MATA INDONESIA, JAKARTA – Dunia telah banyak berubah, begitupun dengan fungsi dan peran dari radio. alih-alih menjadi sumber berita hingga propaganda politik, kini radio telah punya banyak peran. Radio di masa kini telah bertambah peran sebagai sarana hiburan, tempat curhat dan juga tempat untuk ngobrol.
Ini menjadi bukti bahwa radio mampu beradaptasi seiring zaman dan waktu bergulir. Pun bentuk dan rupa radio juga ikut berevolusi. Berikut penampakan radio dari masa ke masa :
Radio Marconi, tahun 1895
Konon radio ini dianggap sebagai radio pertama yang dibuat pada tahun 1895. Pembuatnya adalah perusahaan milik Guglielmo Marconi, orang Amerika keturunan Italia yang memegang hak paten atas penemuan radio.
Namanya saja produk pertama, tentu ada banyak kekurangan pada radio ini bila dibandingkan dengan radio jaman sekarang. Contoh, radio ini hanya mampu menjangkau sinyal radio dalam radius 1,5 kilometer saja, dan karena bodinya besar maka sudah pasti radio ini sangat berat.
Radio jaman Perang Dunia I
Dari bentuknya yang amat sangat besar, bisa ditebak kalau radio ini sangat berat. Tidak bisa dibawa kemana-mana, dan jelas harganya juga selangit.
Jadi, jangan heran kalau di tahun-tahun ini hanya para ningrat yang bisa punya radio. Dan siarannya lebih banyak diisi dengan lagu-lagu dan sandiwara radio.
Radio jaman Perang Dunia II
Bentuknya sudah agak lebih kecil. Tapi tetap saja tampilannya tidak ada indah-indahnya sama sekali. Walaupun kelihatan kecil dan terbuat dari kayu.
Tapi radio antik bermerk Philips ini bobotnya 18 kg, panjang 60 centi dan tinggi 55 centi, sebenarnya tak terlalu besar. Tapi mungkin komponen-komponen yang ada di dalamnya yang membuat radio ini teramat berat.
Radio tripleks merk National
Sesuai namanya, radio ini terbuat dari tripleks dan berbentuknya kotak persegi. Selain itu, dibekali dengan satu speaker sedang dan tabulasi frekuensi yang memenuhi 2/3 tampilan depan radio. Antenanya memanjang ke atas, tidak dapat ditekuk, tapi bisa ditekan memendek.
Radio ini masih mengandalkan daya dari 4 baterai dan hanya bisa menangkap gelombang MW & SW. Meski terkesan jadul, tapi lewat radio ini siaran-siaran dari luar bisa didengar. Seperti siaran Radio Singapore International (RSI), BBC London, Deutsche Welle (Jerman), Voice of America (VoA) berbahasa Indonesia yang disiarkan langsung dari Washington DC, radio Jepang, radio Cina, radio India, dan beberapa siaran radio internasional lain.
Radio portabel jaman breakdance
Radio jenis ini muncul di zaman breakdance tengah ngetop. Lewat radio ini, orang-orang bisa mendengar dan mengenal lagu-lagunya Pance S. Pondaag, Tommy J. Pisa, Endang Esrtaurina, dan terkadang lagu-lagu konyol milik PMR-nya Johnny Iskandar.
Kalau tidak salah, pesawat radio ini sudah bisa untuk menangkap siaran yang menggunakan frekuensi AM. Siaran dengan frekuensi FM belum begitu marak kala itu. Tenaganya sudah memakai listrik AC/DC, jadi tinggal colokkan saja kabelnya ke colokan listrik.
Radio mini, radio saku
Memasuki tahun 2000-an, radio sudah semakin kecil. Orang bilang radio saku, tapi ada juga yang ukurannya bahkan jauh lebih kecil dari saku baju.
Cukup dengan 2 buah baterai ukuran A2, malah ada yang cuma pakai baterai A1, radio ini sudah bisa didengarkan suaranya. Bisa untuk frekuensi AM, FM, SW, dan MW.
Radio Online
Kini, radio tak hanya bisa didengar dengan pesawat radio saja, tapi juga di internet melalui siaran online streaming atau lewat aplikasi yang tersedia di smartphone. Bahkan penggunaanya lebih praktis dan tidak ribet seperti generasi sebelumnya.