Sepenggal Cerita dari Presia Morin, Pembawa Bendera Merah Putih dalam HUT RI ke 77 di Kota Kupang

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUPANG – Namanya adalah Presia Morin Ardianti Balukh. Kini berusia 16 tahun dan merupakan salah siswi kelas XII IPA SMA Negeri 1 Kota Kupang. Dirinya yang ditunjuk menjadi pembawa baki bendera merah putih dalam upacara Hari Ulang Tahun RI Ke–77 di halaman depan Kantor Walikota Kupang.

Saat ditemui wartawan, ia mengaku sempat cemas dengan tugas yang diembannya.

“Agak deg–degan , tapi akhirnya senang sekali bisa selesai dengan baik,” ujarnya, Rabu 17 Agustus 2022.

Presisi Morin Ardianti Balukh bersama kedua orang tuanya (dok: Emanuel Taena/minews.id)

Ia mengungkapkan bahwa untuk bisa terpilih menjadi pembawa baki harus melalui proses yang tak mudah.

“Pertama itu seleksi tinggi badan, berat badan, setelah itu seleksi fisik seperti push up, sit up, lari habis itu seleksi kesehatan, seleksi wawancara dan masih banyak banyak lagi,” katanya.

Saat ditanya tentang cita-cita ke depan, ia dengan penuh semangat mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi polwan.

Kontributor Kota Kupang: Emanuel Taena

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini