MATA INDONESIA, JAKARTA – Selain Delta, kini ditemukan varian virus Kappa di Indonesia. Seberapa bahaya tipe virus tersebut dibandingkan yang lain?
Varian Kappa adalah strain virus mutan ganda yang dikenal juga dengan B.1.167.1. Virus corona yang telah bermutasi ini telah menimbulkan tanda bahaya dan disebut-sebut lebih mudah untuk menular. Disebutkan jika varian baru ini telah terdeteksi di beberapa wilayah Indonesia, yaitu DKI Jakarta dan Sumatera Selatan.
Mutasi ganda ini terdiri dari dua varian virus, termasuk mutasi E484Q yang dipercaya dapat menyebar dengan cepat, mirip dengan varian yang menyebar di Brazil dan Afrika Selatan. Lalu, ada mutasi L452R yang membantu virus lolos dari respons sistem imunitas di tubuh. Maka dari itu, penting untuk menekan penyebarannya.
Dikutip dari Halodoc, Varian Kappa dikategorikan WHO masuk dalam Variant of Interest (VOI). Hal ini karena genomnya memiliki mutasi dengan implikasi fenotipik yang telah ditetapkan atau diduga. Virus ini telah diidentifikasi sebelumnya menyebabkan penularan yang menyebabkan cluster COVID-19, atau telah terdeteksi di banyak negara.
Beberapa epidemiolog menyebut, varian ini lebih mudah menyebar dan menyebabkan infeksi saat masuk ke tubuh. Seseorang yang mengidapnya dapat menimbulkan gejala menyerupai campak dan mampu masuk ke tubuh walau hanya dengan berpapasan dengan seseorang yang mengidapnya. Meski begitu, efektivitas penularan dan kemampuannya untuk menghindari sistem imun masih terus diteliti.
Varian Kappa penyebab COVID-19 ini tercatat telah menyebar ke 27 negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Singapura, Kanada, dan Australia. Bahkan, Italia melaporkan lonjakan yang cukup tinggi dalam satu bulan terakhir terhadap serangan varian baru ini. Tercatat, Italia telah mengumumkan terjadi lebih dari 100.000 kematian sejak Februari tahun lalu.
Berdasarkan studi University of Oxford, disebutkan AstraZeneca dapat memberikan perlindungan terhadap varian Delta dan Kappa. Studi ini menyelidiki kemampuan antibodi monoklonal dalam serum dari orang yang sudah pulih dan serum dari orang yang divaksinasi untuk menetralkan virus corona yang telah bermutasi tersebut.
Studi tersebut juga menyebutkan jika netralisasi terhadap varian Delta dan Kappa sebanding dengan yang terjadi pada varian Alpha dan Gamma. Hal ini memberikan indikasi awal jika tingkat perlindungan yang sama dapat dicapai untuk mencegah penyebaran penyakit COVID-19 untuk beberapa mutasi.