 terjadi serentak di 14 negara termasuk Indonesia sehingga menelan kurang lebih 250 Ribu korban jiwa.

Simeulue merupakan satu diantara daerah yang terkena dampak. Namun ada yang berbeda, meski ratusan rumah penduduk di Simeulue hancur dan rata dengan tanah, namun korban jiwa yang dilaporkan kurang dari 10 jiwa yang jauh lebih kecil dari tragedi Tsunami sebelumnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini